05
BAB V
Flavia POV
Aku mendengar suara air menyala, menandakan Julius sedang membersihkan tubuhnya, aku membuka mataku dan menatap langit-langit kamar ini, aku tidak boleh menyerah dengan mudah, aku masih belum bisa memaafkan tentang apa yang terjadi hari ini.
Tetapi aku juga tidak ingin terus-terusan berduka, aku harus melanjutkan hidupku, tetapi itu semua butuh waktu dan prosesnya, serigalagu senang akan hadirnya pasangan kami, tetapi juga sedih dan kecewa akan apa yang ia lakukan hari ini.
Suara air berhenti mengalir, menandakan ia telah selesai membersihkan tubuhnya, aku memejamkan mataku, suara pintu kamar mandi terbuka, aku dapat mencium aroma tubunya, ini sangat memabukan, aromanya yang maskulin tercampur dengan aroma segar buah lemon.
Beberapa saat kemudian, ia berjalan mendekat kearahku, aku merasakan sebuah tangan menarik lenganku dan menarikku kedalan dekapannya, aku meronta, aku tahu, aku terdengar hipokrit, tetapi, aku sangat membutuhkan ini, karena, hanya sentuhan dari pasanganmu dapat menenangkanmu, dan berada di dekapannya membuat tubuh dan pikiranku tenang, aku hanya berharap tidak akan ada mimpi buruk yang datang dalam mimpiku.
***
Sinar hangat matahri menentuh punggungku, aku ingin mengusap wajahku, tetapi itu sulit diakukan saat Julius mendekapku dengan erat, aku seperti guling untuknya, tanganya melingkar sempurna disekitar tubuhku, dan ia melilitkan kakinya di kaki ku.
Aku menggoyangkan tubuhku, berharap agar ia terbangun, dan yang pada dasarnya sangatlah tidak berguna, ia memelukku sangat erat, dan hanya ada satu cara yang aku pikirkan, berteriak.
Aku berteriak dengan kencang membuat Julius dengan sigap menutupi tubuhku dengan tubuhnya, dengan punggungnya yang menghadap kearahku, ia melihat kearah sekitar dengan was-was.
Aku berusaha mendudukan tubuhku, setelah ia yakin tidak ada ancaman diruangan ini, ia membalikan tubuhnya kearahku, ia terlihat tidak suka dengan apa yang baru saja aku lakukan, tetapi aku bersikap acuh terhadapnya.
"Mengapa kau lakukan itu?" Tanyanya dan aku hanya menaik turunkan bahuku, ia menggeram.
"Sampai kapan kau akan bersikap seperti ini?" Tanyanya lagi, aku hanya menatapnya, menatapnya dengan seluruh perasaan yang aku rasakan terhadapnya, bahagia karena menemukan pasanganku, sedih karena kami harus bertemu dengan keadaan seperti ini, bingung akan apa yang harus aku lakukan mulai saat ini.
Seperti mengerti hanya dari tatapanku, ia menggeram dan berjalan keluar kamar ini, aku menghela napas, aku tahu aku bersikap sangat keras terhadapnya, tetapi aku hanya belum siap untuk menerimanya, tidak terlebih dengan apa yang terjadi.
Aku belum siap untuk melepaskan Ibu, aku belum siap untuk kehilangan rumah dan tempat aku tumbuh besar, aku bekum siat untuk melepaskan segalanya dan menerima keadaan baru seperti ini.
Aku selalu membayangkan saat dimana aku akan mengenalkan pasanganku kepada Ibu, menceritakan segala hal kepadanya, tetapi nampaknya, itu semua tidak akan terjadi, semuanya telah usai.
Pintu kamar terbuka dan menampilkan sosok Julius yang telah rapih dan segar, ia menatapku yang hanya terduduk menyender dikepala kasur.
"Segera rapihkan tubuhmu, kita akan pergi untuk membeli kebutuhanmu." Jelasnya dan aku mengangguk tanpa bersuara, aku sgera berjalan kearah kamar mandi, tetapi sebelum itu aku mengambil pakaian Julius dan membawanya bersamaku.
Beberapa menit kemudian, aku telah selesai membersihkan tubuhku dan memakai pakaian ,milik Julius, aromanya sama persis seperti aroma tubuh Julius, aku tidak keberatan memakai pakaiaannya, tetapi aku senang ia memikirkan kebutuhanku, dan ia berinisiatif sendiri untuk mengajakku membeli keperluan ku.
Aku berjalan turun kearah ruang televisi, disana aku menemukan Julius, ia memakai baju hitam dan jaket kulitnya, tidak lupa dengan celana jeans nya dan sepatu kombat, rambut cokelat hitamnya tersisir rapih, sedangkan aku hanya memakai baju rajutnya dan celana legging yang entah milik siapa.
Ia menatap kearahku, aku mengacuhkan tatapannya dan berjalan kearahnya, tanpa bersuara, ia menarik tanganku dan menuntunku keluar rumah ini, didepan rumah sudah terdapat sebuah mobil yang aku yakini berharga sangat mahal.
Ia membukakan pintu untukku dan aku memasuki mobil, Julius menutup pintunya dan berjalan menuju kearah kemudi, ia memasuki mobil dan mulai mengendarai mobilnya.
Perjalan ke pusat perbelanjaan tidak terlalu jauh, hingga sekarang kami sudah didalamnya.
"Beli apapun yang kau inginkan." Katanya sembari menatapku, aku membalas tatapannya dan mengangguk, ia menyatukan jemari kita dan menuntun ku, karena aku belum tahu persis isi dari pusat perbelanjaan ini.
"Apa yang ingin kau beli terlebih dahulu?" Tanyanya.
"Pakaian dalam." Kataku dan Julius mengangguk, sedari tadi kami memasuki pusat perbelanjaan ini, semua pandangan tertuju kearah julius, yang baru aku sadari bahwa ia memotong rambutnya hingga kini ia menyisirnya berbentuk klimis.
Oh astaga, ini tidak baik, aku merasaka sesuatu yang tidak aku inginkan, cemburu, aku tidak suka dengan pandangan dari para wanita yang berlalu-lalang didepannya, tanpa rasa malu, mereka menatapinya.
Aku tidak menyadari bahwa aku menggeram hingga aku merasakan Julius memelukku dan memelukku, aku merasakan sedikit lebih tenang, ia mengecup puncak kepalaku.
Ia melepaskan pelukkan dan menatap kearahku, ia tersenyum, dan aku merutuki diriku karena bersikap seperti ini, keran pada akhirnya, ini hanya membuktikan bahwa ikatan ini semakin kuat setiap harinnya.
"Kau tidak perlu takut, mereka tidak ada artinya untukku." Katanya dan aku mengangguk, ia menyatukan jemari kita lagi dan menuntunku menuju ke toko-toko yang ada didalam pusat perbelanjaan ini.
Beberapa jam kemudian aku sudah mendapatkan barang-barang yang kubuthkan, bahkan Julius membuatku membeli barang-barang yang tidak perlu, aku pada awalnya menolak, tetapi ia bersikeras untuk membelikannya, dan aku hanya berdiam diri saat ia memilih-milihnya.
"Kau ingin makan disini, atau kita makan di luar?" Tanyanya.
"Kitabisa kembali ke rumah, aku ingin memasak," kataku, Julius tampak senang denganide itu dan mengangguk, dan ia membawa kita kembali ke rumah
Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro