Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

Alfamart

Pagi ini, aku dibangunkan oleh motivasi untuk dapat promo Rabu Ngopi di Alfamart dan ketemu mba-mba barista yang cantik itu. Kopi racikannya enggak pernah enak tapi dua hari lagi kayaknya kami bisa jadian. Kalau jadian sampai akrab, aku bisa mengajarinya cara bikin kopi yang benar. Lalu kami menikah dan buka kafe kopi sendiri dan hidup bahagia selamanya. Masalahnya, bangun pagi enggak semudah melontarkan rayuan atau berlagak keren di depan cewek, jadi semua rencana itu buyar karena aku tidur lagi.

Kalau di rumah, Ibu pasti sudah mengomel sambil mencuci piring nyaring-nyaring. Saking berisiknya, Ibu sampai masuk ke mimpiku dan berperang di sana. Kemudian—aku enggak tahu dia ngapain—bunyi gedebak-gedebuk, sekop yang dientak-entak ke tong sampah, laci bufet yang dibuka-tutup, karpet yang dipukul-pukul sapu lidi ... tapi aku enggak bangun juga. Aku kalau tidur dan bermimpi bagus ya harus diselesaikan dulu. Kapan lagi aku melihat Ibu melawan Kazuya Mishima.

Jadi waktu pertempuran itu usai, aku baru bangun dan jalan sempoyongan ke halaman belakang—silau mataharinya! Di sana ada Ayah yang sedang mencangkul tanah. Dia suka sekali mencangkul tanah sebelum meratakannya lagi. Waktu kutanya buat apa, dia bilang olahraga. Dia juga menyuruhku olahraga dan jangan main komputer seharian.

Padahal aku enggak main. Aku melatih kemampuan berstrategi, mengkreasikan kombo, komunikasi, dan kerja sama tim dalam guild. Tapi Ayah enggak paham, jadi dia tetap mengataiku culun. Dia juga pamer soal masa SMA yang dia habiskan bareng gengnya yang dikenal seantero kampung. Aneh. Aku mana mau dikenal seantero kampung. Bikin malu saja.

Tapi, untungnya aku keburu pergi kuliah merantau sebelum ada kejadian aneh-aneh. Dan sekarang jadi lebih sunyi karena aku punya kamar sendiri di kosan. Masih ada sih berisik-berisik dari kamar lain, misalnya suara ngorok, atau TikTok yang berganti-ganti dari orang bicara, musik, sampai hewan di kebun binatang. Aku enggak tahu dia nonton apa saja. Yang jelas pernah ada suara cewek (aku juga enggak tahu itu dari HP atau cewek benaran). Kosan ini khusus cowok, jadi seharusnya cewek enggak boleh masuk apalagi sampai ke kamar. Kalau boleh, pemilik kosannya pasti lebih tolol dari aku.

Itu sebenarnya bukan masalah juga karena masalahnya adalah aku susah bangun pagi. Dan rencana Rabu Ngopi itu gagal lagi gagal lagi. Bisa saja aku berangkatnya agak siang, tapi kalau begitu aku sudah keduluan cowok-cowok lain yang lebih keren.

Misalnya cowok pekerja yang pesan Americano buat diminum sambil menunggu kereta. Atau cowok pekerja yang beli rokok Dunhill. Atau cowok pekerja mana saja lah yang pakai dasi dan seragam bagus. Soalnya aku ke kampus cuma pakai kemeja hitam, kaos oblong, dan jins.

Tapi kayaknya enggak apa-apa juga soalnya stereotipe cowok memang begitu. Makanya aku kagum sama para cewek yang dituntut tampil sempurna sampai usaha macam-macam buat memenuhi ekspektasi sosial. Walaupun ada beberapa kasus cewek yang enggak pedulian soal hal-hal begitu. Sebenarnya mereka jadi menarik gara-gara itu, tapi juga mencurigakan. Mereka mungkin memang dari kecil tomboi, atau punya prinsip sendiri, atau enggak mengikuti lingkungan sosial, atau tipe alfa, atau malah lesbian. Jadi aku enggak mau sama cewek yang agak menyeleneh. Aku suka cewek yang normal dan sesuai norma masyarakat. Contohnya mba barista ini.

Seenggaknya dia kelihatan normal. Gimana kehidupan aslinya, jelas aku enggak tahu. Itu di luar kendaliku. Jadi aku enggak bisa juga menyalahkan kalau ternyata dia fujoshi, atau subscriber Mr. Beast, atau fans Uttaran, atau komikus webtoon harem yang selama ini aku baca. Itu bakal jadi ujian cinta. Apa aku tetap mau mengajarkan cara meracik kopi ketika dia mencomblangiku dengan rekan kerja cowoknya, atau manajernya, atau mas-mas yang lagi memilih jenis sampo di lorong sebelah sana!

Sudah kuputuskan. Aku mending jomblo seumur hidup daripada harus menghadapi kemungkinan yang mengerikan.[]

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro