Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

Love

Olivia POV

Aku menatap kearah Blake yang sedang tertidur, apa ia akan mengingat ku lagi? Apa ia akan mengenal ku sebagai mate nya? Apa ia akan bangun dan mengatakan pada ku bahwa ia telah kembali dan mengucapkan seribu kata kata manis kepada ku? Aku tidak tahu, aku berharap ia bangun dan memeluk ku, aku merasakan sensai panas di sekitar tulang selangka ku, aku mengusap tetapi semakin memanas, aku berlari ke kamar mandi dan melihat kulit di sekitar tulang selangka ku memerah seperti terbakar, aku membuka keran westafel dan menaruh air di atas kulit ku yang terbakar, tetapi air itu malah ikut memanas

Aku mengerang dan memcoba memghentikan sensasi panas ini, tetapi tidak surut juga, mata ku memburam karena air mata ku, aku menangis dan meringis, mengapa sangat perih, dan sangat panas, aku berharap ini akan segera berhenti, aku merasa pusing dan tubuh ku yang berkeringat, aku merasakan percikan percikan di sekujur tubuh ku dan tubuh ku yang terangkat, kepala ku terlalu sakit untuk melihat siapa yang membopong ku, tetapi dari percikan yang kurasakan, aku tahu siapa empunya nya

Blake

***
Aku membuka mata ku dan bertemu dengan langit langit kamar yang tidak asing lagi bagi ku dan aku menghela nafas ku

Kamar tamu

Aku merasa kecewa, apa semalam hanya sebuah mimpi? Tapi rasa panas dan percikan itu terasa sangat nyata, mengingat rasa panas itu, aku berlari kearah kamar mandi dan melihat kulit ku, terdapat tanda, tanda! Tanda ku sudah kembali, tetapi hanya berbentuk bulan sabit dan bintang di samping lengkungannya, dimana serigalanya? Aku menyentuh tanda itu dan meringis, terasa perih, aku memejam kan mata ku dan membukanya lagi dan mendapatkan mata hijau ku yang menjadi jernih dan terang, rambut white platinum ku mempunyai corak ke hitaman di ujung kepala ku dan beberapa garis yang menjadi hitam secara abstrak, woah, aku terlihat berbeda, aku menghiraukannya dan melakukan rutinitas pagi ku, aku memakai baju kaos biru gelap, legging hitam, sweater rajut yang cukup tebal untuk menghangatkan tubuh ku, aku menggerai rambut ku, tidak lupa dengan kaus kaki rajut dan sandal empuk pocoyo ku

Aku berjalan ke arah dapur dan mendapati Mama, Asher, Jax dan Blake, mereka semua menatap kearah ku, terutama Blake, ia menatap ku bingung tetapi tidak menyapa ku, aku tidak merasa sedih melainkan kesal, aku tersenyum kikuk kearah mereka dan duduk di sebelah Jax dan bersebrangan dengan Blake, ia -Blake menatap ku tidak suka, apa yang salah dengannya? Ia tidak meningat ku tetapi merasa kesal karena aku duduk di sebela Jax? Ha, aku tidak perduli, uh, sedikit mungkin

"Bagaimana kabar mu sayang?" Tanya mama, aku yang hendak mengigit sandwich ku mengurung niat ku

"Uh, baik?" Kata ku lebih kearah pertanyaan

"Lu- Olivia, bagaimana jika nanti kau di periksa oleh Asher? Untuk melihat luka mu" kata Jax, ia terlihat tidak nyaman karena memamggil nama ku

"Yeah, kenapa tidak" kata ku lalu menggigit sandwich ku, Asher tersenyum kearah ku dan aku membalas senyumannya

"Bagaimana kau bisa seperti itu?" Kata Blake, suaranya terdengan acuh tak acuh, aku memutar bola mata ku

"Aku tidak tahu" balas ku tak kalah acuh, Blake menggeram membuat Asher dan Jax tersentak, tetapi tidak dengan Mama dan aku

"Saat berbicara pada ku, tatap mata ku dan tunjukan hormat mu" geramnya, detik berikutnya aku menatap kearah manik manik matanya, ia tertegun saat melihat kearah mata ku, betapa aku merindukan mata abu abu itu, ia menatap ku, ia terlihat bingung dan sedang berdebat dengan akalnya sendiri, ia mendorong kursi dan berlari ke luar rumah, aku rasa ia berubah wujud, aku menenggelam kan tubuh ku di kursi

"Ia nampaknya belum mengingat ku" gumam ku, aku merasakan tepukan di pundak ku

"Penyihir itu sudah mati, seharusnya sihir itu ikut lenyap" kata Jax, aku mendengus

"Oly sayang" kata Mama, aku bangkit dan menatap Mama

"Kau harus mendapatkan hatinya-" kata Mama, aku menatap mama bingung "-sebagaimana manusia biasa" lanjut mama, aku tertegun, ini tidak akan mudah, aku memandang Asher dan Jax bergantian, mereka mengangguk, aku mengerang dan membenamkan tubuh ku di kursi

"Aku tidak tahu caranya" gumam ku dan aku mendengar kekehan, aku menatap Asher dan Jax kesal sedangkan Mama menatap ku dengan tatapan yang hangat

"Kau akan tahu, seiring berjalannya waktu" kata mama

"Ah bagaimana kau kuliah?" Celetuk Asher yang berhasil membuat wajah ku berseri seri, aku mengangguk antusias lalu menatap kearah Mama, Mama terkekeh dan mengangguk

"Kau dan Asher bisa memulai mencari universitas hari ini" kata mama, aku menepuk tangan ku antusas dan melakukan gerakan selebrasi yang bodoh, aku memeluk Mama dan mengecup pipinya, aku menarik tangan Asher

"Ayo ayo!" Pekik ku ke girangan, Asher menggelengkan kepalanya dan bangkit, ia berjalan kearah tempat kunci mobil dan mengambil dua syal, ia memakaikan satu syalnya untuk ku, aku tersenyum 3 jari ku, sebelum keluar aku mengecup pipi Mama dan melambai kearah mama dan Jax, saat satu langkah di depan pintu, Blake berdiri di depan ku dengan pandanganya yang sekeras batu, ingin rasanya aku mengubek ubek wajahnya, ia tidak cocok dengan tampang seperti itu, aku mengacuhkannya dan berjalan kearah mobil, belum ada satu langkah Blake mencengkram tangan ku, ia menatap kearah ku

"Siapa sebenarnya kau" ucapnya dengan nada yang sangat rendah sehingga hanya aku yang bisa mendengarnya, ia melepaskan cengkramannya dan aku segera berjalan kearah mobil, aku duduk di kursi penumpang, tepat di sebelah Asher, ia menatap kearah ku lalu mulai mengemudi mobil ini

~~~

"Silahkan tanda tangan disini" kata sang resepsionis, kalian pasti bertanya memgapa secepat ini aku dapar daftar du universitas ini, Asher hanya mengatakan 'ini urusan ku, yang penting kau berpendidikan' itu yang ia katakan, aku mengambil jurusan psikologi, Asher mengatakan kalau aku memgambil jurusan ini, aku dapat bekerja di rumah sakitnya dan ya aku ingin membantu anak anak, terutama anak anak yang mengalami hal yang sama dengan ku

Setelah mengurusi hal hal yang di Perlukan, aku bisa mengikuti kelas besok, resepsionis itu memeberikan ku jadwal kelas ku dan Blazer yang akan di pakai setiap ada acara dari universitas ini, aku dan Asher melihat lihat di sekitar universitas ini

"Dulu, seandainya aku tidak di kirim ke tempat pelatihan oleh Papa, aku berencana masuk universitas ini, bisa di bilang impian ku untuk masuk universitas ini" katanya, aku menatapnya lalu mengangguk, aku melihat lihat sekitar

"Tetapi aku menghabiskan 12 tahun hidup ku di tempat pelatihan itu, tidak buruk, tempatnya hampir sama dengan hogwarts, tetapi tempat pelatihan 10x lebih nyaman dibandingkan hogwarts, menurutku" katanya, aku mengangguk, kami berhenti di depan lemari kaca di mana banyak trofi, mendali dan foto rugby squad sekolah ini, sebelumnya aku hanya memandang asal, tetapi saat aku melihat Squad tahun 1987 aku melihat seseorang yang mirip dengan Blake dan Asher, aku menatap ke Asher dan ia tersenyum

"Itu Papa" katanya dan aku mengangguk

"Ia lulusan universitas ini, waktu kami di sekolah dasar, ia sering bercerita tentang squad nya di sini, dan itu salah satu pendorong aku ingin memasuki universitas ini" katanya, entah, Asher yang sekarang terdengar sangat sedih dan kecewa, aku memeluk lengannya, ua terkekeh dan mengusap puncak kepala ku, kami berjalan keluar dari universitas ini dan kembali ke rumah

***
Saat sampai di rumah, aku di suguhi oleh Blake yang kacau, rambutnya acak acakan, wajahnya yang keras tetapi banyak pertanyaan yang tertempel di wajahnya, aku mengacuhkannya dan berjalan kearah kamar tamu yang sekarang akan ku bilang dengan kamar ku, belum berjalan satu langkah, ia menarik tangan ku dan mendorong tubuh ku sehingga mengenai dinding, aromanya dan berada sedekat ini membuat ku mengingat saat dimana ia masih mengingat ku

"Siapa kau" geramnya "mengapa bau ku berada di tubuhmu, seakan aku menanam aroma ku di tubuh mu" geramnya

"Mengapa aku selalu ingin menyentuh mu, mengapa aku mempunyai keharusan untuk melindungi dan berada di sekitar mu?" Geramnya lagi

"Mengapa seakan kau mate ku!" Raungnya, aku tersentak dan memejamkam mata ku, aku menguatkan diri ku, ini bukan kali pertamanya ia meraung di hadapan ku, aku membuka mata ku dan menapati mata Blake yang menghitam, aku mencakup kedua pipinya dengan tangan ku dan mengelus pipinya yang di timbuhi oleh bulu bulu halus

"Kau tidak ingat bukan?" Kata ku, aku menjalankan ibu jari ku dan mengusap bibirnya, aku sangat ingin mengecup bibirnya, ia menjauhkan tubuhnya dari ku dan diriku meneriaki untuk kehangatan yang di papar kan oleh tubuh Blake

"Jangan mendekati ku, jangan berbicara dengan ku" katanya sambil menunjukan punggungnya kepada ku

"Aku tidak bisa" kata ku yang pasti Blake dengar, tetapi ia tidak berhenti atau berteriak kepada ku untuk tidak melawannya melainkan ia berjalan kearah kamarnya


xxx

Hallo luvvv

Maaf yaaa seminggu ini ngga update :( hehehe tapi Queen kasih chapter yang lumayan panjang/?

Jangan lupa Vommentnya 💕🙆🏻

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro