Kelabakan
Sudah lama aku menyukainya dan aku tahu kalimat ini tolol kuadrat. Tapi bagaimana ya? Dia lucu sekali. Imut juga. Setiap kali dia mengeluarkan laptop buat main FIFA bareng anak-anak lain, dia naik ke meja dan duduk bersila. Bisa gampang soalnya dia pendek.
Kenapa aku bilang tolol, soalnya menurutku yang suka belajar dan pintar ini, dia enggak suka belajar dan rada bego. Apalagi aljabar. Tapi soal editting dan pengambilan video dia jago. Jadi sebenarnya dia pun manusia biasa sama seperti jutaan manusia lain di muka bumi yang punya kekurangan dan kelebihan. Jadi sebenarnya tidak tolol-tolol amat kalau kubilang aku sudah suka dia sejak lama.
Aku orangnya blak-blakan. Anehnya buat urusan ini aku kelabakan, kebingungan, dan jadi bodoh-bodoh. Kayak orang tidak jelas. Dan, aku sulit bicara soal perasaan. Jadi hari ini aku coba iseng-iseng saja menulis di kertas.
Ya.
Kutulis,
HEI AKU SUKA KAMU
KITA NIKAH ABIS WISUDA, IYA?
Seperti yang kubilang, untuk iseng-iseng saja. Sayangnya kecerobohanku tidak setuju iseng-iseng saja. Aku terlupa dan meninggalkan kertas itu di mejanya. Iya, di mejanya. Dan di kelas kami tidak ada yang punya pulpen warna galaksi selain aku.
Jadi waktu dia menemukan kertas itu, seisi kelas tertawa, dan hancurlah sudah. Akhir dari harga diriku. Hanya dengan selembar kertas di tangan, aku berhasil mengakhirinya.
Airu
9/2/25
**Akhiri cerita kalian hari ini dengan kalimat, “Dengan selembar kertas di tangan, aku berhasil mengakhirinya.”**
Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro