Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

part 6

"Si Rissa tuh bener-bener gabisa olahraga, ya? Kok payah banget sih," ucap Ica.

"Berisik aja. Nanti kalo lo gabisa maen mah gue ketawain yang kenceng dah," timpal Nopi.

Ica hanya mendengus sebal ketika melirik ke arah Nopi.

"Yaudah si, lo bukan kelompok dia ini. Jadi orang kurang-kurangin rempong, udah mau kuliah kali," kini Putri membuka suara.

Gue cuma diem merhatiin mereka yang lagi-lagi berdebat karena ulah gue. Sesekali gue bilang sabar ke orang yang udah belain gue.

Kelas 12, ternyata gak seindah yang gue bayangin.

Akhirnya pelajaran olahraga selesai, dan kami semua balik ke kelas. 12 IPA 2 tetep gak bisa tenang sedetik pun.

Iya, kejadian tadi terulang lagi. Di saat anak cowok pada gak mau keluar padahal anak cewek mau ganti baju.

"Nanti dulu kek astagfirullah. Ini gue baru ngaso bentar depan kipas nyari angin. Lo lo pada gatau sih capeknya jadi lelaki gimana, apalagi tadi kita olahraganya double," oceh Amar.

"Lah kan elo juga yang minta olahraganya double, rounders sama futsal. Terus ngapain ngeluhnya sekarang coba," jawab Shafira.

"Kalo gak mau capek mah main barbie aja." Kini Tiara membalas.

Gue cuma bisa diem aja sambil narik napas. Entah kapan kelas ini bisa adem seperti kelas lain.

Tapi yang pasti, gue akan rindu sama kelas ini nanti.

Setelah 15 menit berjalan, akhirnya kami semua sudah rapih mengenakan seragam putih abu-abu, ya walaupun harus melewati ocehan-ocehan anak cewek vs cowok.

Jam kali ini adalah jam mata pelajaran Biologi. Yang gurunya termasuk guru gak killer, tapi paling susah untuk dibujuk atau dilobi.

Ya seperti sekarang ini, Nopi, Manda, dan beberapa anak cowok telat masuk pelajaran beliau. Padahal cuma telat 1 menit, tapi gak ada ampun bagi mereka.

"Tulis di buku biologi kalian dengan kalimat 'saya berjanji tidak akan terlambat dalam pelajaran biologi, dan apabila saya terlambat, saya akan berdiri didepan kelas agar tidak mengganggu kegiatan belajar mengajar yang sedang berlangsung.' 5 lembar untuk buku tulis ukuran Big Boss, dan 10 lembar untuk buku tulis ukuran Sidu kecil," ucap Bu Wati dengan logat jawanya.

"Bu, gak bisa kurang?" tanya Nopi hati-hati.

Bu Wati menggelengkan kepalanya. "Mau ditambah?"

Dan mereka yang terlambat dengan segera duduk di tempatnya dan dengan tergesa-gesa menulis apa yang tadi disuruh Bu Wati.

"Loh kata siapa nulis di bangku? Sini kalian berdiri. Anggap tembok sebagai tatakan."

Yang dihukum hanya bisa menghela napas.

Tak jarang pula yang menjadikan bahan ledekan karena melihat temannya kesusahan.

Kan udah dibilang, 12 IPA 2 tuh seneng liat temennya menderita.

"Bu, istighfar 33x, biar otaknya gak konslet." Celetuk Agus.

Agus itu emang orang yang paling gak bisa kontrol mulutnya. Karena sedetik setelah dia ngucapin kalimat bodoh itu, dia langsung menepuk-nepuk mulutnya dengan keras sampe mulutnya jadi jontor.

"Yang bilang kalimat tadi, bisa maju ke depan," ucap Bu Wati pelan tapi nusuk.

Agus dengan langkah gontai maju ke depan. Gue dan yang lain pun cuma bisa nahan ketawa liat muka dia yang udah kayak nahan poop.

"Ambil sapu itu, kemudian kamu nyanyi sambil anggap sapu itu sebagai gitar. Harus lagu rock ya, sambil angguk-angguk."

Meledaklah tawa di kelas kami. Ngakak juga karena Bu Wati yang seorang Jawa tulen tapi ternyata demen sama lagu rock.

"Untuk yang tadi terlambat, kalian bisa lanjut nulis di tempat duduk kalian. Berterimakasihlah sama Agus, dia dengan baik hati membantu kalian," ucap Bu Wati dengan senyum lebar.

"Huaahhh akhirnya," ucap Kiki lega.

"Jadi enak nih, Gus. Makasih, ya," kata Eka.

"Gus, makasih banyak, ya, hiks hiks." Manda pura-pura terharu.

"Semoga cewek lo gak liat, ya," ledek Nopi.

"Kadang celetukan lo guna juga, ya. Bangga Papa sama kamu, Nak," ucap Waskito.

Dan semua yang dihukum karena terlambat tadi langsung memasang wajah kemenangan sambil menempati kursi masing-masing.

Gue cuma bisa nahan kentut sekaligus nahan tawa liat Agus yang mukanya udah nahan emosi campur malu itu. Yang bikin mukanya makin gak enak diliat pastinya.

Gue yakin, dia pasti lagi banyak-banyak mengumpat di dalam hati.

Agus mulai masang ancang-ancang, layaknya sebagai penyanyi professional.

Dan dia memilih untuk nyanyi 'rocker juga manusia'.

Kelas gue jadi nyatu seketika, dan ikut nyanyi bareng Agus.

Bu Wati juga enjoy nikmatin pertunjukan si Agus.

Sampe di lirik terakhir, tiba-tiba temen sebangku gue berdiri dan menghentikan aksi Agus.

"STOOPPP!! Agus, gue mau duet sama lo. Ayo kita nyanyi bareng!" teriak Arum.

Ambyar, ambruk gue.

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro