Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

April

Bunga sakura bermekaran dengan indah menandakan musim semi telah tiba. Biasanya banyak pasangan yang berjalan-jalan menikmati suasana seperti ini tapi tidak untuk (Name) yang tampak murung. Ia berjalan menuju rumah Kise dengan tangannya membawa sebuah koper dan juga tas ransel.

Sungguh ia tidak menyangka kemalangan akan menimpa dirinya dan satu-satunya harapan adalah Kise. Baginya jika ia ingin menginap di rumah temannya yang ada pastinya ia akan ditolak lebih dulu dikarenakan ia kekasih Kise Ryōta atau tidak mereka pasti akan meminta imbalan padanya yaitu putus dari Kise. Ia paling tidak menyukai hal itu, jadi satu-satunya harapan memang hanya ada pada Kise.

Sesampainya di rumah Kise, (Name) tampak ragu mengetuk pintu rumah itu. Ia terlalu takut. Takut jika Kise juga menolaknya karena ia pasti akan dikira merepotkan juga.

"Kurasa lebih baik aku cari tempat lain saja," gumamnya yang pada akhirnya tidak jadi mengetuk pintu rumah Kise.

"Lho, (Name)cchi kenapa kau bisa ada di sini-ssu?" Mendengar pertanyaan itu sontak (Name) langsung menoleh dan mendapati Kise yang berpeluh keringat dengan tangannya membawa bola basket.

"Ryōta-kun, itu aku ...."

"Dan kenapa juga kau membawa koper-ssu?" tanya Kise lagi yang kini entah kenapa bayangan buruk masuk ke dalam pikiran pemuda berambut kuning itu. "Mungkinkah kau di usir dari apartement? Atau jangan-jangan kau mau pergi ke suatu tempat dan meninggalkanku sendirian?" tanya Kise sedih. Tatapannya tampak sedih ketika membayangkan hal itu memang terjadi.

"B-bukan begitu, hanya saja apartemenku mengalami kebakaran. Memang sih tidak terlalu berdampak pada tempatku hanya saja pemilik apartement itu menyuruhku untuk mencari tempat tinggal sementara selagi beliau merenovasi semuanya," jelas (Name) berusaha menenangkan Kise.

"Tapi bagaimana bisa?"

"Aku rasa itu dikarenakan tegangan listrik statis yang menyebabkan kebakaran itu terjadi," jawab (Name) sedikit ragu karena ia sendiri tidak tahu pasti karena terlalu panik harus membawa semua barang-barangnya.

"Jadi," Kise sengaja menggantungkan kalimatnya, seulas senyuman mulai terlihat di wajahnya yang tampan, "bagaimana kalau kau menginap di tempatku saja-ssu?" tanya Kise lembut.

"E-eh? A-apa kau tidak keberatan?" tanya (Name) gugup, "mungkin saja aku akan merepotkanmu, lho," sambungnya lagi yang merasa tak enak hati.

"Tenang saja-ssu. Justru aku merasa sangat senang karena kekasihku bisa lebih dekat denganku-ssu yo."

(Name) tersenyum senang mendengarnya. Kise, pemuda yang ceria dan baik, ia sangat beruntung mendapatkan kekasih seperti Kise. Sungguh sangat disayangkan kekasih Kise sebelum dirinya, dia dengan bodohnya selingkuh lalu mencampakkan Kise padahal Kise itu sangat setia meski terkadang (Name) juga cemburu dengan bola basket karena Kise lebih perhatian ke bola basketnya dibandingkan dirinya. Meski begitu Kise juga sangat perhatian padanya.

Terkadang usahanya untuk mendapatkan kepercayaan Kise ternyata tidaklah sia-sia, malah itu sangat menguntungkannya. "Arigatou, Ryōta-kun."

Kise mengangguk pelan lalu berjalan menuju rumahnya dan membukakan pintu rumahnya untuk (Name). "Silakan masuk, anggap saja rumah sendiri-ssu," ucapnya lalu kembali berjalan menuju salah satu pintu dan membukanya. "Ini kamar untukmu (Name)cchi, jika kau butuh sesuatu katakan saja padaku-ssu."

Kamar yang ditunjukkan Kise terkesan minimalis dan simple namun terasa nyaman. Ini pasti kamar tamu yang memang sudah dikhususkan. Ia suka dengan kamar yang seperti ini.

"Dan juga (Name)cchi, jika kau merasa takut untuk tidur sendirian kau bisa tidur di kamarku, kok. Aku akan dengan senang hati berbagi kamar dan tempat tidurku denganmu," ujar Kise jahil sambil mengedipkan sebelah matanya membuat (Name) merinding ngeri.

"Tidak, terima kasih. Ini saja sudah lebih dari cukup. Hontou ni, arigatou Ryōta-kun."

(Name) memilih aman. Jika ia menerima tawaran yang menjurus undangan itu maka ia bisa saja dalam bahaya yang artinya Kise pasti akan mencuri kesempatan dalam kesempitan nantinya.

"Cih, padahal aku ingin tidur bersama denganmu hanya berdua saja-ssu," gerutunya pelan namun masih dapat di dengar (Name).

"Mou Ryōta-kun, kalau begitu aku akan menemanimu tidur saat tidur siang saja, ya." (Name) berusaha membujuk dan sepertinya berhasil karena Kise tidak kesal lagi padanya.

"Baiklah, akan aku pegang janjimu-ssu," jawabnya lalu terhenti sesaat, "oh ya (Name)cchi, aku ada sesuatu untukmu. Tunggu disini, ya."

Kise pergi meninggalkan (Name) sendirian di kamar tamu dengan pandangan bingung dan tak sampai lima menit Kise kembali datang dengan sebuah kotak persegi panjang dan dibungkus kertas kado berwarna silver dan dihiasi pita merah.

"Bukalah, ini balasanku saat white day, meski telat. Apa ... kau mau menerimanya (Name)cchi?" tanya Kise takut.

"Tentu saja aku mau," jawab (Name) tenang berusaha menyembunyikan rasa senangnya.

Kise pun memberikan kotak persegi panjang itu yang langsung diterima (Name). (Name) mulai membuka penutup kotak itu dan terlihat sebuah kalung berwarna silver dengan bandul berbentuk hati yang terlihat sangat cantik.

"Apa kau menyukainya?" tanya Kise yang langsung dibalas dengan anggukan semangat. "Aku sangat menyukainya Ryōta-kun."

Kise senang mendengar jawaban itu lalu mengambil kalung itu dan berjalan mendekat. Kedua tangannya mengarah ke belakang leher (Name) dengan jarak wajah yang juga ikut mendekat. Kedua tangannya berusaha memasangkan kalung itu dan setelah terpasang, tangan Kise mulai mendorong tengkuk (Name) hingga wajah mereka menjadi lebih dekat dan berakhir dengan sebuah ciuman manis.

"Aku sangat mencintamu, (Name)cchi. Jadi kumohon, jangan tinggalkan aku-ssu," lirih Kise setelah melepaskan ciumannya. Kise menatap (Name) dengan tatapan berharap.

"Jangan khawatir Ryōta-kun, aku tidak akan pernah meninggalkamu karena aku juga mencintaimu," balas (Name) dengan senyuman hangat. Kedua tangan (Name) melingkar di tubuh Kise lalu memeluknya dengan pelukan erat nan hangat membuat Kise merasa nyaman.

Dan saat itu juga mereka berharap waktu dapat dihentikan agar pelukan itu tidak terlepaskan. Kise juga senang karena hadiah pemberiannya diterima dengan baik oleh (Name) meski hadiah itu seharusnya ia berikan saat white day, selain itu Kise sebenarnya juga melupakan coklat. Tetapi lain kali ia pasti akan ingat untuk memberikan (Name) coklat dan juga hadiah, ia akan berusaha untuk membuat (Name) bahagia.

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro