hipokrit
ADA yang aneh dengan dirimu. Sudah sangat lama aku menyadari ini, ketika kau baru dapat menyaksikan warna-warni dunia yang mencolok, aku sudah tahu ada yang tidak beres dengan dirimu.
Kau itu aneh.
Katamu pada khalayak ramai, "cintai dirimu sendiri! Kamu sangatlah istimewa."
Aneh. Padahal kamu sendiri saja tidak sedikit pun mencintai diri sendiri.
Kau juga pernah bilang, "jangan benci kekuranganmu! Kamu itu sempurna!
Huh? Apa, sih? Kau memerintahkan publik untuk tidak membenci kekurangan mereka, sedangkan kau sendiri saja sangat membenci cela yang kau sebut-sebut sebagai kekurangan. Sekali lagi, kau anak gadis yang aneh.
Amarahmu meluap, kau menyangkal tulisanku dengan api yang membara, "AKU CINTA DIRIKU SENDIRI!"
Baiklah-baiklah. Kau adalah manusia yang mencintai diri sendiri, sayangnya kau adalah manusia yang mencintai diri sendiri tanpa adanya bukti nyata. Kau bahkan tak merawat satu pun yang Tuhan beri padamu, kau hanya sibuk memperbarui status yang berisi motivasi palsu di berbagai sosial media. Lalu apa yang kau bilang tadi? Cinta diri sendiri? Manusia tolol macam apa kau? Oh, atau jangan-jangan gadis tercintaku ini memegang prinsip: seulet apa pun aku merawat diriku, aku tetap saja buruk rupa?
"Jaga mulutmu, biadab! Aku gadis yang menerima apa yang Tuhan beri! Aku adalah makhluk-Nya yang paling bersyukur!" Kau menyanggahnya dengan berteriak sekeras mungkin di telingaku, yang sangat kusayangkan karena malah membuatmu makin terlihat bodoh dan payah.
Menerima yang Tuhan beri? Makhluk-Nya yang paling bersyukur?
Tawa menggema di ruangan yang pengap ini, kau hanya menatapku benci disaat aku mengatakan segala omong kosong yang kau katakan pada keramaian. Tatapan bencimu itu mungkin dipicu karena kau mulai menyadari bahwa dirimu tak sekeren dorongan yang kau ucapkan ke teman-teman sekelas.
Kau adalah manusia paling munafik yang pernah kutemu.
"Aku tidak munafik!"
Aku menatapmu dalam, kau pasti dapat melihat seringai kemenangan walau ruangan ini gelap tanpa penerang. Badanmu gemetar menahan murka. Oh, gadisku tercinta, gadisku seorang pembohong yang tidak mengakui bahwa dirinya munafik.
Di depan kawanan gadis yang menyuarakan masalah yang bersangkutan dengan tubuh mereka kepadamu, kau selalu mengajarkan mereka untuk: tidak minder, percaya diri, bersyukur, dan menyayangi diri sendiri. Omong kosong.
Kau menjadi guru di mata pelajaran yang bahkan tidak kau kuasai.
Kau terus memaksa mulut berbau nikotin itu untuk mengatakan bualan basi kepada publik. Walau pada nyatanya, suara yang kau duga berasal dari batin mengatakan hal-hal yang tidak seharusnya mereka lontarkan, yang membuatmu merasa lebih buruk dibandingkan sampah. Kau tidak mengusirnya, kau biarkan dia bersemayam dan hanya menyuruh suara itu untuk diam. Tentu saja, ini kau lakukan agar gelar motivasi keren pada dirimu tetap tergelar indah.
Aku tidak tahu, apa alasan dibalik kebebalanmu. Kukatakan, kau itu hanya terlalu malu untuk mengakui kepada dunia bahwa kau memiliki cela, cela yang kau tutup-tutupi karena terlalu hebat. Kau menutupinya, agar mereka tidak menyadari apa yang membuatmu sangat membenci dirimu sendiri.
Aku benar, 'kan?
"Diamlah!"
Oh, baiklah.
Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro