Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

Maret

Maret ;

Priit

Peluit telah berbunyi menandakan pertandingan telah berakhir. Hari ini entah kenapa Kise sama sekali tidak konsen dalam latih tanding melawan SMA Seirin meski score mereka seri.

Mantan se-team Kise dulu - anggota bayangan keenam - Kuroko Tetsuya menatap Kise dengan pandangan penuh tanda tanya hingga akhirnya pemuda bersurai baby blue itu menghampiri Kise.

"Ada apa Kise-kun? Kau terlihat tidak seperti biasanya," kata Kuroko dengan pandangan sedikit cemas membuat Kise tersenyum senang, menggantikan aura suramnya sesaat. "Eeh~ Kurokocchi khawatir padaku-ssu?" tanya Kise dengan berbinar-binar membuat rasa cemas Kuroko sedikit berkurang.

"Tidak juga," jawab Kuroko membuat Kise kembali merengut kecil.

"Hidoi-ssu yo."

"Oi Kise! Permainanmu hari ini terlihat buruk. Kemana dirimu saat kau melawan kami di pertandingan semi final itu?" tanya Kagami yang sedikit kesal. Kesal karena lawannya tidak mengeluarkan semua kemampuannya.

Berbeda dengan orang yang di tanya, pemuda bersurai kuning itu hanya menampilkan cengiran kecil sembari menggaruk sebelah pipinya yang tak gatal karena gugup.

"Gomen, aku sedang memikirkan sesuatu," kata Kise yang membuat Kuroko dan Kagami penasaran, begitu juga dengan pemain lain yang ikut mengerubungi Kise layaknya semut mengerubungi sebuah gula.

Mereka semua menatap Kise penuh tanda tanya, ingin mengetahui apa yang sedang dipikirkan oleh ace dari Tim Kaijō saat ini. "Memangnya apa yang sedang kau pikirkan, Kise?" tanya Kagami mewakili yang lainnya.

"Aku sedang memikirkan balasan apa yang bagus untuk (Name)cchi." Jawaban dari Kise membuat mereka semua langsung speechless. Mereka semua tidak menyangka jika itu yang dipikirkan oleh Kise saat ini.

Pletak!!!

Sang kapten langsung menjitak kepala Kise. Di saat pertandingan seperti ini, Kise masih saja memikirkan kekasihnya. Ya, sepertinya pengaruh (Name) terlalu kuat sampai-sampai Kise tidak fokus.

"Ittai ...," ringisnya sambil mengusap-usap puncak kepalanya. "Aku masih punya alasan kenapa aku masih memikirkannya-ssu." Kise mulai mencoba menjelaskan semuanya, itupun jika mereka semua mau mendengarkannya.

"Memangnya apa alasanmu, Kise-kun?" tanya Kuroko penasaran meski sebenarnya ia sedikit memikirkan masa lalu mereka dulu, tetapi sebelum itu ia harus mendengarkan semua cerita Kise dulu baru ia bisa menyimpulkan semuanya.

Kise pun menarik napas perlahan sebelum memulai menjelaskan semuanya secara terperinci. Menceritakan ulang dari awal hingga akhir sampai tidak ada satupun yang terlewatkan.

"Jadi apa kau meragukannya, Kise-kun?" tanya Kuroko dan Kise pun mengangguk sebagai jawaban membuat Kuroko menghela napas pelan. Sudah ia duga kalau Kise masih trauma tentang masalah ini.

"Kise-kun, (Name)-san itu berbeda dengan mantanmu yang lain. Dari ceritamu saja aku sudah tahu kalau (Name)-san tidak akan seperti itu. (Name)-san tidak akan pernah mengkhianatimu, tetapi untuk membuktikannya kenapa tidak kau tanya saja pada (Name)-san?" tanya Kuroko membuat Kise terpana.

Kise tidak menyangka jika ia mendapatkan jawaban seperti itu dari Kuroko karena itu adalah pertama kalinya Kuroko memberikannya saran tentang asmara miliknya. Tapi apa yang dikatakan Kuroko ada benarnya juga karena selama ini (Name) tidak pernah mengkhianatinya tapi tetap saja ia takut. Dan ia rasa saran dari Kuroko patut ia coba sembari memberikan hadiah untuk (Name) balasan saat Valentine Day's waktu itu. Tapi apa yang harus ia berikan pada (Name)?

"Kise-kun, jika kau ingin membalasnya kau harus memikirkan sendiri. Wanita lebih senang mendapatkan hadiah dari orang yang mereka sukai," kata Riko sang pelatih Seirin. Memang tidak heran jika banyak yang suka dengan Kise tetapi ia tidak menyangka jika Kise akan seperti ini.

"Senpai benar-ssu. Aku harus memikirkan kejutan dan hadiah yang bagus untuk (Name)cchi!" serunya yang mulai semangat, 'dan setelah itu akan aku ungkapkan juga perasaanku pada (Name)cchi, tunggu saja aku (Name)cchi!' sambungnya dalam hati.

.

.

Di belakang sekolah, terdengar sayup-sayup percakapan antara seorang pemuda yang tampak tengah menyatakan perasaannya terhadap sang gadis. Gadis itu tampak terkejut namun setelahnya kembali tenang seperti sedia kala.

"Jadi bagaimana jawabanmu (Name)-san?" tanya pemuda itu yang masih menunggu jawaban dari sang gadis yang bernama (Fullname) (Name).

(Name) yang awalnya hendak menjawab terhenti sesaat saat ia merasakan pelukan erat dibelakang tubuhnya. Pelukan itu seolah-olah memberikan kesan posesif dan tanpa (Name) duga, sang pelaku malah membuat kissmark di leher jenjang (Name) membuat wajah (Name) merona antara kesal dan juga malu karena melakukannya di depan orang lain. Berbeda dengan pemuda itu yang juga tampak terkejut dengan kedekatan mereka berdua membuatnya sedikit tak nyaman.

"Maaf saja, (Name)cchi tidak akan pernah aku berikan pada siapapun karena dia milikku," ujar si pelaku berambut kuning yang tak lain adalah Kise Ryōta. Pandangannya terlihat tajam bahkan terkesan mengintimidasi membuat nyali pemuda itu menciut dan memilih pergi.

(Name) yang melihat pemuda itu sudah pergi mulai berusaha melepaskan pelukan maut Kise namun usahanya selalu gagal membuatnya sedikit kesal. "Ryōta-kun, lepaskan. Kenapa kau melakukan hal itu tadi?" tanya (Name) yang masih berusaha melepaskan pelukan Kise namun tak kunjung lepas hingga akhirnya (Name) memilih mengalah.

"Memangnya kenapa? Selain itu, jika aku tidak seperti ini pasti (Name)cchi diambil orang itu-ssu. Aku tidak mau itu terjadi-ssu," jawab Kise merajuk sambil menaruh kepalanya di sebelah pundak (Name).

Tubuh (Name) yang kecil memang sangat enak untuk dipeluk dan terasa pas, apalagi ia juga menyukai aroma tubuh (Name) membuatnya menjadi candu dan terus ingin bersama dengan (Name). Begitu juga dengan (Name) yang merasa nyaman dengan pelukan dari kekasihnya, Kise. Selain merasa aman, pelukan Kise juga sangat hangat dan menenangkan hingga membuatnya betah di dalam pelukan Kise. Aroma tubuh Kise juga memabukkan membuatnya hampir saja berpikiran kotor namun segera ia tepis kuat-kuat demi menjaga image.

"Jadi Ryōta-kun cemburu dengan pemuda itu?" tanya (Name) lagi dengan senyuman jahil yang membuat Kise bungkam dengan wajah yang memerah karena malu. Untuk apa ia menjawabnya jika jawabannya sudah ada di depan mata, tentu saja Kise cemburu. Cemburu berat malah.

"Ryōta-kun?"

"Hmm?"

"Apa kau marah padaku?"

"...."

"Jika iya aku minta maaf, ya, Ryōta-kun," kata (Name) yang masih berbicara sedangkan Kise memilih mendengarkan. "Kau tahu, tadi aku berencana menolaknya tapi kau sudah datang duluan. Kupikir aku bisa melihat wajah cemburumu, pasti sangat imut tapi sayangnya itu tidak terjadi. Tentu saja, bagaimana kau bisa cemburu dengan gadis biasa sepertiku ini, iya kan?" kata (Name) lagi membuat Kise merengut tidak suka.

Pemuda kuning itu lantas melepaskan pelukannya dan membalikkan tubuh (Name) menghadap ke arahnya. Tatapan mereka saling bersibobrok saling menyelam satu sama lain yang berakhir Kise kembali menjatuhkan kepalanya di pundak (Name).

"(Name)cchi baka. Tentu saja aku cemburu-ssu. Aku tidak mau (Name)cchi diambil orang lain, aku takut-ssu," jawab Kise pelan dengan wajah yang masih merona malu membuat (Name) tersenyum senang.

Gadis itu pun akhirnya memilih untuk memeluk pemuda itu, memberikannya kehangatan sembari mengelus punggung serta mengusap puncak kepala pemuda itu agar tenang.

"Ryōta-kun tenang saja, aku tidak akan diambil sama siapapun kok, karena aku milik Ryōta-kun. Iya kan?" ujar (Name) lembut membuat Kise mengangguk pelan di dalam pelukan (Name) yang membuat (Name) tersenyum senang.

"Nah, kalau begitu kembalilah seperti biasanya, Ryōta-kun yang ceria! Jangan seperti ini," kata (Name) lagi sambil melepaskan pelukan dari Kise.

"Tapi (Name)cchi, ada syaratnya agar aku bisa kembali ceria."

"Apa?"

"Minggu besok (Name)cchi harus bersamaku seharian penuh, ya. Aku ingin selalu bersama dengan (Name)cchi," pinta Kise setengah merengek membuat (Name) tidak tega.

"Baiklah-baiklah, besok aku akan bersamamu seharian penuh sekalian kita date, bagaimana?"

"Memang itu rencanaku-ssu!" seru Kise yang kembali riang membuat (Name) tersenyum lega.

"Baiklah, kalau begitu ingat besok ya!"

"Oke!!!"

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro