Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

06

BAB VI

Flavia POV

   Selama perjalanan pulang, aku merasakan ada sesuatu mengganjal, aku menghela napas, tetapi terhenti saat secara mendadak Julius memberhentikan mobilnya, ia secara refleks menatuh lengannya didepanku.

   "Apa yang terjadi?" Tanyaku.

   "Diam didalam mobil." Titahnya, dan aku tidak melawan kali ini, karena itu hanya akan menambah bebannya, aku mengangguk, ia keluar dari dalam mobil, saat itu aku tersadar bahwa ada seekor serigala liar, atau Rogue, ia berdiri didepan mobil kami.

   Julius berjalan kearah serigala itu, berdiri secara tegap dan angkuh, serigala itu langsung menyerang kearah Julius, tetapi ia tidak bergerak sedikitpun, aku meremas tali pengamanku dan menatap ngeri kearah genggaman tangan Julius, tanpa bergerak sedikitpun, ia dapat mengeluarkan jantung serigala itu dari tempatnya.

   Dan sekarang 5 ekor serigala keluar dari tempat persembunyian mereka, mereka mengepung Julius, tetapi aku tidak merasakan rasa takut yang terpancar dari tubuh Julius, mengapa ia tidak berubah wujud? Dan bagaimana bisa ia begitu kuat?

   Serigala-serigala itu mulai menyerang Julius secara bersamaan, tetapi aku merasakan Julius begitu tenang, Astaga apa yang salah dengannya? Ia bisa saja terbunuh!

   Satu serigala menyerang dari arah kiri sedangkan satunya lagi menyerangnya dari arah kanan, Julius menancapkan cakarnya keleher kedua serigala itu dan menyeretnya diatas aspal, aku meringis, serigala lain ikut menyerang Julius, Julius dengan sigap menahan serangan mereka dengan melempar kedua serigala yang ada ditangannya kearah para serigala itu, membuat mereka terjatuh keatas tanah.

   3 serigala berjalan kearah Julius dan menggeram kearah Julius, tanpa ia sadari, ada satu serigala yang menuju dari arah kanan dan serigala itu langsung menggigit lengan Julius, aku meneriaki namanya.

   Julius langsung menancapkan cakarnya keleher serigala itu dan langsung menariknya, membuat serigala itu jatuh tidak bernyawa, panjanganku beralih pada serigala yang sekarang berada didepan jendeaku, aku mengigit bibir bawahku keras, menahan teriakan yang dapat mengalihkan fokus Julius.

   Aku menatap kearah mata serigala itu, ia menunjukan deretan gigi tajam dengan liur yang menetes, ia menatapku dengan penuh amarah dan kebencian, apa yang mereka mau, apa yang mereka cari dan apa tujuan mereka melakukan serangan ini? Apa yang sebenarnnya terjadi?

   Aku tidak menyadari bahwa serigala itu telah di tarik dan dilempar cukup jauh oleh Julius, hingga saat ini, ialah yang berdiri didepanku, ia membuka pintu mobil dan berlutut dihadapnku, aku menatap kearah tubuhnya, aku mendapatkan banyak luka cakaran, mataku memanas, ia terluka, pikirku, aku menyentuh wajahnya.

   Ia menatap kesekujur tubuhku, memastikan aku tidak terluka, saat ia menemukan tidak ada luka, ia mengecup keningku dan menutup pintu mobil, ia berjalan kearah kemudi dan melanjutkan perjalanan kami.

   Setibanya dihalaman rumah kami, aku segera keluar dan membuka pintu kemudi, membantu Julius keluar dari dalam mobil dan membantunya berjalan, ia tidak menolaknya, dimana aku berterimakasih.

   Aku membuka pintu rumah dan menemukan Henry, Grek dan William, dan Dokter yang membantu lukaku, aku rasa Julius telah memberitahukan tentang apa yang terjadi melalui telepati.

   Henry membantuku mendudukan Julius diatas sofa, aku dudk disebelahnya sembari memperhatikan sang Dokter membersihkan luka luka Julius, sedangkan Julius hanya menatap kearahku, aku menatapnya kembali, ia tersenyum, ter-se-nyum.

   Aku memukul lengannya dan ia meringis, mataku memanas kembali, bagaimana ia bisa bisanya tersenyum, ia terluka, dan baru saja melawan 5 serigala, hanya dia seorang, ia menjalankan tanganya kebelakang kepalaku, mendorongnya pelan sehingga ia dapat mengecup keningku.

   "Jika hanya dengan melihat itu kau menunjukan perasaanmu, dan tidak bersikap dingin kepadaku, aku dengan senang hati melakukannya lagi." Katanya, aku mencubit pinggangnya dan ia meringis.

   "Jangan katakan itu! Kau bisa saja terbunuh! Bagaimana bisa kau berpikir seperti itu." Lirih ku diakhir kalimat, ia menatapku, ia terlihat menyesal sudah mengatakan itu, aku melihat semua yang ada diruangan ini pergi meninggalkan kami berdua.

   "Maaf, seharusnya aku tidak berkata seperti itu." Katanya dan aku mengangguk, aku memeluknya, menghindari tempat tempat yang terluka, ia mengecup puncak kepalaku, dan perlahan mataku tertutup.

Julius POV

   Aku merasakan detak jantung dan napasnya telah stabil, menandakan bahwa ia telah tertidur, aku memposisikan tubuhku untuk membopongnya dan membawanya kekamar kami.

   Aku merebahkanya diatas kasur, ia terlihat lelah, dipipinya terdapat bekas air mata yang membekas, aku memposisikan tubuhku di sebelahnya, aku menatap wajahnya yang mungil, mata biru kristalnya tertutup, bulu mata yang panjang dan lentik, rammbut hitam ikal yang panjang hingga pinggangnya, dan hidung mungilnya memerah karena menangis.

   Aku mengusap pipinya, aku menggeram dengan apa yang terjadi, serigala bodoh, sangat bodoh, berpikir bahwa mengirim bayi serigala seperti mereka dapat membunuhku, mereka pikir mereka dapat membunuhku semudah itu? Dan terlebih lagi, berpikir untuk menyakiti pasanganku?

   Aku membawnya kedalam pelukanku, aku menghirup aromanya, aroma vanilla dan lemon, perpaduan yang aneh tetapi memabukan untukku, tubunya yang hanya mencapai dadaku membuatnya sempuna, ia sempurna berada didekapanku, ia sempurna dalam segala hal.

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro