February
February ;
"Ne (Name)-chan, apa tahun ini kau akan memberikanku coklat valentine-ssu?" tanya Kise sambil menopang dagunya dan menatap ke arah (Name) yang lagi sibuk belajar di perpustakaan.
"Tidak," jawabnya singkat membuat Kise tampak terkejut.
"Kenapa? Apa aku ada salah-ssu?" tanya Kise lagi yang kali ini menatap (Name) dengan pandangan yang meminta penjelasan.
"Tidak ada," jawabnya singkat, "hanya saja bukan kah Ryōta-kun sudah mendapat begitu banyak coklat?" tanya (Name) balik membuat pemuda kuning itu mengerucutkan bibirnya karena kesal.
"Y-Ya ... itu, banyak juga tapi aku kan juga ingin mendapatkan coklat dari kekasihku sendiri. Apa aku salah-ssu?" tanya Kise lagi namun kini (Name) tidak lagi membalas ucapan Kise membuat Kise semakin lesu dan memilih meletakkan kepalanya di atas meja dengan alas kedua tangannya yang ia gunakan sebagai bantalan.
.
.
Hari sudah semakin sore, kini Kise sedang berlatih di gym dengan teman-temannya namun terlihat tidak bersemangat hingga membuat semua teman-temannya memandangnya bingung.
"Oi Kise, kenapa kau tidak semangat hari ini?" tanya Kasamatsu yang kini tengah duduk di sebelah Kise.
Kise yang di tanya seperti itu hanya menoleh sebentar sebelum kembali menundukkan kepalanya. "(Name)-chan sudah tidak mencintai aku lagi-ssu. Dia juga tidak mau memberikan coklat ataupun mengatakan 'Aku mencintaimu' padaku, sebenarnya apa salahku?" tanya Kise pelan membuat Kise langsung mendapatkan jitakan sayang dari sang kapten.
"Baka! Apa kau pikir (Surename) benar-benar tidak mencintaimu?" tanya Kasamatsu dan di balas anggukan kecil oleh Kise. "Jika kau benar-benar berpikir seperti itu maka kau benar-benar bodoh," kata Kasamatsu dan langsung meninggalkan Kise di ruang ganti sendirian.
Saat hari sudah semakin sore, Kise berencana untuk segera pulang dan ia yakin (Name) juga pasti sudah pulang, tapi tidak ada salahnya ia mencoba untuk mengechek (Name) di perpustakaan sebelum ia benar-benar pulang.
Saat ia hendak menuju perpustakaan, Kise melihat anggota tim basketnya mendapatkan sebuah kotak kecil berpita yang pastinya berisi sebuah coklat.
"Kasamatsu-senpai, itu coklat dari siapa?" tanya Kise yang malah berbalik menghampiri Kasamatsu.
"Oh ini, ini dari (Surename)," jawab Kasamatsu singkat, "tapi jika kau ingin menemuinya dia sudah pergi," sambungnya lagi membuat Kise memutar arah agar ia bisa cepat-cepat menemui (Name).
Sebelum ia pergi menyusul (Name), hendak mengambil barang-barangnya yang masih tertinggal di sekolah namun alangkah terkejutnya ia ketika melihat (Name) membuka loker sepatunya dan hendak memasukkan sesuatu ke dalamnya.
"(Name)-chan, apa yang sedang kau lakukan-ssu?" tanya Kise yang membuat (Name) terlonjak kaget.
"Huwaa! Ryōta-kun, kenapa kau masih ada di sini? Kenapa kau belum pulang juga?" tanya (Name) yang tampak gugup dan segera menarik kembali tangannya yang juga terlihat memegang sesuatu yang ia sembunyikan di balik tubuhnya.
"Apa yang kau sembunyikan (Name)-chan?" tanya Kise lagi yang kini tengah menatap (Name) dengan tatapan intens bahkan ia juga mengabaikan pertanyaan (Name) sebelumnya.
"A-aku tidak menyembunyikan apa pun. K-kalau begitu bagaimana kalau kita pulang sama?" ajak (Name) dengan gugup membuat Kise menatap datar ke arah (Name) sebelum ia menghampiri (Name) dan menghimpit tubuh (Name) antara loker dengan tubuhnya sendiri -- kabedon.
"R-Ryōta-kun ... a-ada apa?"
"Tunjukkan apa yang kau sembunyikan di balik tubuhmu, (Name)."
(Name) langsung menggeleng dengan kuat, enggan menunjukkan apa yang ia sembunyikan. Sedangkan Kise tetap tidak mau kalah dan memilih mengambil sendiri apa yang di sembunyikan (Name) darinya.
Awalnya ia cukup sulit untuk mengambilnya karena (Name) memegang erat benda itu namun karena ia tetap tidak mau mengalah akhirnya ia berhasil juga mengambil benda itu dari (Name). Terlihat sebuah kotak berukuran sedang dengan pita berwarna merah menghiasi kotak itu, bahkan di sana juga terdapat sebuah surat kecil yang membuat Kise mengerutkan keningnya.
(Name) yang merasa kalah hendak mengambil kotak itu sebelum Kise membuka kotak itu dan membaca surat yang ada di sana juga namun Kise berhasil menghindar. Apalagi karena perbedaan tinggi yang membuat (Name) terlihat tidak sampai untuk menggapai kotak itu.
Kise yang merasa mendapatkan kesempatan langsung saja membaca isi surat kecil itu dan seketika iris matanya membola ketika membaca tulisan yang ada di sana. Ia tidak bermimpikan saat ini karena di sana tertulis : 'Aku mencintaimu Ryōta-kun -- (Surename) (Name).'
Kembali ia menatap ke arah (Name) yang kini tengah menyembunyikan wajahnya menggunakan kedua tangannya. Ia juga bisa menebak pasti (Name) kini tengah malu akibat aksinya ketahuan oleh orang yang ia sukai.
"(Name)-chan," panggil Kise lembut sambil membuka kedua tangan (Name) secara perlahan dan terlihat wajah (Name) merona hingga ke telinga membuat Kise tersenyum lembut ke arah (Name).
"J-jangan bicara dulu dan dengarkan aku," pintanya sambil berusaha menenangkan dirinya meski cukup sulit karena wajahnya malah semakin lama semakin memerah.
"A-aku ... sebenarnya aku ingin memberikan coklat itu padamu tapi ... aku melihat kau sudah mendapatkan begitu banyak coklat sehingga kupikir kau sudah tidak membutuhkan coklat dariku ..., tapi ... kupikir jika tidak aku berikan aku pasti --"
Cup!
Semua ucapan (Name) terhenti akibat Kise yang mengecup bibir (Name) dengan lembut dan juga singkat. Ia menatap (Name) dengan tatapan hangat dan tak lupa senyumannya yang menawan.
"Terima kasih atas kado valentine nya, (Name)-chan. Aku juga mencintaimu."
Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro