Before You Start!!
—o0o—
New Year! Broken
Check the list here!👇👇👇
List :
❄ Shirabu Kenjirou X Reader by KozumeRenka
❄ Kita Shinsuke X Reader by IchiraTanaka
❄ Nijimura Shuzo X Reader by AoyamaRiku
❄ Sakamaki Subaru X Reader by reikoaishita
❄ Tsukishima Kei X Reader by FeraFernanda18
❄ Kozume Kenma X Reader by Fukupie09
❄ Matsuno Ichimatsu X Reader by Hatayuuko
❄ Akashi Seijuurou X Reader by ShiroMitsuzuki
❄ Chuuya Nakahara X Reader by K-san-san
❄ Midorima Shintarou X Reader by ReIrwi
Hope you all like it!
—o0o—
Happy reading!
Seorang gadis yang amat mematikan, sangat berbahaya, dan tidak ada seorang pun yang berani mendekatinya tengah bersenandung ria.
Dirinya yang pendek tengah duduk di antara dua kursi yang berhadapan sembari mengetik sesuatu pada tablet di genggamannya.
Kakinya ia taikkan pada penyandar bangku hitam beroda di hadapannya, sementara punggungnya tetap bersandar pada bangku lainnya di belakang dengan santainya.
Sekali lagi, suara dengunan dari mulutnya mengisi ruangan besar di dalamnya.
"Chuu~ya~-ku~n! Da~za~i-sa~n! Dimana?" gadis mengerikan dengan senyuman yang bahkan hampir melewati telinganya itu memanggil para budak-budaknya dengan penuh cinta dan kasih sayang(?).
"Oi! Kau dipanggil!"
"Kau juga dipanggil, tuh!"
Brak!
"Mitsuketta!" gadis itu spontan menggebrak dua pintu khusus gantungan baju di depannya.
Senyuman bak seringaian iblis—mulutnya yang terlihat hampir robek itu—membuat budak-budak di depannya berteriak "kyaaaaa!" bersamaan sambil saling berpelukan di dalam.
Karena saking takutnya, kedua pria itu—Dazai dan Chuuya—lari-larian di dalam ruangan besar yang remang. Penerangan satu-satunya hanyalah cahaya lilin yang berada di samping meja tempat gadis itu mengetik.
Chuuya—pria bersurai senada dengan langit senja itu—mendekati cahaya yang menjadi satu-satunya penerangan di sana.
"Oi! Author Kuro-san-san! Udah main-mainnya, gue nyerah!"
Sang Author—yep, itu gue sendiri—menoleh pada Chuuya.
"Oalah, Chuuya-kun udah nyerah?"
"Iye!"
Prang! Buk! Brak! Meow! Duar! Bang!
"Dazai bodo amat deh, dia mati juga gue bersyukur malahan."
Dalam ketikan pada tablet Sang Author, cahaya dari chanderlier yang mewah itu segera menyala—memberikan penerangan yang cukup untuk semuanya.
Sekali lagi, dalam ketikan kedua jempol Sang Author, makhluk mengerikan dengan senyumannya yang nyaris sobek itu menghilang.
Sang Author—yep, itu masih gue, Kuro-san-san yang dipanggilnya K—melempar tabletnya dengan sangat anggun.
"Jadi, gue percepat aja—"
Sebelum sempet ngomong, Sang Author udah diserang Chuuya dengan pukulannya. Namun, Sang Author tetap bergeming.
Gue berdehem dengan tidak sangat etis. "Chuuya-kun, lo lupa kalo gue ini imortal object, huh?" Gue yang udah geram akhirnya nahan tangan Chuuya sekuat-kuatnya. "Walopun tablet itu ancur, gue masih bisa ngendaliin cerita lo, ye."
"Ya, K… gue kan cuman nyoba aja." Chuuya sendiri gue rasa udah gemeteran.
"Yaudah sih selo donk, takut amat sama gue." Gue noleh ke Dazai yang tenang-tenang aja di sebelah. "Dazai, lo mau bantu gue, gak?"
"Hah? Ngapain? Ngedamprat Si Mafia Mungil ini? Oke, lah. Semangat '45 gue."
Gue pun senyum lagi. Dan sesaat gue sadar—Dazai mau pun Chuuya—kaget ngeliat senyuman gue yang hampir ngelewatin telinga gue sendiri dan nyaris sobek.
Emang mereka kira cuman makhluk dan karakter dalam cerita gue doank yang bisa senyum gitu? Nih! Gue juga bisa!
"Chu~ya~-ku~n!" Kali ini nada suara gue lebih horror dari sebelum-sebelum manggil Chuuya dan Dazai. Gue pun ngelanjutin, "jadi gini, karena lo udah berani nyerang gue dengan alih-alih nyoba doank, gue bakal ngehukum lo."
"Lah? Lah? Kok gue doank?! Si Dazai?"
Dazai ngerangkul gue. Seketika gue ngerasa bisa terbang ke angkasa (huek). "Ya, tadi elo dah denger sendiri. Gue bakal bantuin Author Ketjeh ini buat ngerjain elo."
"Dazai-kun, tabletku donk." Dazai—yang entah sejak kapan ngambil tablet gue—jadi tanpa ba-bi-bu lagi, gue langsung terima entuh tablet.
"Weh! Weh! Weh! Yah K, maapin gue lah. Gue gak bakal coba-coba lagi deh."
Gue ngeliat tangan Chuuya yang gw genggam. "Selaw donk, tangan ampe geter amat, bang. Elo mau gue maapin?"
"Oh, iya, donk! Gue takut nih!"
Gue pun ngelepas tangan Chuuya yang udah keringet dingin itu. Si kampret itu malah ngehela nafas lega.
Gue sekali lagi tersenyum, si Chuuya mukanya tambah takut. Emang bener ya senyum gue ampe ngerobek muka gue sendiri?
"Genggam tangan gue," pinta gue.
Chuuya yang rada curiga cuman liat sesaat, abis itu maen genggam aja. Gue lirik si Dazai sembari nyeringai, si Dazai yang paham ngebales gitu.
"Oke, ulangin kata gue setelah ini, ya. Yang cepet, lho."
"Iye, iye."
"Gue terima masuk cerita K!"
"Gue terima masuk cerita K!" saking cepetnya. Si Chuuya gasadar sampe….
"Weh! Apaan?! K jang—"
Tapi karena keburu itu tablet makan si Chuuya buat olah cerita, jadi gue sebagai Author cerita receh ini mengabaikannya.
—Di Dimensi Cerita—
Chuuya kebangun di dalem mobil mewahnya. Saat itu juga, dia ngeliat sticky note yang ketempel di setir mobil depan dia.
—oOo—
Chuuya-kun, cerita ini spesial dari sudut pandang lo. Tenang, gak ada unsur penistaan yang biasa gue lakuin ke lo. Jadi, peranin karakter lo sebaik mungkin!
Tertanda,
Kuro-san-san
—oOo—
"Awas ya lo, K. Kalo sampe boongin gue!"
Sticky note itu di unyek-unyek sama Chuuya terus di lempar ke luar dari mobil. Selepasnya, mobil super mewah itu melaju untuk memulai cerita.
Sekian receh-receh dari Author 😌 kenapa? Eh, ini emang bukan chapter satu kok 😆 jadi permulaan aja 😗
Mungkin selama baca di Reader Side, kalyan-kalyan sadar kalo saia sering typo 😂 boros 😂 tanda baca gaje 😂 dan lain-lain sebagainya 😂😂🔫
Dan seperti yang saia jelaskan, mulai kebawah bagian ini 😃 semua sudut pandang dimulai dari Chuuya. Apa? Udah tau bagian anehnya? Naaah! Bagus kalo udah paham 😳 emang banyak yang gak Mikajeh jelasin lantaran itu bagian punya si Chuuya 😋
Sebagai catatan 😶 karena masih tahap revisi untuk yang baru, jadi besok baru saya update 😣 selepasnya seperti biasa 😍 update setiap dua hari sekali 😉 ini saia bikin juga sebagai senang-senang semata 😆
Selamat menikmati cintakuh sekalyan~! 😗😍😗😍
Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro