Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

6. Sebuah Kisah

Bagas dan Mawar duduk sebagai tersangka di hadapan warga desa Bernai. Bingung harus ngomong apa karena memang mereka telah berbuat zina. Jadi mereka hanya diam.

"Loh ... loh ada apa ini?" Nenek pemilik rumah datang sepertinya dari kebun karena membawa berbagai sayuran.

"Nek. Nenek membiarkan mereka berzina di rumah nenek?" tanya seseorang yang ternyata adalah kepala desa.

"Lah kenapa memangnya, mereka kan cucuku."

"Jangan bercanda, Nek. Kami tahu nenek tinggal seorang diri."

"Iya, tapi kamu juga ingat kalau aku punya anak perempuan yang merantau ke Jawa, ini anaknya Sinai. Lihat ini mukanya sama kayak anakku."

Nenek mengambil foto puterinya. Dan benar saja ternyata mukanya mirip dengan Mawar. Semua warga yang hadir mulai percaya dengan penuturan sang nenek.

"Mereka itu pengantin baru tahu. Lagi Honeymoon disini. Baru nyampe tadi malam. Malah kalian mengganggu saja."

Setelah mendengarkan penjelasan nenek, Kepala desa akhirnya meminta maaf dan semua orang akhirnya pamit. Kini tinggallah Bagas, Mawar dan si nenek.

"Nek terima kasih." Mawar memeluk sang nenek.

"Tidak apa-apa. Nenek tahu cinta yang tak direstui itu memang sungguh menyakitkan."

"Nek, Sinai siapa?" tanya Mawar lagi.

"Puteri tunggalku. Sinai dulu juga jatuh cinta dengan pemuda Jawa. Tapi Ayahnya tidak mengijinkannya. Hingga akhirnya sang pemuda memilih pulang ke Jawa karena cintanya tak direstui oleh ayah Sinai. Sinai yang patah hati memilih pergi dan tak pernah kembali. Suamiku mencarinya bahkan hingga ke Jawa. Ternyata sampai disana, suamiku memperoleh kabar Sinai bunuh diri karena mengetahui lelaki pujaan hatinya dijodohkan oleh orang tuanya. Sinai menabrakkan dirinya pada kereta yang melaju." Cerita sang nenek.

"Suamiku merasa bersalah, andai dulu dia mengijinkan Sinai menikah dengan lelaki pilihannya mungkin tak seperti ini. Kami hanya terlalu takut Sinai dibawa ke Jawa karena dia satu-satunya anak kami. Tapi rupanya, kami lebih takut kehilangan Sinai. Andai saja dulu kami bisa mengekang ego kami. Setidaknya Sinai masih hidup walau kami terpisah jarak." Nenek menangis mengenang puterinya.

Mawar yang aslinya berhati lembut tersentuh dan memeluk sang nenek. Bagas hanya diam tapi matanya berkaca, ternyata nasib ibunya lebih beruntung. Sungguh wanita yang jauh lebih beruntung dari Sinai. Karena dia sempat merasakan dicintai dan diperjuangkan oleh ayahnya, Bagus Surya Atmaja.

****

Bara menjemput mereka berdua pada sore hari. Selama perjalanan mereka hanya membisu. Bahkan tak terlontar kata apapun ketika mereka berpisah.

Malam hari, di kamar kost nya Bagas merasa kesepian. Bolak balik dia merasa gelisah, semalaman bergumul mesra dengan Mawar benar-benar membuat otaknya tak waras. Dia benar-benar merindukan Mawar, merindukan orangnya dan kehangatannya. Ya Tuhan, Bagas mulai gila. Ditambah lagi status keempat kawannya yang semuanya tertuju pada istri/pacar masing-masing.

Hasan : "Belanja bareng ibu negara"

Zidan : " Terima kasih istriku sayang, atas kadonya. Muah ... muah. Makin cinta

Mateo : Ketemu camer deg-degan, tapi lihat senyum adik sayang, ketakutanku hilang.

Ricky : Ayam geprek buatan istriku memang yang terbaik.

****

Sementara di tempat lain, Iwan sedang bicara serius dengan Nawang.

"Gimana Bang, apa uangku sudah mencapai satu milyar? Aku pengen terlepas dari Kevin. Aku tak mau jadi miliknya bang. Sudah cukup 3 tahun ini aku berbuat dosa."

"Kamu tenang aja, abang udah punya kartu AS kalau Kevin sampai macem-macem sama kamu," sahut Iwan.

"Maksudnya Bang?"

"Udah kamu tenang saja. Percaya sama abang."

****

Bagas melewati koridor kantor dengan muka dinginnya. Feri yang sedang duduk bersantai langsung menghampiri Bagas.

"Hai Bro," sapanya ramah.

Tiba-tiba Bagas langsung menonjok muka Feri.

"Gas, kamu apa-apaan hah?! Kurang ajar kamu." Feri marah dan berniat menonjol balik sayang Bagas bisa mengelak.

"Lalu maksud Abang apa? Ngasih aku minuman yang sudah dicampur sama obat hah!" teriak Bagas.

Feri terdiam, dia tak bisa menjawab. Bagas berlalu meninggalkan Feri. Beberapa orang yang melihat keributan hanya diam tak berani ikut campur.

Nana yang tanpa sengaja melihat kejadian itu terdiam. Saat tatapannya beradu dengan Bagas, Bagas memilih berlalu. Nana sakit hati, dia sangat menyesal andai saja dia dulu menjadi gadis baik-baik mungkin sikap Bagas akan melunak padanya. Sayangnya dia sudah rusak, dan sialnya Bagas beberapa kali memergokinya bersama dengan teman lelakinya.

Jadi walaupun dimata semua orang Nana dikenal sebagai wanita baik-baik tak pernah berulah tapi tidak dimata Bagas. Nana pun menyesal, akibat kebodohannya ia malah menghabiskan malam dengan Kevin dan itu malah dipergoki oleh ayah sekaligus istri Kevin. Ayahnya sangat murka, mengumpatnya dengan berbagai umpatan kasar. Padahal Nana seperti ini juga karena dia, dia dengan sifat buruknya yang suka main perempuan bahkan mempunyai simpanan dimana-mana. Belum lagi istri Kevin yang ikut menamparnya dan bahkan mengumpatnya dengan berbagai kata-kata tak pantas. Nana merasa hidupnya sudah tak berarti lagi.

****

"Ini uang yang pernah saya janjikan kepada anda Pak Kevin. Satu milyar, terima kasih atas bantuan anda pada adik saya. Walau akhirnya dia harus pergi juga menyusul kedua orang tua kandung saya."

"Kamu tidak ingin menjadi milikku. Kalau kamu jadi milikku hidup kamu akan bahagia." Kevin masih bernegosiasi.

"Tidak Pak, sungguh saya tak ingin jadi istri anda. Saya takut istri anda akan menyakiti saya. Saya dengar dua hari yang lalu istri anda memergoki anda sedang tidur dengan wanita lain. Banyak yang bilang istri anda sangat beringas saat menghajar wanita itu. Saya tak mau bunuh diri. Saya masih mau hidup."

Seseorang tiba-tiba memasuki kantor Kevin, dia adalah Mayang istri Kevin. Mayang memancarkan aura permusuhan pada Mawar. Mawar berusaha tenang walaupun aslinya ketakutan.

"Sedang apa kamu?" selidik Mayang.

"Membayar hutang saya, Bu. Sekalian mau pamitan pada Bapak dan Ibu."

"Oh bagus, pergi sana dan jangan kembali lagi."

"Iya Bu, saya permisi." Mawar memilih cepat meninggalkan ruangan Kevin.

Saat hanya berdua dengan Kevin, Mayang mengutarakan ancamannya.

"Sudah aku bilang Vin, kamu milikku. Awas saja kalau kamu ada main dengan wanita lain. Ingat akan kubuat wanita itu seperti kekasihmu kemarin," ancam Mayang.

Kevin tak mampu berkutik. Walaupun dia sangat ditakuti oleh pesaingnya, tapi dia masih kalah dengan ayah mertuanya yang merupakan bandar narkoba.

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro