Smile
Olivia POV
Ia melepaskan pelukanya dan terlihat canggung, ia menggaruk tengkuknya dan aku hanya terkekeh, ia berdiri di samping ku dan hanya menatap ku lama, aku mengalihkan perhatian ku ke sekitar, kalau tatapan bisa membolongkan sesuatu, aku pastikan wajah ku sudah berlubang, aku melihat ke tangan dan kaki ku, memarnya belum juga hilang, aku langsung tidak percaya diri dan mengasihani mate ku karena memiliki ku, seperti mengetahui isi pikiran ku, Mate ku berjalan ke sebelah ku dan menggenggam tangan ku
"Ini hanya sebuah memar, aku tidak menyukai mu karena fisiki mu, tapi karena aku yakin kau yang terbaik untuk ku" katanya dan aku melihat ke jujuran di matanya, ia menyukai ku? Secepat itu? tiba tiba ada yang membuka pintu secara kasar dan membuat ku tertegun dan menyembunyikan tubuh ku dengan selimut, Mate ku menggeram
"Ups, sorry bro" kata seorang anak laki laki, yang aku rasa adiknya
"Jangan muncul seperti itu, kau menakutinya" geram Mate ku, anak laki laki itu mengangkat kedua tanganya tanda menyerah dan terkekeh, ia berjalan kearah ku tetapi Mate ku menggeram
"C'on, Blake, aku tidak akan menculiknya" kata anak kecil itu mendekat kearah ku dan memberi ku senyumannya, jadi namanya Blake, aku merasakan tubuh ku menenang sedikit, aku tidak melihat adanya ancaman dan aku membalas senyumanya
"Lihat, bahkan ia membalas senyuman ku" kata anak kecil itu, ia mengjulurkan tanganya
"Aku Aiden" katanya, aku berpikir sejenak, apakah aku harus membalas uluran tangannya atau tidak, selama beberapa detik aku membalas uluranya
"Olivia" balasku dengan suara berbisik, tetapi aku yakin Aiden mendengarnya dengan jelas, ia tersenyum dan menapilkan deretan giginya
"Apa yang kau lakukan disini Adie?" Tanya Blake tetapi Aiden malah memutarkan kedua bola matanya
"Kau tahu aku sangat tidak suka di panggiln dengan panggilnan itu" balas Aiden, ia mem pout kan bibirnya dan melipat kedua tanganya di depan dadanya, aku terkekeh
"Bahkan mate mu menyetujuinya, huh" ambeknya dan berjalan keluar kamar, Blake hanya menggelengkan kepalanya
"Apa dia marah kepada ku?" Tanya ku takut, karena kalau aku membuat mereka marah, mereka akan memukul ku, badan ku terkejut lagi dan bergetar
"Tidak, sevgili, itu hanya sikap kanak kanaknya saja, tidak akan ada yang menyakiti mu lagi" kata Blake sambil memeluk tubuh ku dan mengusap rambut ku, aku merasa sedikit tenang, ketukan pintu terdengar dan munculah sosok wanita yang sangat anggun, wajahnya mirip seperti Aiden, apakah ia ibu Blake?
"Iya sayang, aku Flavia, ibu dari Blake, kau bisa memanggil ku Mama, karena cepat atau lambat aku akan menjadi ibu mertua mu" katanya dengan sangat anggun, wajah ku memerah, Blake hanya menjernihkan tenggorokanya, belakangnya beberapa maid membawa makanan, wow, maid?
"Bagaimana kabar mu?" Tanya
"Baik" balas ku, suara ku masih serak, Blake memberikan ku segekas air mineral
"Darl, kami tidak tahu apa yang menimpa mu, tapi kami harap kamu segera menceritakan, jika kau tidak siap menceritakan kepada Blake, kamu bisa menceritakanya ke Mama" katanya, entah hanya perasaan aku saja atau tidak, setiap ia berbicara seoalu membuat ku tenang, aku hanya mengangguk dan ia memberikan senyuman kepada ku
Mama keluar bersama para maid, disini tinggal aku dan Blake, aku masih merasa takut terhadap Blake, karena aku tidak tahu apakah ia seperti mereka atau tidak
Tentu saja tidak, ia mate kita! Geram serigala ku
"Ka-kau sudah makan?" Tanya ku, ia tertegun dan menatap kearah ku, ia hanya mengangguk, apa yang salah denganya? Sesaat tadi ia menenang kan ku dan sekarang ia menjadi bisu? Aku mengangguk dan menatap makanan di depan ku, ini terlalu banyak, biasanya aku hanya makan buah dan hanya makan satu kali sehari
Aku menggeleng dan mengambil buah, Blake menatap ku heran tetapi aku membiarkannya, saat aku sudah selesai makan buah dan tidak mengambil makanan yang lain, Blake menghampiri ku dan menyuapi bubur
"Kau harus makan" katanya dan aku tidak mau membuka mulut ku, aku tidak di bolehkan makan banyak
Kau! Tidak bekerja tetapi makan banyak! Mulai sekarang jatah makan mu hanya satu hari satu kali
Aku terus menggelengkan kepala dan merapatkan mulut ku
"sevgili, kau tidak bisa terus seperti ini, kau terlalu- kurus, kau harus menambah berat badan mu, untuk ku?" Katanya, aku menoleh kearah Blake dan mendapati wajahnya yang penuh harapan, dan sedih? Aku tidak suka melihatnya sedih, aku langsung melahap bubur yang ada di sendok dan Blake tersenyum
"Terimakasih" katanya
***
"BLAKE!" Teriak seorang gadis kecil, ia berlari kearah Blake dan memeluk pinggangnya, ia mirip dengan Aiden, astaga, berapa banyak saudara Blake?
"Hai, kau pasti Olivia, aku Aidina" katanya sambil mengulurkan tanganya, aku membalas uluranya dan tersenyum kearah ku
"Blake, ia cantik" kekeh Aidina dan Blake hanya mengangguk sambil tersenyum
"Aku tahu, tapi sekarang Olivia harus berisitirahat, jadi jangan ganggu dia, oke?" Kata Blake dan Aidina mengangguk
Sekarang aku berada di sebuah rumah yang kurasa hanya berisi keluarga Blake, setelah 2 hari di rumah sakit, aku di bolehkan pulang, dari arah tangga, kembaran Blake yang ku ketahui namanya Asher berjalan kearah kami dan tersenyum
"Bagaimana kabar mu?" Tanya Asher
"Baik" jawab ku, aku masih takut untuk berbicara kepada orang orang, tetapi Asher dokter ku dan aku tahu ia tidak akan menyakiti ku
Lalu mengapa kau ragu dengan mate kita? Geram serigalaku, aku rasa ia harus mengurangi geramanya
Saat di depan tangga, Blake menggendong ku, bridal style, aku terpekik dan menatapnya
"Kaki mu masih terluka, aku tidak akan membiarkan jahitan mu terbuka" katanya datar dan menatap lurus, aku mengangguk dan mengalungkan tangan ku di lehernya, merasakan percikan percikan yang timbul
Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro