Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

Chapter 1

"Izumi-kun! Hari ini kau terlihat luar biasa! "
"Izumi-san! Seperti biasa kau sempurna! "
"Izumi-"
"Iori-"

***

Seorang pemuda berambut navy tengah duduk di sebuah kursi taman. Di bawah rindangnya pohon, ia membalikkan buku berisi catatan yang telah ia ringkas.

Ia juga menuliskan tulisan kecil berisi hal penting yang gampang terlupa disamping catatan yang telah ia tulis agar ia lebih mudah mengingat detail terkecil dari pembahasan yang disampaikan oleh gurunya. Buku teks yang ia bawapun penuh dengan coretan stabilo warna hijau. Untuk menandai kalimat-kalimat penting yang perlu ia ingat juga.

Istirahat makan siang yang kebanyakan dihabiskan oleh siswa untuk bersenda gurau atau hal yang lain tak dilakukan olehnya. Ia lebih memilih berkutat bersama buku dan catatannya di taman belakang sekolahnya ini.

Memang ujian masih lama, tapi menurutnya akan lebih baik mempertajam ingatan tentang materi mulai dari sekarang, kan?
Ah... Tripikal anak perfeksionis...
Makan siang pun sering ia tinggalkan, sampai-sampai bekal yang dibawakan oleh ibunya akan dia habiskan saat jam pulang sekolah.
Lagipula cuaca siang hari itu begitu mendukung mood nya untuk belajar.

'Disini lebih tenang daripada dikelas. Lagipula disini aku tak akan terganggu dengan suara-suara itu' batinnya dengan tangan tetap sibuk membalikkan buku catatannya.
Semilir angin menerbangkan sedikit poni depannya, dengan sebelah tangan ia menyapukan anak rambutnya kebelakang telinga dengan pandangan tetap fokus kearah bukunya.

Seekor burung gereja hinggap di sebelahnya. Burung itu menoleh kesana kemari seperti sedang mencari sesuatu, tak lama seekor burung gereja juga hinggap di samping burung yang hinggap tadi. Si pemuda menolehkan kepalanya menuju kedua burung yang tengah bersiul riang.

Akhirnya kedua burung itu terbang bersama menuju angkasa luas. Pandangan pemuda itu mengikuti kemana kedua burung itu terbang, sampai hilang tak terlihat.
Dengan tetap menatap angkasa, ia menatap langit yang begitu biru dengan guratan kapas putih tipis. Pandangannya terlihat kosong dengan raut wajah tanpa ekspresi.
"Kali ini... Masih kelabu juga ya... "

Semilir angin kembali menerbangkan anak rambut pemuda itu. Kali ini ia membiarkan si angin mengacak-acak rambutnya. Kedua mata tertutup dengan pelan meresapi angin yang berhembus siang hari itu.

Denting bel tanda waktu istirahat pun terdengar. Pemuda itu segera bangkit dari duduknya tak lupa merapikan segala barang yang ia bawa.
Ia meninggalkan taman itu dengan perasaan  yang tak di mengerti olehnya.

•••

"Baik. Sekian pelajaran dari saya, jangan lupa kerjakan tugas yang bapak berikan ya! "
Seluruh siswa serempak mengiyakan ucapan seorang guru yang berada didepan kelas. Sang ketua kelas memimpin salam kepada guru. Sang guru mengganguk pelan sambil melemparkan salam tipis pada muridnya lalu meninggalkan kelas yang barusaja ia ajar.

Murid-murid kelas mulai berhamburan. Sebagian terlihat bergerombol sambil asik berbicara satu sama lain. Ada juga yang memilih berjalan sendirian atau hanya berdua dengan temannya.

"Iori-kun apakah kau kosong hari ini? "
Sang empu nama yang sedang merapikan buku menoleh keasal suara yang memanggilnya. Tepat disebelahnya berdiri dua orang gadis. Yang satu terlihat tersipu malu sedangkan yang satu lagi hanya memasang wajah datar.
Iori menatap kedua gadis itu. Si gadis yang bertanya kembali mengeluarkan suaranya.

"I-Iori-kun? " tanyanya dengan gugup.
Iori berkedip-kedip seolah tersadar dari sesuatu.
"Ah... Maafkan aku. Hari ini aku sibuk" katanya sambil menutup tasnya lalu menyampirkannya ke pundak kanannya. Ia lalu berdiri lalu memberikan senyumnya sampai kedua matanya tertutup.

"Aku permisi dulu"
Belum sempat si gadis membalas ucapannya, ia lebih dahulu melangkah meninggalkannya.
Gadis itu memasang wajah sedih, temannya yang tak tega menepuk pundaknya sambil berkata lembut.
"Sudahlah. Kau tau kan seperti apa Izumi-san itu. Jangan masukkan dalam hati"
Si gadis yang tertolak secara tak langsung hanya mengganguk lemah.

Ia menatap meja yang ditempati oleh Iori tadi.
"Apakah aku berhenti saja, ya? " gumamnya lirih.
Gadis yang satunya lagi mengangkat kedua bahunya.
"Itu terserah padamu. Tapi lebih baik untuk kesehatan hatimu. Menyerah saja lah! "
Si gadis tertolak menghela nafas ia memandang jendela kelasnya, menatal Iori yang berjalan sendirian di antara kerumunan siswa diluar sana.

"Aku jadi penasaran, gadis mana yang dapat menarik perhatiannya... "

______________________________________

Woyajelas para reader's dong mbak!
Ye kan reader's ku?
*naik nurunin alis.
Gaje? Iya tau kok pembaca :")

Untuk para pembaca, terima kasih telah membaca book Enthor kali ini
*bungkukin badan

See you next chapter~

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro