Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

Day 4

Baekhyun kembali mengecek ponselnya. Ia menunggu janji Chanyeol yang katanya akan menelponnya. Sejak kejadian kemarin, tidak ada satu orang pun yang keluar dari kamarnya masing-masing kecuali dirinya dan Sehun. Bukannya mereka tidak berani, hanya saja mereka menghindari dari Suho. Mereka bertekad untuk menghindari Suho selama masalah yang ia punya dengan Chanyeol selesai.

"Bukankah seharusnya kita membantu menyelesaikan masalah mereka bukan malah menghindar seperti ini?" ucap Chen sambil memakan sarapannya yang baru saja dibuat oleh Sehun.

"Bagaimana kita bisa membantu menyelesaikan masalahnya? Masalah mereka saja kita tidak tau," balas Kai.

"Ah, mereka menyusahkan!" desah Xiumin lalu menutup matanya.

Mereka sekarang berkumpul di kamarnya Chanyeol. Alasan yang bagus kenapa mereka kumpul di sini adalah; Pertama, tentu saja menghindari Suho. Kedua, mereka ingin mengetahui apa yang disembunyikan Chanyeol. Ketiga, mereka tidak pernah masuk ke kamar Chanyeol, jadi ini adalah kesempatan emas untuk melepas perawanan kamar ini. Andai Chanyeol tau, mereka akan dibantai abis-abisan.

"Kita sudah mencari di seluruh sisi di kamar sini. Tapi tetap saja kita tidak menemukan apa-apa." Sehun menghela napasnya, lelah.

Baekhkyun selaku ketua di ide licik ini sedang berpikir keras. Apa yang ia lewatkan? Bagaimana bisa mereka tiba-tiba menjauh satu sama lain padahal seminggu yang lalu mereka terlihat baik-baik saja?

Akhirnya, setelah lama berpikir, dirinya mendapat hidayah.

Ia menjentikkan jarinya, "Bukankah hari pertama Chanyeol pergi, ia bersama pengawal pribadinya?"

Semua temannya langsung membuka matanya. Benar juga. Pikir mereka.

"Aih, kau ini bodoh atau apa? Pertama kali Chanyeol pergi, ia pergi sendiri membawa mobil van," ucap Kyungsoo lalu menjitak kepala Baekhyun.

Baekhyun tertawa sendiri melihat perilakunya sendiri. "Setidaknya, pasti pengawalnya tau keberadaan Chanyeol."

"Di mana para pengawal menginap?" sedetik setelah Sehun melemparkan pertanyaan itu, mereka langsung menelpon pengawal mereka masing-masing dan mencari keberadaan pengawal Chanyeol.

Mereka terus berjalan kesana-kesini, menunggu jawaban dari pertanyaan Sehun tadi. Sudah 30 menit mereka menelpon para pengawal pribadi mereka masing-masing. Tapi tidak ada jawaban.

Baekhyun melempar ponselnya asal, dia sudah cukup kesal karena usahanya selalu sia-sia.

"Kenapa pengawal pribadi kita tidak ada menjawab telepon dari majikannya sendiri?!" emosinya sudah meluap.

Sehun mengelus bahunya, "Kurasa manager yang memberitaunya untuk tidak memberitau kita."

Kai merebahkan badannya di ranjang Chanyeol, "Kalau seperti ini, kita tidak akan pernah tau apa yang sebenarnya terjadi."

Dengan menatap langit-langit kamar Chanyeol, kepala Kai mulai pusing dengan drama yang sedang ia alami. Sebelumnya belum pernah terjadi seperti ini. Masalah mereka selalu diselesaikan secara baik-baik. Well, ini kedua kalinya setelah masalah Baekhyun dulu sebelum debut.

"Apa mungkin... ini karena perempuan?" sahut Kai.

"Tidak mungkin, Suho cukup dewasa untuk masalah sekecil itu." Xiumin melempar bantal ke arah Kai karena kesal dengan perkataannya yang dianggap meremehkan Suho.

Ia bangun dari tidurnya, "Cinta itu buta. Cinta tidak mengenal orang. Jika kau sudah mencintai satu orang, pasti kau akan tergila-gila dengan orang itu!"

"Ah, rasanya tidak masuk akal!" bantah Xiumin lagi.

"Kau ini paling tua, tapi paling bodoh dalam hal cinta," gumam Kai. Xiumin yang mendengar kata itu langsung  melempar sejuta bantal yang berada di kamar Chanyeol.

"Ah, mereka malah berantam. Dasar bodoh," gumam Sehun kecil. Hampir tidak ada yang mendengar gumamannya itu.

Tiba-tiba bahunya di dorong kasar, "Jangan seperti itu. Mereka lebih tua darimu." tanpa Sehun sadari, Baekhyun ternyata mendengarnya. Mendengar perkataan Baekhyun, Sehun langsung tertawa polos.

"Sudahlah, hentikan! Lebih baik kita keluar dan cari kebenaran!" saran Baekhyun.

"Ini lagi. Selangkah saja kau keluar dari apartement ini, kau akan mati di tarik-tarik oleh wartawan dan fans-fansmu." Kyungsoo membalas perkataan Baekhyun. Tidak adakah ide yang bagus dan masuk akal?

Baekhyun kembali menjentikkan jarinya. Semua orang di kamar itu sudah akan menduga sedetik ia menjentikkan jarinya, ide buruk akan keluar.

"Kalau Chanyeol saja bisa tidak ketahuan para wartawan, kenapa kita tidak bisa?"

~~~

Chanyeol menatap Jane sinis. Kesabarannya sudah benar-benar habis. Meskipun ia sedikit merasa kasihan terhadap Jane, tapi tetap saja.

Kemarin, Jane tidak bangun dari tidurnya dan lupa untuk memakan makanannya. Lalu saat tengah malam, dia bangun karena merasa mual. Tanpa diduga, dia langsung mengeluarkan isi perutnya di depan Chanyeol yang membuat bajunya basah dan bau.

Tiga hari yang lalu, Chanyeol merasa gadis ini adalah petaka bagi hidupnya. Tapi sekarang, ia rasa gadis ini adalah akhir dari hidupnya.

"Ayolah, itu hanya ada sedikit noda! Aku juga sudah meminta maaf, tidak bisakah kau memaafkan kesalahan orang?" Jane merasa risih dengan tatapan Chanyeol yang dianggap sangat mengintimedasi dirinya.

Dokter mengatakan kalau maagnya kambuh, itulah kenapa badannya sekarang panas-dingin dan selalu merasa mual. Itu juga alasan kenapa ia muntah di bajunya Chanyeol.

"Hanya noda kau bilang?" Chanyeol mengepal kedua tangannya.

"Itu tidak disengaja, kalau aku tau aku akan muntah tadi malam, aku akan memuntahkan isi perutku di wajahmu."

"Kau... benar-benar!" dari gerakkan Chanyeol, ia seperti ingin memukul orang yang ada di depannya, seandainya saja yang di depannya bukan perempuan. Dia akan habis diterkam olehnya.

"Kau ingin memukulku? Pukul aja, pukul!" dia memajukan wajahnya, menantang.

Mata Chanyeol sudah memerah, menahan emosi. Ia pun benar-benar menaikkan kepalan tangannya di depan wajah gadis yang menantang itu. Tapi tangan itu berhenti tepat di depan wajah gadis itu. Dia tiba-tiha ingat kata ibunya, kalau perempuan itu untuk dihormati bukan disakiti.

Ia pun akhirnya menurunkan tangannya dan keluar dari kamar itu. Dengan begitu, ia bisa menenangkan dirinya.

"Dia pikir dia siapa? Berani-beraninya menantangku! Kalau saja dia tau aku ini siapa, aku akan menyuruh fansku menyerang dia!" marahnya.

Karena terlalu kesal, dia pun akhirnya meninggalkan rumah sakit itu lalu pergi ke tempat ice cream. Biasanya kakak perempuan selalu membelikan ice cream kalau ia merasa kesal atau sedih. Sejak itulah, ia merasa kalau ice cream adalah penyelamat hidupnya.

Masih dengan masker di wajahnya, topi hitam di kepalanya dan baju serba hitam, ia keluar dari rumah sakit dan pergi ke tempat ice cream terdekat.

Ia tidak menggunakan mobil vannya karena jarak tempat ice cream dengan rumah sakit itu sangat dekat. Bagaimana ia tau? Well, meskipun kota ini bukan tempat tinggalnya dan mungkin ini adalah pertama kalinya ia ke kota ini, tapi karena sekitar 3 hari yang lalu, tepat di saat Jane tidak sadarkan diri, perasaan Chanyeol sangat tidak karuan dan akhirnya ia memutuskan untuk mencari tempat ice cream. Itulah asal mula cerita ice cream bagi kehidupannya.

"Mau beli berapa?" tanya si penjual.

"Satu aja," jawabnya sambil menundukkan kepalanya. Ia takut kalau orang yang didepannya mengenalnya.

"Yakin? Beli 2 aja, kak. Sekalian buat pacar kakak, biasanya kalau dikasih ice cream, perempuan itu bisa luluh," saran penjual.

Chanyeol tersenyum kecut dibalik maskernya, "Pacar? Aku tidak punya hubungan semacam itu,"

"Ayolah, kau tidak akan rugi jika beli 2."

Karena tidak ingin berlama-lama di tempat ice cream, akhirnya Chanyeol membeli 2. Dan dua-duanya rasa vanilla--karena dia menyukai vanilla.

Saat dia sedang berjalan arah balik ke rumah sakit, ia tidak menyadari kalau ada 3 orang yang sedang memperhatikannya dari tadi. Sekarang 3 orang itu menjadi lebih penasaran dari sebelumnya.

~~~

Day 4 is done! next chapt will be update soon:)

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro