❆ day 10: "i know this isn't very romantic, but ..."
prompt by swanimagines.
--oOo--
D-DAY.
Pagi-pagi buta, [Name] sudah menganggu waktu tidur Karma dengan melompat-lompat di atas ranjang bagai kelinci agar laki-laki itu dapat bangun untuk hari pentingnya.
Setelah [Name] mengungkapkan perasaannya kemarin, gadis itu mencoba bertingkah seperti biasanya. Dia berlagak seolah insiden kemarin tidak pernah terjadi. Begitu pun Karma. Ia hanya mengikuti permainan si gadis dengan ikut bersikap biasa.
Ketika surya mulai meninggi, mereka menghabiskan waktu untuk memastikan segala keperluan dan mengecek semua dekorasi telah benar-benar siap.
Hari menjelang malam, keduanya menunggu teman-teman mereka yang akan datang malam ini. Kebetulan sekali Shiota Nagisa dan Kayano Kaede mau menerima permintaan Karma untuk menjadi penerima tamu selama ia dan [Name] bersiap-siap.
"Apa kau gugup?" tanya [Name] yang tubuhnya sudah dibalut dengan dress bernuansa merah dan putih dan rambutnya digerai dengan jepitan berbentuk mistletoe menghiasinya.
Sejenak dia melirik jam di dalam kamar yang menunjukkan pukul tujuh malam. Kawan-kawan dan mantan guru mereka sudah menunggu di lantai bawah.
Akabane Karma yang menata sibuk menata rambutnya dengan menyapu helaian crimson tersebut ke belakang menggeleng pelan sebagai respon.
"Untuk apa aku gugup? Berjalan lancar atau tidak, kita nikmati saja hari ini."
Karma selesai menata penampilannya. Kharisma laki-laki itu sangat tidak diragukan, tidak heran banyak gadis yang pernah tergila-gila karenanya.
Ah, kesampingkan sikap sadisnya. Laki-laki itulah yang membuat [Name] jatuh hati, yang membuat gadis itu menerima perasaan yang pernah disangkalnya.
[Name] merona ketika sahabatnya itu mengulurkan tangan untuk dijadikan pegangan. Dengan senang hati, gadis itu menerimanya kemudian berjalan beriringan menuruni tangga.
Keduanya langsung berbaur dengan kawan-kawan lama mereka. Canda dan tawa mewarnai malam orang-orang dalam kediaman Akabane layaknya acara reuni.
Acara dilanjutkan dengan perayaan ulang tahun Karma. [Name] keluar dari area dapur sambil membawa kue yang sempat dihias olehnya dan sahabatnya itu kemarin.
Lagu ulang tahun dinyanyikan oleh semua dalam ruangan tersebut. Karma menyunggingkan senyuman sebelum meniup lilin dan memotong kue ulang tahunnya.
"Berikan potongan pertama pada orang spesial bagimu, Karma~"
Suara Nakamura Rio terdengar sesaat sebelum tepuk tangan dan siulan dari teman-teman yang lain. Mereka menunggu Karma memberikan potongan pertamanya untuk orang spesial yang ada dalam ruangan tersebut.
"[Name]-chan, ambillah."
Wajah [Name] merona saat sahabatnya itu menyebut namanya. Dia membuka mulut lalu memakan kue yang Karma suapkan ke mulutnya. Siulan dan teriakan bahagia mendominasi ruangan, layaknya ada pengesahan pengantin.
Nakamura tidak melewatkan momen tersebut, dia segera mengabadikannya dengan kamera ponsel. Gadis berambut pirang itu akhirnya bisa menggoda [Name] dengan aib yang didapatnya tadi.
Acara selanjutnya adalah pesta perayaan yang diadakan di pekarangan rumah. Tumpukan kado sudah tertata rapi di atas sebuah meja putih. Karma sedikit terkejut dengan banyaknya hadiah yang teman-temannya berikan untuknya.
"Maaf aku tidak bisa memberikan yang lebih mahal, Karma," ucap seorang laki-laki berambut cokelat dengan dua sungut di kepalanya sambil menepuk bahu Karma.
Laki-laki berambut crimson tersebut tersenyum dan balas menepuk bahu mantan ketua kelas mereka dulu. "Tentu tidak masalah. Nikmati pestanya, Isogai-kun."
"Aku tidak menyangka kau yang mendekorasi semua ini dengan [Name]-chan, Karma."
Iris keemasan milik seorang gadis bermakhota hitam kecokelatan berbinar melihat dekorasi yang ada di sekitar mereka.
Karma merespon kekaguman Kayano dengan kekehan pelan. Ia menoleh pada seorang laki-laki berambut baby-blue di sebelah Kayano yang baru saja menepuk bahunya.
"Selamat ulang tahun, Karma. Maaf karena aku tidak bisa membelikan game Sonic Ninja terbaru. Stoknya habis sebelum aku sempat memesannya," ucap Nagisa dengan raut wajah kecewa.
Tepukan pelan diberikan Karma untuk sahabat laki-lakinya itu. Ia juga jarang bertemu dengan Nagisa karena berbeda universitas.
"Tidak masalah, Nagisa. Terima kasih banyak. Aku akan memberikan obat peninggi badan jika kau berulang tahun nanti."
Pekikan protes dari Nagisa membuat Karma dan Kayano tertawa. Sejenak ketiganya hanyut dalam percakapan tentang kehidupan mereka di universitas sebelum menyadari sesuatu.
"Tunggu. Di mana [Name]-san?" tanya Nagisa yang direspon gelengan kepala dari Karma.
Ketika sedang sibuk mencari keberadaan [Name] dari tempatnya berdiri, gadis yang dibicarakan tampak ke luar dari rumah Karma sambil membawa tumpukan kertas dan radio mini.
Kakinya berhenti tepat di depan Karma, membuat suasana menjadi hening seketika. Semua mata tertuju pada [Name].
Gadis yang merasa menjadi pusat perhatian itu, menghela napas dalam-dalam sebelum meletakkan radio di atas meja dan mengangkat kertasnya.
Today is your birthday, right?
Akabane Karma memiringkan kepalanya sejenak kemudian mengangguk. Senyum terulas di bibir gadis itu, jemarinya bergerak untuk memutar kaset yang ada di dalam radio. [Name] beralih pada kertas selanjutnya.
I won't forget it. Don't worry.
Seringai terulas di wajah menawan Karma. Laki-laki itu nyaris terkekeh dengan kejutan yang diberikan sahabatnya kali ini.
Happy birthday, dumbass.
[Name] sejenak menatap iris mercury milik Karma. Laki-laki itu masih menyunggingkan senyumannya. Ia tahu jika [Name] berniat mereka-ulang adegan populer yang ada dalam film Love Actually.
I hope your day always full of happiness. Have a great time.
[Name] mengulas senyuman termanisnya. Jantung laki-laki itu dibuat tidak karuan karena tingkah menggemaskan sahabatnya.
Then, today is also christmas.
And, you cannot tell the lies. So, here I go ...
I hate you.
Kening Karma berkerut ketika kalimat tersebut tertulis jelas di kertas yang dipegang [Name]. Tentu saja hal tersebut mengundang kekehan pelan dari kawan-kawan lama mereka yang melihat interaksi dua insan itu.
Really. You always teasing me, annoy me with anything you do till I am getting mad easily.
[Name] menghela napas sebelum beralih pada kertas selanjutnya. Gadis itu menggigit bibir bawahnya, pertanda gugup.
But, to me ... you are perfect.
Iris mercury Karma berbinar membaca rentetan kata tersebut. Jujur saja kalimat itu membuat perutnya tergelitik dan jantungnya berdetak cepat.
I dunno why I am feeling like this.
You make me feel safe, comfortable, and happy.
Sekali lagi, [Name] menghela napasnya. Rasanya dia tidak sanggup untuk melanjutkan. Namun, tatapan kawan-kawannya memberikan dorongan untuk gadis itu agar terus melanjutkan apa yang dilakukannya.
No. It musn't be love, right?
If I can be more selfish, I want you to always stay by my side until whenever.
You're my bestfriend. I̶ ̶l̶o̶v̶e̶ ̶y̶o̶u̶ I admire you.
Semburat merah tipis terlukis di pipi Karma. Ia masih dapat membaca kalimat yang gadis itu sengaja coret dengan spidol hitam. Karma menatap gadis itu dengan pandangan meneduhkan, membuat [Name] menelan ludah pahitnya.
Happy birthday and
merry christmas, my silly bestie.
[Name] menyatukan kembali kertasnya, kemudian meletakkan tumpukan tersebut di dekat kakinya. Dia tersenyum sambil mengacungkan ibu jari, sama seperti yang dilakukan aktor di film yang ditontonnya.
Musik masih mengalun mengisi keheningan yang ada di pekarangan rumah itu. Kawan-kawan mereka berdua tampak memandang keduanya dengan tatapan penuh harap dan bangga.
Berharap agar Karma memberi jawaban dan bangga akan keberanian [Name] untuk mengungkapkan perasaannya.
"I know this isn’t very romantic, but ..."
Akabane Karma maju selangkah lebih dekat dengan [Name]. Gadis yang wajahnya sudah benar-benar memerah itu hanya mengerjapkan mata.
Karma membungkuk, mengambil kertas terakhir yang [Name] pakai untuk memberikan kejutan. Ia mengeluarkan spidol dari saku celananya.
Entah untuk apa Karma menyimpan benda tersebut, yang pasti sekarang laki-laki itu sibuk menulis sesuatu di atas kertas bekas [Name].
Setelah selesai, Karma menekuk kertas tersebut menjadi dua kemudian menunjukkan apa yang ditulisnya tepat di depan wajah sahabatnya.
merry christmas, my silly b̶e̶s̶t̶i̶e̶. lover♡
i love you too :)
Gadis itu tidak percaya dengan apa yang dibacanya dari tulisan tersebut. Jadi selama ini Karma juga menyimpan perasaan padanya?
Karma hanya mengulas senyum. Senyum yang tulus dan mampu membuat degupan jantung [Name] menggila.
"It's romantic enough for me," bisik Karma dengan volume yang masih dapat gadis itu dengar.
Mendapat jawaban dari tindakan Karma tersebut, sang gadis langsung melompat dalam pelukan Karma. Mendekapnya erat sambil menangis. Dia tidak menyangka kejujurannya pada dirinya sendiri akan berbuah manis.
Suara sorakan kebahagiaan menyambut pasangan baru tersebut. Kawan-kawan mereka bertepuk tangan, bersiul, dan meluapkan rasa senang mereka dengan berbagai cara.
"Tidakkah kau ingin menciumnya, Karma?"
Sebuah suara dari wanita berambut pirang menginterupsi momen bahagia dua insan tersebut. Wajah-wajah di sekitar keduanya berubah menjadi mesum setelah mendengar perkataan Irina Jelavic--guru bahasa inggris mereka dulu.
Seringaian tercetak di wajah tampan Karma, laki-laki itu memegang dagu [Name] dengan jemarinya.
"Bagaimana dengan dua puluh hit dalam tiga detik?"
Suara sorakan terdengar usai Karma mengatakan hal tersebut. Ia mempersempit jarak antara mereka. [Name] sendiri langsung menutup akses agar kedua bibir mereka tidak saling bersentuhan dengan tangannya.
"Jangan melakukan hal memalukan seperti itu di depan orang banyak!"
Penolakan [Name] membuat kawan-kawannya kecewa dengan adegan roman picisan di depan mata mereka. Gadis itu menarik dirinya dari Karma kemudian bersidekap dada.
Kekehan pelan meluncur dari mulut si rambut crimson. Dengan cepat, ia mengecup pipi [Name] sambil membisikkan sesuatu lalu melenggangkan kakinya menuju ke kerumunan orang.
"Lanjutkan pestanya, kawan-kawan~"
Seperti yang dikatakan Karma, semua yang ada di sana segera kembali pada aktivitas mereka. Bersendau-gurau, menikmati makanan, dan ada juga yang sibuk mencari jodoh karena iri dengan Karma dan [Name].
Gadis itu ditinggalkan di tempatnya dengan wajah yang lebih merah dari tadi. Dia benar-benar dibuat malu setengah mati sampai ingin mengubur diri rasanya. Bisikan Karma membuat pikiran mantap-mantap di hari pertama dia menginjakkan kaki ke tempat ini kembali lagi.
"Tidak masalah kalau ingin melakukannya di ruang pribadi. Namun, jangan salahkan aku jika hal lain terjadi."
--oOo--
Words count: 1524 words.
Media: Have Yourself a Merry Little Christmas - cover by 다운 (dvwn).
Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro