Chapter 2
Ditemani cahaya senja yang hangat, ia membuka kotak bekal yang tentu telah mendingin. Ia pegang sumpit ditangan kanannya lalu mengambil satu buah telur gulung.
Satu dua kunyahan dan seterusnya hingga bekal yang ia bawa akhirnya habis juga. Setelah mengucapkan 'Terima kasih atas makanannya' ia menutup kotak bekalnya.
Ia baru menyadari seorang gadis berdiri disamping bangku yang ia tempati. Gadis itu meletakkan tas gitar di lantai semen taman itu dengan hati-hati. Sambil duduk bersipuh, terlihat membuka tas gitar yang ia bawa lalu mengeluarkan gitar berwarna hitam dari dalamnya. Iori hanya bisa melihat punggung gadis itu karena si gadis tidak menghadap kearahnya.
Sambil berdiri, ia kalungkan tali digitar itu dipundaknya. Setelahnya gadis itu menarik nafas pelan lalu senyum lebar terbit diwajahnya yang rupawan.
Iori entah mengapa terpaku dengan senyum yang dikeluarkan oleh gadis itu. Mulutnya terbungkam dengan lidah yang tiba-tiba terasa kelu.
Si gadis tetap tersenyum lebar, ia menatap sekeliling namun tidak melirik pemuda yang terdiam disampingnya. Antara terlalu fokus menatap kedepan dan tak merasakan hawa keberadaan Iori yang duduk disampingnya.
"Selamat sore semuanya! Hari ini saya akan membawakan sebuah cover lagu untuk kalian semua. Tolong dengarkan, ya! "
Alunan indah dari petikan senar gitar mulai terdengar. Gadis itu menutup kedua matanya. Terlihat begitu meresapi lagu yang ingin ia bawakan. Iori dengan masih terpaku, tetap menatap gadis itu.
Terpaan sinar mentari sore menambah apik paras gadis itu.
"Indah... " gumamnya tanpa sadar.
Suara indah dari gadis itu mulai terdengar. Satu dua orang mulai berhenti berjalan dan mulai mendekati si gadis yang tengah bernyanyi. Tak sedikit anak-anak yang menarik ayah ibunya untuk menyaksikan penampilan si gadis.
Raut kagum dari orang yang berkumpul di sekelilingnya juga dengan tepukan tangan konstan menambah syahdu suasana.
Burung dara bertebangan dengan indah tepat diatas kepala si gadis, seakan ikut mengagumi suara yang ia keluarkan.
Tak terasa satu petikan gitar terakhir pertanda berakhirnya lagu yang ia mainkan. Kedua matanya mulai terbuka memperlihatkan manik mata yang begitu berkilauan. Sorakan dan tepukan riuh ia dapatkan, tak sedikit juga yang memberi sekedar tip untuk suara indah dan petikan gitar menawan yang gadis itu hasilkan.
Senyum lebar gadis itu kembali sematkan dibibirnya. Ia membungkuk sedikit tanda hormat kepada seluruh penonton yang telah meluangkan waktunya. Matanya mengedar menatap satu persatu orang yang mulai bubar. Seorang anak kecil nampak berlarian untuk mendatangi gadis itu. Dikedua tangannya tergenggam seikat bunga aster.
"Ini bunga untuk kakak yang cantik! " katanya dengan ceria tak lupa dengan senyum manisnya.
Gadis itu tersenyum simpul, ia menepuk lalu mengacak pelan rambut sebahu anak kecil itu. Tawa bahagia lepas dari mulutnya.
Dengan pandangan lembut, gadis itu menerima seikat bunga itu.
"Terima kasih, adik manis! " ucap gadis itu dengan tulus.
Si anak kecil menggangguk dengan semangat, ia lalu berpamitan dengan gadis itu. Lambaian tangan si anak kecil berikan sebagai salam perpisahan.
Gadis itu juga membalas lambaian tangan si anak kecil.
"Baiklah! Waktunya mengunjungi ayah! " ucap gadis itu dengan semangat. Ia lekas merapikan gitar yang ia bawa kedalam tas gitar. Karena ia meletakkan tas gitarnya dengan posisi tergeletak ditanah, mau tak mau ia harus bersimpuh kembali untuk meletakkan gitar kesayangannya itu.
Tak sengaja pandangan matanya menyadari sepasang sepatu juga kaki berbalut celana bahan hitam yang tepat berada disampingnya. Ia lalu mendongak dan bertemu pandangan dengan manik sewarna langit malam.
Si gadis melebarkan kedua bola matanya sambil memasang raut wajah terkejut, ia segera berdiri lalu merogoh saku roknya. Ia menyodorkan sapu tangan berwarna abu kepada pemuda di depannya.
"Kamu baik-baik saja? "
Tbc
______________________________________
Astaga... Niatnya tinggal update karena dah aku ketik ni chap malah ilang entah kemana... Nangis bawang tentu :")
Mana dah 700 word lagi, hikd-
Maaf kalo gaje... Ya gimana... Berusaha mengembalikan isinya seperti semula tapi susah juga :""")
See you next chapter
Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro