Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

I.L.Y | 3

Keanu menghentikan langkahnya didepan gerbang sekolah. Sosok mungil dengan surai merah muda adalah orang yg menahan langkah pasti yg semula pria tinggi itu urai.

Segera Keanu melambai kearah Kiki yg tanpa sengaja sudah mengarahkan pandangan padanya. Dengan wajah tersenyum, sang kapten basket sekolah coba menyapa Kiki yg sudah menahan langkahnya.

Namun Keanu harus kecewa. Karena senyum yg dikembangkannya dibalas tatapan datar Kiki. Bahkan gadis imut itu sudah menatapnya takut. Menjadikan senyum hangat Keanu memudar seketika.

"Apa ada yg salah?" Keanu memeriksa dirinya

Tak menemukan ada yg aneh darinya, Keanu kembali menatap Kiki. Keduanyapun saling berpandangan kini. Namun dengan tatapan canggung. Baik Kiki maupun Keanu sama2 mematung diposisinya. Tak berupaya melangkah satu senti-pun.

"Kak" sapaan lembut mengubah atensi Kiki yg pada awalnya terus tertuju pada Keanu

"Ehh...Arin" Kiki balas menyapa Clarinta, sosok yg menyapanya

"Kok melamun disini?" Tukas Clarinta setelah ada tepat disisi Kiki

"Nggak kok, nggak melamun" sanggah Kiki

"Terus...kenapa kakak masih disini?" Mengerutkan keningnya, Clarinta bertanya

"Itu karena....karena..." Kiki mencuri lihat pada Keanu yg masih mematung ditempatnya

Cukup sadar dengan arti tatapan Kiki, Keanu berlalu dari sana. Walau sedikit tak rela, Keanu tak ingin menahan Kiki lebih lama diluar gerbang. Pria tinggi itu cukup tahu kalau dirinya penyebab Kiki tak bergerak dari posisinya. Karena itu dengan gerakan lambat, dia beranjak agar Kiki bisa kembali melanjutkan langkahnya.

"Karena apa kak?" Tak mendapati balasan Kiki, Clarinta kembali bertanya

Kiki tak membalas, dia hanya menatap Clarinta dan tersenyum kaku.

"Bentar lagi bel, masuk yuk" melihat Keanu yg menjauh, Kiki-pun menarik lengan Clarinta

Dengan mengandeng tangan sang adik kelas, Kiki memasuki sekolah. Mengabaikan tatapan bertanya yg terus dipasang Clarinta saat berjalan disisinya.

♡1♡4♡3

Keanu meraih lengan Danita yg akan beranjak. Membuat gadis cantik itu kembali terduduk dikursinya. Memandang heran Keanu, gadis itu nampak membeku diposisinya. Memperhatikan Keanu yg terlihat menarik nafas berat dengan tangan yg masih berada dilengannya.

"Kenapa Nu?" Melihat Keanu yg hanya diam, Danita berinisiatif bertanya

"Perhatiin muka aku deh" balas Keanu yg disambut ekspresi bingung Danita

"Untuk apa?" Dengan alis yg bertaut, Danita bertanya

"Perhatiin aja dulu" sambut Keanu namun tak membuat tanya dikepala Danita lenyap

Dengan menahan penasarannya, Danita menuruti perintah Keanu. Masih memasang ekspresi bingung, gadis cantik itu memperhatikan wajah Keanu.

"Udah diperhatiin dengan baik kan?" Pertanyaan Keanu hanya dibalas anggukan pelan Danita

"Kan kamu udah perhatiin aku, jadi...menurut kamu...wajah aku itu nyeremin gak?" Pertanyaan Keanu segera disambut senyum lebar Danita

"Apaan sih Nu, nyuruh aku merhatiin cuma buat nanya itu" pelan Danita tertawa karena merasa ucapan Keanu lucu

"Aku nanya-nya serius ini Dan" menarik tangannya dari Danita, Keanu berujar

Sesaat Danita masih tertawa, sebelum menghentikan tawanya ketika melihat wajah serius Keanu.

"Kenapa sih Nu, tiba2 nanya aneh gini?" Masih belum menjawab pertanyaan Keanu, Danita balik bertanya

"Jawab aja Dan" berujar lembut namun dengan penekanan, Keanu menuntut jawaban Danita

Danita menarik nafas dalam, kemudian kembali memperhatikan Keanu. Diraihnya dagu pria dihadapanya. Dan kemudian sesaat mengerakkan wajah Keanu kekiri dan kekanan.

"Sedikit nyeremin sih" aku Danita jujur

"Beneran nyeremin?" Pasti Keanu yg dibalas anggukan pelan Danita "nyeremin banget?"

"Gak pake banget, tapi emang nyeremin. Maksudnya...tampang galaknya itu kelihatan pas kamu lagi serius" jelas Danita

"Pas lagi serius aja?" Danita menggeleng kini membalas tanya yg Keanu urai

"Pas lagi diem, sama melamun. Wajah kamu tuh sedikit nyeremin. Kayak lagi marah kesannya" terang sang sahabat membuat Keanu mengangguk lemah seraya menghela nafas berat

"Emangnya kenapa? Kok tiba2 bahas ini?" Masih penasaran, Danita kembali bertanya

"Kayaknya aku buat seseorang takut, makanya nanya" tersenyum getir, Keanu menjawab

"Siapa?" Dengan siku yg disangga diatas meja, Danita mengurai tanya lagi pada Keanu

Keanu tak menjawab kali ini. Pria tegap itu memilih bangkit seraya tersenyum tipis.

"Keanuuuu....siapa?" Danita sedikit menaikan intonasi suaranya, karena sosok Keanu yg sudah beranjak "Keanuuuu...." memasang wajah kesal, Danita mengantar kepergian Keanu meninggalkan kelas

♡1♡4♡3

"Ki" sapaan Haikal hanya dibalas gumaman pelan Kiki yg sibuk dengan buku partiturnya "udah dapat teman buat tugas duet dari ibu Yana?"

Kiki yg semula menunduk menatap buku dihadapanya, nampak mengadah. Kemudian menggeleng pelan menjawab pertanyaan Haikal padanya.

Haikal yg melihat itu sesaat sempat merasa gemas karena wajah imut yg dipasang Kiki. Pria berkaca mata itu nyaris saja mengulurkan tangan mencubit pipi chubby Kiki, namun cepat ditahan karena tak ingin membuat gadis imut dihadapannya menjadi kesal.

"Kalau belum dapat teman duet, mau gak jadi teman duet aku?" Haikal sekuat mungkin mengontrol kata2nya, yg dibuat kacau dengan sikap imut Kiki

"Boleh" Kiki segera setuju tanpa berpikir

"Beneran nih?" Memastikan keputusan Kiki, Haikal bertanya

"Memangnya kelihatan main2 ya" Kiki menarik senyum tipis yg menjadikan perasaan Haikal semakin tak karuan

"Nggak sih" Haikal menhembuskan nafas panjang diakhir katanya, dan tersenyum simpul setelahnya

"Jadi....kapan kita latihan?" Pertanyaan Haikal membuat Kiki berpikir sesaat

"Kita pilih lagunya aja dulu, baru kita tentukan kapan latihannya ya" usul Kiki kemudian

"Ohhh...oke" Haikal mengangguk

"Kamu pilih satu lagu, nanti aku juga pilih satu lagu. Terus kalo udah sepakat, baru nanti kita buat jadwal untuk latihan" urai Kiki

"Kalo gitu, aku cari lagunya dulu" balas Haikal

"Oke....nanti kalo udah dapat, bilang aku ya" anggukan Haikal membalas ucapan Kiki

"Mungkin nanti abis rapat OSIS kita bahas lagunya. Nanti kamu ada dirapat kan?"

"Ada"

"Aku juga disana nanti, jadi...abis rapat kita bahas lagu yg mau kita nyanyiin"

"Ide bagus, kalo gitu aku juga bakal mulai cari lagunya" Kiki kembali mengembangkan senyum yg membuat berangakan perasaan Haikal

"Yaudah...karena udah sepakat, aku duluan. Mau nyari lagu yg pas buat duet" menghindari penyebab utama jantungnya berdebar kencang, Haikal-pun berpamitan

"Oke" Kiki mengangguk, membuat Haikal segera berbalik dan beranjak dengan gerakan kaki kaku

"Hai Kal?" Sapa Mika yg kebetulan bertemu dengan Haikal didepan pintu ruang musik "ehhh...lucu ya jadinya, kayak manggil nama panjang padahal kan niatnya nyapa" ujar Mika seraya tertawa sendiri

Haikal tak menanggapi, dia hanya menatap datar Mika yg masih mengurai tawanya.

"Kiki ada didalam kan" sadar teman sekelasnya tak ikut mengurai tawa bersamanya, Mika bertanya

"Ada didalam" balas Haikal menjadikan Mika segera masuk menerobos tubuhnya yg menghalangi pintu masuk

Haikal menatap Mika yg menyapa riang Kiki, kemudian menggeleng pelan. Sesaat dia diam melihat bagaimana berisiknya Mika berujar pada sang pujaan hati. Sebelum kemudian memilih berlalu dari tempat itu.

♡1♡4♡3

Vano merangkul tubuh seorang siswa yg sedang berjalan dikoridor dengan earphone ditelinganya.

"Gimana latihannya Vin?" Ucapnya membuat Arvin, sosok yg semula menikmati musik diponselnya segera menoleh pada Vano

"Lancar kak" balasnya yg disambut anggukan Vano

"Nanti jangan lupa ya, rapat dengan OSIS. Ingatin lagi Arin, karena biasanya dia suka lupa" pesan Vano yg dibalas anggukan Arvin

"Oiya...kemaren kakak suruh Arin buat lirik untuk lagu baru yg kakak buat. Coba kamu cek juga ya, terus koreksi lirik yg salah. Sesuaikan lagi, biar tinggal kita recording" lanjut Vano

"Oke kak, ntar aku minta sama Clarin" balas Arvin

Vano tersenyum mendengar balasan itu. Masih melangkah disisi sahabat yg juga adik kelasnya.

"Danita!!!" Panggil Arvin pada sosok tinggi yg baru saja menaiki anak tangga, membuat Vano yg ada disebelahnya tersentak karena suara tinggi sang sahabat

Danita yg semula fokus dengan ponselnya, segera menatap Arvin dan tersenyum lebar pada pria itu. Pelan kaki jenjang Danita berayun menghampiri Arvin, yg memilih menghentikan langkah menunggunya.

"Siapa?" Tanya Vano membuat Arvin menoleh padanya

"Danita"jawab Arvin yg membuat kening Vano berkerut

Baru pria itu akan bertanya, namun sosok Danita yg sudah tiba dihadapan mereka menahan ucapan Vano. Pada akhirnya diapun memilih diam, seraya menatap lekat Danita yg mengarahkan pandangan pada Arvin

"Udah siap?" Tepat setelah berhenti dihadapan Arvin, Danita bertanya

"Udah" Arvin mengangguk, sebelum kemudian meraih sesuatu didalam sakunya "ini" sebuah flashdisk diarahkan Arvin padanya

"Udah dibuat sesuai yg aku minta kan?" Pasti Danita yg dibalas acungan jempol Arvin "oke...makasih Arvin" Danita tersenyum lebar, membuat Arvin melakukan hal yg sama

"Yup...sama2" balas Arvin

"Aku bawa dulu ya, abis aku copy nanti flash nya aku balikin" anggukan Arvin membalas itu

Danitapun beranjak setelah melambai pada Arvin. Berlalu dari tempat itu, bersama dua pasang mata yg mengantar kepergiannya.

"Siapa?" Pertanyaan Vano membuat Arvin yg semula fokus menatao kepergian Danita menoleh padanya

"Danita" kembali Arvin mengulang jawabannya, membuat sang penanya sedikit kesal

"Tadi kamu udah bilang Vin, dia itu Danita. Maksud kakak, Danita itu siapa?" Vano memperjelas maksudnya

"Aaah....itu" Arvin tersenyum simpul "Danita itu ketua team Cheer sekolah" jelas Arvin yg membuat Vano mengangguk pelan

"Ada urusan apa sama kamu?" Kembali Vano bertanya

"Dia minta dibuatin musik buat latihan Cheer"

"Ooo..." Vano kembali mengangguk pelan

"Kak...aku ke kelas dulu ya" melirik jam tangannya sesaat, Arvin berujar

"Oke" balas Vano "jangan lupa rapat nanti" kembali Vano mengingatkan

"Siip" Arvin mengacungkan jempolnya, dan beranjak setelah Vano memukul ringan bahunya

♡1♡4♡3

Gerakan terburu Kiki segera terhenti tepat didepan pintu ruang OSIS. Ketika tanpa sengaja tubuh mungilnya menabrak seseorang. Sambil mengusap hidungnya yg sakit, Kiki mengadah menatap sosok yg ditabraknya. Dan melangkah mundur segera, saat mendapati sosok itu adalah Keanu

"Mau kemana sih Ki, kok buru2 banget?" Pandangan Kiki segera beralih kesisi kanan Keanu, dan mendapati Mika berdiri disisi sang kapten basket seraya melingkarkan tangan dilengan Keanu

"Iya...buru2 banget, sampe nabrak" disisi lain nampak Danita, yg juga melingkarkan tangan dilengan Keanu

Kiki mengerutkan keningnya melihat pemandangan itu. Sebelum kemudian menarik senyum kaku.

"Mau ke kelas ambil agenda rapat, tadi ketinggalan" jelas Kiki

Mika mengangguk pelan, sementara Danita tak memberi reaksi.

"Hidungnya gak apa2kan? Tadi kebenturnya kan kuat?" Memastikan kondisi Kiki, Keanu bertanya

Kiki menatap datar Keanu, membuat yg dipandang mengerutkan keningnya

"Gak apa2" balas Kiki singkat "minggir dong, gak bisa lewat" lanjutnya kemudian

Keanu yg sadar sudah menghalangi jalan, segera menarik tubuhnya memberi ruang untuk Kiki. Membiarkan gadia mungil itu kembali memacu langkahnya berlalu dari sana.

"Jangan dilihatin lama2, ntar naksir" menyikut pelan perut Keanu, Mika menggoda sang sahabat

"Memang udah naksir kali Ka, kamunya aja yg gak tahu" Danita ikut menggoda

Keanu menatap dua gadis manis didekatnya bergantian. Kemudian nampak menarik senyum tipis

"Jangan pada cemburu dong" balasnya yg disambut cibiran dua gadis itu

Mika menarik tagannya dari lengan Keanu, dan memasuki ruang OSIS. Danita melakukan setelahnya, meninggalkan Keanu yg sesaat tersenyum ditempatnya.

Setelah sempat berbalik menatap ujung koridor yg melentapkan sosok Kiki. Keanu melangkah masuk kedalam ruang OSIS. Berkumpul dengan semua ketua Ekskul, Keanu nampak memulai perbincangan dengan siswa yg dikenalnya sambil menunggu rapat dimulai.

♡1♡4♡3

Danita adalah satu2nya orang yg meninggalkan ruang OSIS dengan wajah masam. Kritik yg diarahkan sang ketua OSIS pada ekskul Cheer yg dia ketuai adalah penyebabnya. Merasa tak terima dengan semua kritik itu, Danita-pun mengurai protes saat rapat berlangsung beberapa saat lalu. Namun gadis cantik itu harus kalah argumen dengan sang ketua OSIS. Semua protesnya dimentahkan oleh Vano dan membuat Danita merasa kesal.

"Udah dong Dan, jangan cemberut aja. Nanti cantiknya hilang lho" mencoba menghibur, Keanu berujar

"Kesal Nu...kenapa Cheer yg kena coba. Cuma gara2 Cheer gak punya jadwal latihan yg tetap sama ruang club" Balas Danita dengan wajah yg sudah memerah

Keanu diam, wajah kesal Danita cukup membungkamnya. Keanu merasa tak harus berujar apapun. Sebab dia tahu kekesalan itu bisa saja diarahkan padanya jika pria tinggi itu mencoba bersuara satu kata saja.

"Dia tuh gak pantes remehin cheer kayak gitu. Ngatain kita benalu gara2 sering pake ruang ganti club modern dance. Selama ini kan aku udah usaha buat nyari ruang club buat cheer, ya tapinya pada penuh" Danita mengurai kekesalannya

"Dia gak tahu apa cheer kita selalu dapat pujian kalo tampil, belum lihat aja gimana kerennya cheer kita kalo udah beraksi" Danita melipat tangannya didada

"Keren juga kalo gak pernah bawa tropi juga gak guna kan?" Kalimat bernada halus namun cukup sinis membuat Danita berpaling

Wajah Danita segera memerah, melihat Vano yg melangkah santai didekatnya.

"Banyak sekolah yg bisa nunjukin gimana kerennya cheer mereka. Tapi gak banyak yg punya kesempatan untuk dapat penilaian terbaik. Aku cuma mau kamu sebagai ketua bisa buat itu untuk cheer kita. Karena itu coba motivasi kamu buat ngatur jadwal yg benar, juga nyari ruang buat anak2 cheer" tukas Vano yg justru dibalas dengusan kesal Danita

"Motivasi? Jadi kamu sebut itu motivasi?" Sinis Danita "ketua OSIS yg terhormat, semua yg kamu bilang diruang rapat bukan motivasi buat anak cheer. Tapi apa yg kamu bilang disana itu penghinaan buat kami" tak ada yg berubah dari nada bicara Danita

"Benalu? Tak punya aturan? Club modal tampang?" Ketus gadis berperawakan model tersebut "coba jelasin kata2 mana yg kedengaran seperti motivasi buat kami" Danita mengakhiri ucapannya dengan sindiran

"Itu salahnya penalaran kamu. Semua yg kamu ingat cuma yg jelek2 aja. Waktu aku jelasin apa2 aja yg harus kamu perbarui di club kamu, kamu gak dengar. Ya jadinya gini...kamu kesel sendiri" Vano coba menyikapi amarah Danita dengan tenang

"Terus aja terus...semuanya salah di aku. Aku yg gak bener ngurus club, aku yg gak usaha buat nyari ruangan, aku juga yg gak pernah buat jadwal latihan. Terus apa lagi? Bilang aja terus yg jelek2, semua yg salah. Kasih tahu semuanya sampe kamu puas" wajah Danita memerah kini

"Dan...jangan emosi Dan" Keanu coba meredam amarah Danita yg semakin memuncak

"Kesel Nu....disalahin terus, semenjak ditunjuk jadi ketua aku juga udah usaha yg terbaik. Tapi apa...gak kelihatan kan. Yg kelihatan salahnya aja, baiknya gak kelihatan sama dia" Danita sudah mengarahkan tubuhnya menghadap Keanu

"Heeyy...jangan nangis" Keanu segers mengusap pipi Danita, saat melihat dua netra gadis itu sudah berkaca2

"Kesseelll" Danita segera memeluk Keanu, dan membenamkan wajahnya dibahu sang kapten basket

Tak lama isak samar dari Danita-pun terdengar. Membuat Keanu dan Vano seketika salah tingkah.

"Nanti aja ya bahas tentang cheer, biar Danita tenang dulu" tukas Keanu saat mendapati Vano akan kembali buka suara

Vano segera membungkam mulutnya. Dengan tatapan yg mengarah lurus pada Danita.

"Balik kekelas Nu" dengan suara seram, Danita berujar

Keanu tak berujar apapun untuk membalas kata2 Danita. Dia hanya membawa tubuh sang sahabat berlalu dari sana. Membiarkan Vano termenung menatap kepergian mereka, Keanu terus melangkah pelan seraya merangkul tubuh Danita. Membiarkan gadis jangkung itu terus menyembunyikan wajah dibahu bidangnya. Sementara Vano mematung dengan fokus yg mengarah pada tubuh keduanya yg menjauh.

=TBC=

Sorry for Typo
Thanks for Reading & Votement

🌻Haebaragi🌻

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro