Inikah Yang Dinamakan Cinta?
Quest 15 : Buatlah scene dinner. Pemberian nama bab terserah dan jangan lupa ketentuan yang berlaku.
Malam ini bulan tengah bersinar dengan cahaya putih menyalanya. Jam menunjukkan pukul 17.00, Raina kini tengah bersiap dengan gamis berwarma hitam dengan rendra beraksen brukat yang menghiasi bagian bawah pinggang.
Sepatu hels 5 cm berwarna hitam dan kerudung hitam dengan jam tangan berwana senada menjadi pelengkap keanggunan penampilan Raina malam ini.
Tok tok
"Sayang. Kendra udah datang tuh," ucap Bunda dibalik pintu kamar Raina.
Setelah menerima surat undangan tadi siang, Raina bergegas menghubungi Bunda yang tengah sibuk dengan kegiatan sosialitanya. Bunda yang paham dan telah diberi kode oleh keluarga Kendra langsung bergegas menuju butik langganannya dan memesan gamis berwarna hitam yang cukup anggun itu.
Malam ini putrinya akan mendapatkan sebuah kebahagian yang selama ini ia nantikan. Tak ada hal lain yang lebih membahagiakan ketika ia bisa melihat Raina tertawa dengan lepas dengan pipi merah menyala.
Namun, sayang malam ini Bunda tak bisa menemani karena acara itu khusus dibuat untuk Raina dan Kendra saja.
"Cantik banget putri Bunda," ucap Bunda kala Raina membuka pintu kamarnya.
Tampilan Raina memang sangat memukau padahal ia tak merias wajahnya dengan apik, namun wajah putih bersih itu tetap memukau dengan kesederhanaannya.
Raina hanya membalas pujian Bunda dengan senyum simpul malu-malu. Perlahan Bunda mulai memapah Raina untuk turun ke bawah menemui Kendra yang tengah berbincang dengan Ayah di ruang tamu keluarga itu.
Pandangan Kendra yang sedari tadi asik bersenda gurau dengan Ayah kini teralih sempurna pada Raina dan Bunda yang tengah berjalan menuruni setiap anak tangga.
Raina dengan anggun berjalan bak model di atas catwalk.
"Ngedip Ken," candaan itu terucap dari mulut Ayah.
"Ehhh iya Yah," balas Kendra kikuk. Ia malu tertangkap basah tengah menatap Raina dengan penuh kekaguman.
"Yaudah sana takut kemaleman," ucap Bunda kala mereka telah sampai di depan Ayah dan Kendra.
"Ehh tunggu dulu...," ucap Ayah tiba-tiba.
Ketiga orang itu keheranan dengan tingkah aneh Ayah. Ayah langsung mendekat kearah Raina dan setelahnya merogok saku celananya dan mengeluarkan kalung berwarna putih bertuliskan nama Raina di sana.
Dipasangnya kalung putih itu di leher Raina, "sekarang baru lengkap," ucap Ayah setelah kalung itu terpasang dengan apik.
"Makasih Yah," ucap Raina sembari memeluk Ayah erat.
"Yaudah sana berangkat. Ken pulangnya jangan kemaleman ya. Jagain anak Ayah," ucap Ayah setelah mengurangi pelukan itu.
Raina dan Kendra langsung berpamitan pada Ayah dan Bunda.
Di sepanjang jalan hening menyapa. Raina cukup gugup dengan nuansa yang akan ia hadapi setelahnya dan Kendra ia tengah menyiapkan nyalinya untuk mengungkapkan segala hal yang telah lama bersemayam di dalam benaknya.
Tak terasa kini mereka telah sampai di salah satu restoran milik Kendra. Ya! Restoran ini benar-benar milik Kendra. Kendra bukan hanya pintar ia juga berhasil menjadi pengusaha muda dengan segala bakat dan keterampilan yang ia miliki.
Tak ingin berlama-lama Kendra langsung membuka pintu mobil di bagian kiri dan mengajak Raina untuk masuk dan duduk ditempat yang sengaja ia desaint untuk merealisasikan mimpinya.
Setelah Kendra dan Raina masuk lalu duduk para pelayan mulai berdatangan dan mulai menyajikan makanan dan minuman. Semua telah tersusun dengan apik termasuk musik romantis yang sengaja diputar malam ini.
Kendra dan Raina tak banyak berbicara. Kecangguman mendominasi dengan pemikiran masing-masing dan tanpa aba, Kendra maju ke arah panggung dan mulai memetik sinar gitar dengan membawa sepenggal lagu berjudul "My Love."
Raina yang duduk terkesima dengan penampilan Kendra malam ini. Tampilan casual yang berhasil membuat aura ketampanan Kendra semakin terpancar dan kini dengan lagak romantisnya Kendra mulai menyanyi.
"Raina...," ucap Kendra dari atas panggung.
Raina bingung harus bereaksi seperti apa. Setelah berbagai drama yang mereka laluin Raina merasa bersalah dengan segala keegoisannya.
Raina tak menjawab hingga, "Raina. Gue tahu gue gak sempurna, karena itu gue mau minta sesuatu sama lo," ucap Kendra meminta persetujuan.
"Apa?" tanya Raina sembari melangkah mendekat kearah dimana kini Kendra berdiri.
Keduanya kini saling melangkah hingga berakhi bertemu di titik tengah restoran itu.
"Gue mau minta supaya lo bisa menjadi pelengkap kekurangan gue. Mari saling melengkapi," ucap Kendra dengan menatap mata Raina lamat-lamat.
"Kita akan sempurna jika bersama,lo mau kan jadi pelengkap kehidupan gue yang jauh dari kata sempurna?" tanya Kendra tampa mengalihkan tatapannya dari manik mata Raina.
Raina pun tak kalah, ia menatap manik mata Raina dengan intens.
"Gue...,"
.
.
.
To Be Continue
689 Kata
Rin_Blueberry
wga_academy
Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro