Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

Day 3 Pt. 2

Chanyeol menghentakkan tangannya ke atas meja, manager yang di depannya terlihat kaget dengan perbuatan Chanyeol yang kasar dan tidak seperti biasanya. Bagaimana tidak? Omongan managernya ini sangat tidak masuk akal dan tiba-tiba merusak kesepakatannya. 

Chanyeol melihat ke arah luar, Suho melihat perbincangan mereka dengan tatapan yang sangat intens seperti ia ingin tau apa yang sedang mereka bicarakan. 

Sekarang Chanyeol sedang berdiri di apartement groupnya, yang ia kira hanya ada anggota membernya, tetapi ternyata managernya juga tiba-tiba hadir di sini dan memperburuk keadaan. Suho mendesak managernya untuk memberitau keberadaan Chanyeol dan alasan apa yang membuat membernya membatalkan tournya. Jika Chanyeol tidak datang tepat waktu, mungkin semuanya akan terbongkar. 

"Baiklah, aku mungkin bisa menyembunyikan masalah ini dari mereka. Tapi sepintar-pintarnya tupai melompat, pasti akan terjatuh. Mereka akan mengetahui semuanya cepat atau lambat." managernya berusaha menenangkan Chanyeol. 

"Kalau seperti itu, buatlah mereka mengetahui semua ini secara lambat," balas Chanyeol geram.

"Kau hanya bisa memperburuk keadaan, kau tau?" dumel managernya kemudian ia kembali duduk di sofa sedangkan Chanyeol masih berdiri menatap managernya itu dengan geram. 

"Kita sudah membuat kesepakatan, profesional lah." setelah mengucapkan kata itu, Chanyeol langsung keluar dari ruangan berkaca itu. Belum selangkah ia keluar, anggota membernya langsung menahan langkah Chanyeol untuk pergi lebih jauh. Tentu saja Chanyeol membrontak.

Dan yang benar saja, mereka akhirnya menyeret Chanyeol sampai ke ruang santai. Temannya atau Sehun yang notabennya paling kuat dari member yang lainnya menarik kedua kakinya, Xiumin--orang yang paling tua di group itu menyeret tangannya yang dibantu oleh Kai. Sisanya hanya menahan tawa melihat ekspresi Chanyeol yang kondisinya wajahnya memerah, bibirnya terbuka dan berteriak. 

"Lepaskan!" karena sudah berada di ruang santai, mereka pun melepaskan tangan mereka dari tubuh Chanyeol. Chanyeol yang merasa dirinya dipermalukan langsung berdiri dengan tegap. 

"Penyiksaan hidup." gumamnya. 

Baekhyun mempersiapkan kursi kecil di belakang Chanyeol, sedangkan member yang lain duduk di sofa yang posisinya ada di depan hadapan Chanyeol. 

"Apa? Kenapa kalian melihatku seperti itu?" tatapan-tatapan para temannya itu membuat Chanyeol risih. Bayangkan saja ada tujuh orang yang menatapnya sinis, bagaimana tidak risih?

"Duduklah," Sehun berdiri dan mendorong bahunya Chanyeol dengan kasar. Chanyeol yang merasa kalah, hanya menurutinya untuk duduk di kursi kecil. Chanyeol mendesis pelan, Sehun tidak biasanya seperti ini. 

Sekarang posisinya seperti Chanyeol sedang dikepung oleh teman-temannya sendiri. Sehun berada di belakang kursinya, Baekhyun dan Kai ada di kedua sampingnya dan sisanya berada di depan hadapannya. Jangan lupa dengan Suho. Dengan posisi yang seperti dikepung ini, Chanyeol terpaksa untuk menatap kedua mata Suho--karena Suho tepat berada di tengah sofa.

"Kau bisa membuat semuanya sederhana," jedanya. Perasaan Chanyeol sudah tidak enak. "Atau kita bisa pakai cara lama." Chanyeol tidak tau pasti apa maskud perkataan Suho, tapi ia tau apapun itu pasti tidak akan bagus. 

"Apapun itu, aku tidak akan peduli. Aku tidak akan membuka mulutku." Chanyeol membalas tatapan Suho dengan menantang. 

"Baiklah." Suho memberi kode ke Sehun. Sehun berjalan mengambil sesuatu di dalam laci. Tali. 

"Kau ingat waktu sebelum debut? Waktu itu Baekhyun pernah mengambil ponsel secara diam-diam dan menelpon orang tuanya? Dan karena itu kita semua kena masalah. Dan apa kau ingat bagaimana cara akhirnya Baekhyun membuka mulutnya?" jedanya. "Kita menggunakan cara ini." Sehun memberikan tali itu ke Suho. Sial. 

Chanyeol menggelengkan kepalanya sambil tertawa garing. Ini mustahil. Mereka tidak pernah memakai cara ini lagi karena cara ini sangat kekanakan. Waktu itu, sebelum debut, para member dilarang untuk menelpon orang luar, termasuk keluarga. Tapi Baekhyun melanggar peraturan itu. Dan semua member kena masalah, karena itulah Suho mencetuskan cara ini. Di mana orang yang disebut sebagai tersangka harus di ikat dan diancam sampai ia jujur. Waktu itu umur mereka masih belasan tahun. Bahkan Sehun masih di sekolah menengah atas. Pikiran mereka masih tidak dewasa. Tapi sekarang? Mereka semua sudah lebih dewasa, umur mereka sudah lebih jauh dari sebelumnya. Tidak lucu jika cara ini pergunakan lagi--meskipun memang mereka kadang masih berlaga seperti anak kecil.

"Kau bercanda," desis Chanyeol. 

"Lihat saja." Perkataan itu masih membuat Chanyeol tidak percaya. Sampai Sehun benar-benar mengikatnya. Detik itu juga Chanyeol langsung membrontak tapi tentu saja kekuatannya tidak kuat untuk mengalahkan enam orang. 

Di saat mereka sedang mengikat Chanyeol, Suho kembali menemui managernya. Ia akan menggunakan sejuta cara akan mengetahui semuanya. Karena ia beransumsi kalau Chanyeol sedang berhubungan dengan seseorang. Seseorang yang ia sukai. 

~~~

Di sisi lain, Jane masih merasa kesal. Chanyeol tiba-tiba meninggalkannya, untuk kedua kalinya. Ketahuilah, kalau tidak ada perempuan yang ingin ditinggal sendiri. Jane akui memang ia baru saja bertemu dengan Chanyeol dan masih merasa asing. Tapi ia lebih memilih perdebat dengan Chanyeol daripada ditinggal sendirian dengan kondisi lemah. 

Kepalanya menoleh ke arah kanan, tiba-tiba terdengar suara. Jane perlahan memindah kotak donat yang Chanyeol belikan yang posisinya berada sangat dekat dengan ranjangnya. Begitu kotaknya ia pindahkan, terlihat ponselnya Chanyeol sedang berdering. Terukir senyuman licik di wajah Jane. 

"Sungina is calling," gumam Jane. Pasti pacarnya.

"Chanyeol, ada yang menelponmu!" teriak Jane. Dia tau kalau Chanyeol sudah tidak ada di rumah sakit ini, teriakkan itu hanya untuk memastikan saja. Lalu muncullah ide licik di kepalanya. Dia membuang sim cardku secara sengaja, mungkin kalau aku mengerjainya balik ini akan seru. Batin Jane. 

Dia pun mengangkat telepon itu. "Halo? Chanyeol, kau di mana? Kenapa kau tidak membalas pesanku?" suara nyaring itu langsung menusuk telinga Jane. 

"Dia sedang sibuk," Jane bersuara. 

"Ini siapa? Kenapa kau memegang ponsel Chanyeol?" nada perempuan itu langsung berubah menjadi lebih tinggi. 

"Perkenalkan, aku pacar--" ucapan Jane terpotong karena tiba-tiba ada orang yang masuk ke kamarnya. Awalnya ia kira Chanyeol, tapi bukan. Itu hanya orang yang Chanyeol panggil sebagai sebutan teman. 

"Halo! Kau siapanya?! Pacarnya?!" histeris perempuan itu. Jane tersenyum polos saat teman Chanyeol mengambil ponsel itu secara paksa. Suara teriakkan-teriakkan dari perempuan itu masih terdengar sampai akhirnya itu berhenti saat temannya Chanyeol mematikan sambungan teleponnya. 

"Kenapa kau menjawab telepon yang bukan untukmu?" 

"Well, anggap saja sebagai balasan." 

"Balasan apa?"

"Temanmu yang aneh itu sudah membuang sim card-ku. Dan dia tidak merasa bersalah sama sekali. Jadi aku melakukan apa yang telah ia lakukan kepadaku." Temannya menggelengkan kepalanya lalu ia berjalan keluar dengan membawa ponselnya Chanyeol. 

"Hey, hey! Tunggu!" panggil Jane. "Karena Chanyeol sedang tidak ada, kenapa tidak kau saja yang menjagaku di sini?" temannya Chanyeol mengangkat bahunya lalu berjalan ke sofa. 

Setelah diam agak lama, akrhirnya Jane bersuara, "Aku Jane."

Dia menaikkan alisnya, "Steve."

Tiba-tiba muncullah pertanyaan di benaknya, "Bagaimana kalian bisa bertemu?"

"Saat kuliah."

"Oh ya, Chanyeol itu seorang penyanyi cafe, bukan?" 

"Ya,"

"Lalu kalau dia sudah kuliah, kenapa dia menyanyi di cafe? Kenapa dia tidak kerja suatu perusahaan dengan penghasilan yang lebih besar?" 

"Itu pilihannya."

Tiba-tiba Jane menyadari sesuatu, "Tunggu, kalau dia hanya kerja sebagai penyanyi cafe, bagaimana bisa ia membayar semua ini? Operasiku, kamar rawat inap ini dan setauku, dia selalu memakai baju yang merknya mahal-mahal," 

"Aku hanya temannya, bukan pacarnya."

"Tapi kau bilang, kau sudah berteman dengannya sejak kuliah. Itu artinya kau sudah berteman lama dengannya. Kenapa kau tidak tau tentang ini?"

Steve merasa bersyukur karena tiba-tiba suster datang dan memberitau Jane untuk mandi terlebih dahulu. Steve tidak tau kalau Jane akan menanyakan pertanyaan yang sangat mendalam. Meskipun tampak luar Steve itu dingin dan cuek, tapi dalamnya ia sangat khawatir kalau penyamaran Chanyeol terbuka gara-gara dirinya. Bisa-bisa ia dipecat.

"Kau bisa pergi dulu, dia biar saya yang urus." kata suster. Steve langsung cepat-cepat keluar dari kamar rawat inap itu.

Sedangkan Jane merasa sesuatu yang mengganjal. Banyak pertanyaan yang tiba-tiba muncul di benaknya. Siapa sebenarnya Chanyeol Chanyeol ini?

~~~

Ini cuman lanjutan dari part kemaren wkwk. kalo belum dapet feelsnya, yang sabar ya. emang kadang author ini kurang ahli. pokoknya konfliknya bakalan tetep dateng dan bakalan makin ribet. 

btw chanyeol bakalan diapain tuh sama abang suho? 

STAYTUNE YA!

Obi,

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro