Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

Day 1

Gadis itu kembali menatap kedua orang tuanya dengan tatapan sinis. Inilah kenapa ia sangat malas pulang ke rumah, karena orang tuanya akan selalu membahas hal ini. Perjodohan.

"Umurmu sudah tidak muda lagi, Jane. Kau harus menikah, Ibu mau lihat kau mempunyai anak. Ibu mau melihat cucuku!" ucap Ibunya.

"Umurku masih muda, Bu! Aku masih kuliah! Dan aku tidak mau menikah sebelum aku lulus! Aku ingin mempunyai pekerjaan dulu baru menikah. Kenapa tidak ada yang mengerti?" balas gadis itu yang dipanggil Jane.

Ayahnya langsung berdiri mendengar Jane membentak Ibunya sendiri.

"Sudah! Ayah tidak mau lagi mendengar satu kata lagi yang keluar dari mulutmu! Pokoknya kau sudah dijodohkan dengan teman Ayah. Bisakah kau menerima itu?"

"Apa Ayah gila?! Aku bahkan tidak pernah bertemu dengan anak Ayah itu! Kenapa aku tidak bisa memilih jodohku sendiri!" Jane tetap melawan setiap kata yang keluar dari kedua orang tuanya itu.

"Kalau kau tidak setuju dengan perjodohan ini, silahkan angkat kaki dari rumah ini." kata-kata itu langsung membuat keadaan sunyi. Jane tidak menyangka Ayahnya akan mengusirnya karena perjodohan bodoh ini.

Dengan mata berkaca-kaca, Jane meninggalkan tempat itu dengan diam. Pintu terdengar dibanting saat dia benar-benar meninggalkan rumah orang tuanya itu.

Memang, dia tidak tinggal disitu. Dia tinggal di suatu kost-kostan perempuan yang dekat dari universitasnya. Jadi kalau dipikir-pikir tidak masalah kalau dia mengangkat kaki dari sana. Tapi hanya kali ini, dia tidak akan pernah balik lagi.

Sekitar 15 menit ia berjalan. Dia baeu sadar kalau tasnya ketinggalan di rumah orang tuanya yang membuat ia tidak bisa naik angkot atau bus untuk kembali ke kostnya. Sekarang ia baru sadar kalau keluar dari rumah orang tuanya itu tanpa berpikir dua kali adalah sebuah kesalahan besar.

Hari sudah malam. Matahari sudah tenggelam sejak tadi dan Jane sama sekali tidak mempunyai arah untuk kemana ia pergi. Kostannya terlalu jauh dari sini dan dia tidak bisa berpikir jernih. Matanya sudah tidak bisa menahan pedih perkataan kedua orang tuanya yang terus-menerus memaksanya untuk menikah dan akhirnya mengusirnya pergi. Kakinya yang sudah mulai pegal itu rubuh di pinggiran jalan raya yang cukup sepi. Air matanya mulai berkeluaran tanpa henti, dia menutupi wajahnya dengan kedua tangannya.

Suara isakkan yang ia keluarkan mulai membuat warga yang lewat di kawasan itu bertanya apakah ia baik-baik saja. Jane pun akhirnya menyudahi air matanya dan kembali berjalan.

Entah berapa lama ia berjalan, akhirnya ia mendengar suara dentuman musik yang luar biasa kerasnya. Hatinya pun penasaran, tanpa ia sadari, kakinya berjalan ke arah suara itu. Setelah sampai di depan tempat itu, ia baru tau tempat apa itu. Club.

Hatinya tergoda ingin masuk, tetapi otaknya berpikir apa akibat yang akan terjadi jika ia masuk kesana. Akhirnya, ia masa bodoh dengan semuanya. Toh, dia sudah diusir dan terbuang tanpa arah.

Sedetik setelah ia masuk, ia bisa menghirup aroma alkohol yang sangat menyengat. Beberapa laki-laki berusaha menariknya ke lantai dansa, tapi tentu saja ia tolak. Ia sampai ke bar yang terletak di pojok kiri. Ia melihat ke arah pelayannya. Perempuan yang mempunyai tato di mana-mana dan mungkin hidupnya tidak ada tujuan. Hampir sama sepertinya.

"Kau terlihat stress, butuh berapa gelas?" tanya si pelayan itu.

"Um," jedanya. Ia tidak mempunyai uang, bagaimana ia bisa beli?

"2 gelas, aku yang traktir!" sahut laki-laki yang berada di belakang Jane. Jane menoleh ke arah lelaki yang ada di belakangnya itu. Tampan.

Senyuman terukir di wajah lelaki itu. "James," ucapnya sambil mengulurkan tangannya. Jane pun membalas uluran tangannya, "Jane."

"Kau terlihat stress, ada apa?" tanya lelaki itu yang bernama James.

Jane tertawa, "Ah, hanya masalah pribadi." dia memang bukan orang yang gampang terbuka, tapi bukan juga orang yang tertutup. Jane akan menjadi orang yang terbuka jika dia merasa nyaman ke orang tersebut.

"Baiklah, hari ini kau aku traktir! Sampai malam!" setelah dia mengucapkan kata itu, entah berapa gelas yang Jane minum. Ia terus meminum gelas yang ada di depannya dan James terus memberinya mimuman.

"Baiklah! Kurasa ini cukup, kau sudah mabuk sekali!" James menarik gelas kecil yang dipegang Jane. Jane tertawa garing, dia bahkan sudah tidak sadarkan diri. Pikirannya kabur dan burem.

"Astaga! Kau sangat mabuk!" teriak James lagi. Tanpa disadari, Jane menampar wajah James dan berkata, "Berisik!" lalu ia tertawa.

"Dasar gila!" setelah mengucapkan itu, James langsung pergi. Sedangkan Jane, sangking mabuknya, ia malah memukul setiap orang yang ada di depannya. Karena kelakuan anehnya itu, security di sana menyeretnya keluar.

"Dasar perempuan gila tidak tau diri!" umpat security, Jane tidak tinggal diam. Dia mengangkat jari tengahnya, setelah melakukan itu dia akhirnya pergi.

Sekarang situasinya sudah semakin memburuk. Kaki Jane terus berjalan bercompang-camping, tidak tau arah, pikirinnya sudah tidak sadar dan matanya buram dan gelap. Sampai akhirnya dia mendengar klakson lalu pikiriannya menjadi benar-benar gelap. Dia pingsan? Atau mati?

~~~

HIII!!! first ff ttng korea wkwkkw. tentang chanyeol ni! fans chanyeol harap merapat! btw butuh banget saran dan kritiknya yaw:)

next part will be publish soon!

-Obi

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro