Perkenalan
1 Kelas, 42 Rasa~
12 IPA 2.
Yah, di sinilah gue berada.
Di dalam satu kelas yang menurut gue terlalu hening, terlalu tenang, dan terlalu jaim.
Itulah yang ada di otak gue pas awal baru masuk kelas ini.
Mentang-mentang anak ipa jadi pada kalem semua gitu?
Lah gue gak gerak bentaran aja, kaki langsung kesemutan.
Gimana ini, satu tahun bareng anak-anak yang mungkin pada kelewat jenius melebihi Albert Einstein?
Ya, itu tadi pemikiran gue.
Tapi, seketika keheningan lenyap. Kejaiman langsung hilang seketika.
Saat gue tau, ternyata mereka semua juga sama gilanya, malah melebihi gue.
Oke, gue yakin, gue akan betah berada di kelas ini!!!
Tiba-tiba suara ketukan pintu kelas membuat hening seketika.
Suara *krieett* khas pintu dibuka membuat suasana kembali hening plus menegangkan.
Siapa itu?
Apakah seorang hantu penjaga sekolah?
Atau suster ngesot?
Eh, tapi kan di sekolah gak ada suster.
"Selamat pagi anak-anak. Saya Mr. Walsa, yang akan menjadi wali kelas kalian selama satu tahun ke depan. Semoga kita dapat bekerja sama dengan baik, karena saya tidak mau ada catatan buruk SATUPUN dari guru lain tentang kelas ini. Kalau begitu, kita langsung memilih ketua kelas agar dapat membimbing kelas ini menjadi baik dan disiplin."
Suasana kelas makin mencekam karena dapet wali kelas yang setegas itu.
Ini guru gak ada basa-basinya acan yak. Masuk-masuk langsung pemilihan ketua kelas. Orang mah nanyain dulu apa kabar kek, udah makan atau belum kek, udah punya pacar atau belum kek ... *eh
"Perwakilan satu perempuan, satu laki-laki. Setelah itu kita akan lakukan voting," ucapnya lagi.
Suasana kelas ricuh kembali.
Iya, gak ada tuh yang namanya jaim-jaim lagi. Semua anak jadi pada sibuk buat saling nunjuk satu sama lain. Demen banget bikin kegaduhan, heran.
Dari kaum cowok, yang paling terdengar adalah menyuarakan si Agus.
Dan dari kaum cewek, lo mau tau siapa yang kepilih?
GUE WOI! GUE!
Yah, dari dulu gue emang sering sih jadi ketua kelas. Tapi, kalo untuk jadi KM di kelas rusuh ini, mending ogut minggir aja lah ke pinggiran sungai Cisadane:)
"Para kandidat dimohon maju ke depan, Agus dan Rissa. Dan untuk siswa yang lain, nanti kalian akan voting dengan cara menulis di kertas. Untuk kepengurusan yang lainnya, langsung ditentukan oleh ketua."
DEG. DEG. DEG.
Demi apapun gue selalu komat-kamit,
SEMOGA BUKAN GUE. SEMOGA SI AGUS AJA DEH TUH YANG JADI KETUA, RELA GUE.
Dari tim cowok, hampir semua milih Agus, karena katanya buat seru-seruan aja liat muka si Agus yang begitu mengenaskan di pojokan kelas sambil harap-harap cemas.
Kasian yha.
Dan sisa dari tim cowok yang gak milih Agus itu milih gue (ya iyalah siapa lagi, kandidatnya cuma dua). Karena katanya, gak mau kelas ancur kalo dipimpin sama si Agus.
Jadi maksudnya, gue bisa dipercaya untuk mimpin kelas yang dipenuhi biang rusuh ini?
Jadi tersunjang aku nih.
Dan tim cewek, seluruhnya milih gue tanpa terkecuali.
Jadi, ya udah ketauan siapa yang menang karena jumlah cewek aja lebih banyak dari cowoknya.
Iya, gue yang menang dalam pemitulas.
Gak ada rasa seneng, gak ada rasa bahagia sama sekali.
Karena gue tau, ini akan jadi beban terbesar yang akan gue pikul dalam satu tahun ke depan.
Satu tahun ke depan memimpin kelas nano-nano. Kelas yang notabene-nya diduduki oleh murid jenius, tapi kelakuan gak ada jenius-jeniusnya sama sekali. Kita jadi berasa anak ips yang nyangsang ke kelas ipa.
12 IPA 2, yang diduduki oleh 42 murid, serta 42 rasa berbeda dari setiap siswanya.
Yang menurut gue sangat lengkap, karena perbedaan membuat semuanya terasa sempurna.
Dari mulai si Agus. Dia ini nih si biang rusuh, biang kerok, sekaligus biang keringetnya kelas gue. Yang kerjaannya ngelem sepatu di rumahnya sampe-sampe kalo masuk sekolah, satu kelas kecium bau lemnya!
Si Ajis, yang diem-diem tapi jenius, diem-diem tapi nyelekit kalo ngomong, yang realistis, dan yang paling aneh dari dia adalah suara ketawanya yang menurut gue terlalu imut sama kayak badannya yang kecil-kecil gemes gitu.
Si Fajri, yang pendiem ++ banget dah. Yang kalo ngobrol sama cewek aja, gerogi! Tapi yang bikin aneh, dia bisa punya pacar banyak. Heran gue juga.
Sampe ke si Oman, lelaki bahan bully yang kerjaannya selalu absen. Dengan alasan berak-berak, gatel-gatel, ataupun yang lainnya. Yang kerjaannya duduk di pojokan kelas, dan yang pasti merasa terpojoki.
Baru 4 rasa yang gue ceritain. Untuk 38 rasa lagi, ikutin aja terus kisah gue selama berada di kelas rusuh tapi ngangenin ini.
❤️❤️❤️
Big thanks to Kak nothofogus karena sudah mau direpotkan atas jasa pembuatan cover-nya.
Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro