I.L.Y | 25
Tatapan datar Kiki adalah hal pertama yang Keanu dapati saat mendapati si mungil turun dari dalam bis. Pengabaian gadis itu diterimanya sebagai bayaran penantian yang Keanu lakukan di halte tersebut lebih dari 2 jam. Berlalu begitu saja, Kiki bersikap seolah tak melihat sosok Keanu disana. Melangkah lebar dengan kaki pendeknya, Kiki coba memberi jarak dengan Keanu yang coba mengejarnya.
"Ki....Kiki." Panggil Keanu yang tak menerima balasan dari Kiki.
Si mungil nampak memasang ear-phone ditelinganya. Sadar makna bahasa tubuh tersebut, Keanu hanya bisa menarik nafas berat. Masih terus melangkah mengimbangi gerakan kaki Kiki, sang kapten basket membisu diantara kebersamaannya dengan si mungil.
"Pagi Ki...." Tersenyum ceria, Danita yang sudah lebih dulu ada didepan lokernya menyapa Kiki.
Menatap datar sahabatnya itu sesaat, Kiki menarik senyum kaku diwajahnya.
"Hai Nu...kemaren makasih ya." Ucapan Danita segera tertangkap telinga Kiki, saat dia melepas ear-phone yang semula bersarang damai ditelinganya.
"Uhmm..." Sempat mencuri lihat pada Kiki sesaat, Keanu menarik senyum tipis pada Danita.
"Kemaren Keanu temenin aku Ki." Meraih lengan Kiki, Danita berujar.
"Iya...tahu." Coba mempertahankan ekspresinya, Kiki membalas.
"Kok tahu? Keanu cerita ke kamu ya kalo aku minta dia temenin aku?" Danita sedikit menarik menjauh tubuhnya dari Kiki.
"Enggak...aku tahu karena waktu kamu telepon, aku lagi sama dia." Danita cepat menarik tangannya yang semula melingkar dilengan Kiki.
"Ehhh...kamu lagi sama Keanu?" Dengan mata membulat Danita membalas.
Kiki terlihat membalas ucapan tersebut dengan mengangguk ringan.
"Kalian lagi kencan ya?" Pertanyaan Danita dibalas gelengan pelan Kiki, sebelun gadis itu berujar.
"Baru pulang dari arisan keluarganya dia." Jelas Kiki yang terlihat enggan menyebut nama Keanu.
"Aaah....kirain aku, aku ganggu acara kencan kalian." Danita menghela nafas lega.
Kiki menggepalkan tangan mendapati itu. Membuat Keanu yang melihat hal tersebut mengigit pelan pipi dalamnya.
"Ki..." Sebuah suara yang tak asing, membuat Kiki memalingkan pandangan dari Danita.
"Haikal." Kiki memasang wajah ceria pada sosok berkacamata itu.
"Pagi." Sapa Haikal yang dibuat tenggelam dengan pesona imut Kiki.
"Pagi..." Kiki coba terus mempertahankan wajah cerianya.
"Kita penilaian ya hari ini." Mengabaikan dua sosok yang ada disana, Haikal berusaha mencari topik pembicaraan dengan Kiki.
"Iya." Sambut Kiki.
"Semangat ya, biar dapat nilai bagus." Anggukan Kiki membalas ucapan Haikal. "Aku duluan ke kelas ya." Pamit Haikal yang mulai canggung karena tak mendapat topik pembicaraan lain.
"Sama aja." Mengarahkan kakinya mendekati Haikal, Kiki membuat sosok itu terkejut dengan ucapannya.
"Ooh...oke...ayok." Balas Haikal sedikit kaku.
Tak berujar apapun lagi, Kiki segera mengayunkan langkahnya. Sementara Haikal menyusul kemudian setelah sempat menoleh pada Keanu sesaat.
"Kayaknya Kiki sedikit aneh hari ini." Komentar Danita, membuat Keanu yang semula menatap punggung Kiki yang menjauh segera mengarah padanya.
"Iya kan?" Tukas Danita lagi saat mata mereka bertemu.
Membisu sesaat, Keanu menarik senyum simpul kemudian.
"Enggak kok, Kiki biasa aja menurut aku." Balas Keanu yang disambut gelengan Danita.
"Biasa apanya, Kiki itu..."
"Udah mau bel, yuk ke kelas." Keanu memutus kata-kata Danita. "Jam pertama pak Dandy, kita ngak boleh terlambat." Sambung pria tan itu, saat melihat Danita akan berujar membalas kata-katanya.
Tak menunggu balasan dari Danita, Keanu segera beranjak dari sana. Meninggalkan begitu saja Danita yang sempat termenung sesaat menatap kepergian Keanu.
♡1♡4♡3♡
Dalam diam, Keanu menatap objek mungil dihadapannya. Belum ada pembicaraan diantara mereka. Hanya pembicaraan sepihak dari Keanu. Sejak mulai duduk dihadapan Kiki, semua ucapan Keanu terus dihadapan oleh gadis terkasihnya itu. Membuat Keanu meremas frustasi rambutnya.
"Ki..." Keanu mengulurkan tangan menyentuh punggung tangan Kiki, yang segera ditepis kasar oleh si mungil.
"Enggak usah pegang-pegang!" Kalimat tersebut adalah kalimat pertama yang ditujukan untuk Keanu oleh Kiki. Setelah dirinya mendiami Keanu nyaris setengah hari ini.
"Ki....aku..."
"Lebih baik pergi deh, jangan ganggu orang makan." Ketus Kiki memutus kata-kata Keanu.
"Dengerin aku dulu Ki, kemaren...
"Ya udah...aku aja yang pergi." Kiki bangkit dari duduknya dan hendak beranjak. Namun pergerakan gadis itu segera ditahan oleh Keanu.
"Udah dibilang jangan pegang-pegang!!" Kiki berujar sedikit keras, menjadikan mereka pusat perhatian beberapa siswa yang ada di kantin.
"Dengerin penjelasan aku dulu Ki." Memasang wajah memelas, Keanu berujar.
"Jangan jelasin apapun, kamu nggak punya kewajiban ngasih penjelasan. Kita nggak ada hubungan lagi. Jadi jangan jelasin apa-apa." Kiki berbalik dan beranjak, namun gerakan kakinya kembali tertahan. Bukan karena Keanu, melainkan karena sosok Vano yang sudah ada didepannya.
"Maksudnya apa?" Tanya Vano segera pada Kiki.
Kiki membisu, membuat Vano mengarahkan pandangan pada Keanu.
"Maksudnya apa?" Pertanyaan yang sama Vano arahkan pada Keanu.
"Cuma salah paham, aku sama Kiki..."
"Kita udah putus." Kiki berujar cepat tak membiarkan Keanu mengurai penjelasannya.
"Putus??" Vano menatap tak percaya Kiki dan Keanu bergantian. "Kenapa?" Cepat sang ketua OSIS mencaritahu.
"Putus ya putus aja, kenapa harus ada alasan sih." Sempat tersenyum tipis, Kiki beranjak meninggalkan Vano juga Keanu. Membuat dua pimpinan dalam bidang berbeda itu mematung dengan netra yang saling bertemu.
♡1♡4♡3♡
"Peduli sama temen juga ada batasannya Nu, terutama sama temen cewek kamu." Komentar Vano setelah Keanu mengurai cerita tentang masalah antara dirinya dan Kiki.
"Aku cuma nggak mau Danita kenapa-kenapa, makanya..."
"Dia bakal terus ngandalin kamu kalo kamu mikirnya gitu terus." Layaknya Kiki, Vano memutus ucapan sang kapten basket itu begitu saja.
Keanu menatap Vano yang sudah lebih dulu memandang lekat Keanu.
"Itu kenapa aku minta Danita jaga jarak sama kamu. Bukan karena aku mau batasin pertemanan dia, bukan juga karena cemburu. Tapi...persahabatan cewek sama cowok itu bisa buat salah paham." Urai Vano membuat Keanu menunduk dengan jemari yang saling dikaitkan.
"Nggak setiap saat pasangan itu bisa ngerti dengan maksud baik kamu ke sahabat cewek kamu. Dan kamu lihat kan sekarang, Kiki salah paham sama maksud kamu." Lanjut Vano yang dibalas helaan nafas berat Keanu.
"Terus gimana?" Keanu bertanya dengan nada suara rendah.
"Kamu mau-nya gimana?" Vano balik bertanya.
"Aku maunya hubungan kami lanjut, nggak mau berhenti disini." Keanu kembali mengarahkan pandangannya pada Vano.
"Kalo gitu rubah cara pikir kamu dulu, terus yakinin Kiki." Saran Vano.
"Kalo aku lakuin itu, Kiki bisa berubah pikiran nggak." Gendikan pelan Vano membalas pertanyaan itu.
"Aku kan bukan Kiki, ya mana aku tahu." Segera setelah menyelesaikan kata-katanya itu, Vano bangkit dari duduknya.
Menepuk pelan pundak Keanu, Vano-pun beranjak meninggalkan sang kapten basket disana.
♡1♡4♡3♡
Mika dan Haikal yang sedang membawa buku menuju ruang guru sama-sama menghentikan langkahnya. Suara Kiki yang berujar keras pada Keanu adalah penyebabnya. Saling berpandangan sesaat, tanpa aba-aba mereka kompak mendekati Keanu dan Kiki. Nampak oleh keduanya Kiki yang terus berusaha menarik tangannya dari Keanu.
"LEPASIN NGAK!!" Kiki kembali berujar keras seraya menatap tajam Keanu.
"Aku bakal lepasin kamu, kalo kamu mai dengerin aku." Keanu memberi syarat yang disambut helaan nafas kasar Kiki.
"Kenapa harus? Kenapa harus aku dengerin kamu sementara kamu ngak dengerin aku kemaren?" Tanpa mengubah tatapannya, Kiki berujar.
"Kemaren sama hari ini beda Ki, kemaren..."
"Aku nggak mau denger, dan aku ngak mau perduli tentang apapun dari kamu sekarang." Putus Kiki cepat.
"Ki...tolong dong, aku cuma..."
"Jangan jelasin apapun, aku sama sekali ngak perlu penjelasan dari pembohong kayak kamu. Sekarang...apapun yang kamu jelasin cuma jadi kebohongan di telinga aku. Jadi jangan buang-buang waktu buat ngejelasin." Kiki berhasil menarik tangannya dari cengkraman Keanu. Walau karena itu, bahu Kiki terasa sakit karena terlalu keras menarik tangannya.
"Ki..."
"Jangan ada disekitar aku lagi. Kita udah nggak ada hubungan, jadi kamu nggak ada alasan buat ada didekat aku, ngerti!!!" Tak menunggu balasan Keanu, Kiki beranjak setengah berlari.
Menatap sesaat kepergian Kiki, Keanu dibuat sedikit kaget karena mendapati sosok Haikal dan Mika mematung memandangnya.
"Kalian..." Mika tak mampu melanjutkan kata-katanya.
Seolah tahu apa yang ingin diucapkan Mika, Keanu hanya tersenyum tipis menanggapi kalimat tak tuntas dari sosok manis itu.
"Kenapa?" Tanya Mika dengan raut sedih.
Keanu memilih tak membalas. Sang kapten basket hanya menghela nafas berat sebelum kemudian berlalu meninggalkan Mika juga Haikal begitu saja.
"Kayaknya kamu lagi beruntung." Tepat setelah sosok Keanu tak ada lagi disana, Mika berujar pada Haikal.
Tak paham dengan kata-kata Mika, Haikal menoleh pada sosok itu dengan tatapan bertanya.
"Kamu jadi punya kesempatan buat deketin Kiki." Meraih buku yang ada ditangan Haikal, Mika menjelaskan maksudnya.
"Sana...susul Kiki, tenangin dia. Karena Kiki kalo sedih biasanya nggak mau sendiri." Mika mendorong tubuh Haikal dengan bahunya.
"Ini biar aku yang bawa ke ruang guru, kamu susul Kiki aja." Mencoba menarik senyum, Mika berujar.
"Sana..." Ujar Mika lagi, karena mendapati Haikal hanya mematung memandangnya. "Semangat ya."
Bersama tatapan Haikal, Mika meninggalkannya begitu saja. Membuat pria berkaca mata itu mematung karena kebingungan yang mendominasi di kepalanya.
♡1♡4♡3♡
Haikal baru akan memasuki ruang OSIS, saat sosok Vano sudah mendahuluinya. Menatap Kiki yang mematung didekat jendela, Haikal memilih berlalu. Membiarkan sang ketua OSIS menghampiri sosok mungil yang disukainya itu.
"Ki..." Panggil Vano membuat Kiki segera menoleh. "Hey...kok nangis?" Melangkah cepat menghampiri Kiki, Vano menangkup wajah sahabatnya tersebut.
"Kok dia jahat sama aku sih No." Disela isaknya, Kiki berujar.
"Dia ngak maksud jahat sama kamu Ki, dia cuma..."
"Dia udah bohongin aku No...dia jahat sama aku." Kiki memotong ucapan Vano, karena tahu sang ketua OSIS akan membela sosok yang membuatnya menangis.
"Udah dengerin penjelasan dia belum, uhmm?" Memembawa pandangan Kiki bertemu dengannya, Keanu bertanya.
"Ngak perlu!" Ketus Kiki. "Dia aja ngak mau dengerin aku."
"Tapi dia berhak punya kesempatan ngejelasin Ki, sebelum kamu menghakimi dia kayak sekarang." Kiki menggeleng kuat membalas ucapan Vano.
"Ngak mau....aku ngak mau denger ucapan dia. Karena dia udah jahat, udah bohongin aku." Kiki berkeras dengan keputusannya.
"Kalo ngak mau denger apa-apa dari dia, jangan nangis dong." Vano menghapus airmata yang masih setia mengalir dipipi Kiki.
"Keseeeeel Vanoooo." Airmata Kiki semakin deras mengalir.
"Kesel kenapa, uhmm..."
"Karena dia jahat, karena dia bohongin aku, karena dia..." Kiki memutus kata-katanya.
"Karena apa?" Kiki menundukkan pandangannya mendapat kalimat tanya tersebut dari Vano. "Karena apa Ki?"
"Ngak tahu ahhh....pokoknya aku kesel sama dia. Aku ngak mau kenal sama dia lagi." Balas Kiki menutupi sesuatu yang bahkan tidak dimengerti oleh hatinya.
"Kan udah kenal dia, udah pacaran juga. Jadi mau gimana kamunya?"
"Mau lupain dia, mau jauh-jauh dari dia. Ngak mau lihat dia lagi, mau jaga jarak sama dia." Jawab Kiki.
"Ki..."
Tak ingin mendengar ucapan Vano lagi, Kiki nampak akan beranjak. Akan tetapi gerakan kakinya tertahan tepat didepan pintu. Adalah sosok Danita yang membuat langkah Kiki berhenti kala itu.
"Ki...kamu kenapa?" Bingung mendapati wajah Kiki yang masih dihiasi airmata, Danita bertanya.
"Ngak ap..."
"Kiki putus sama Keanu." Belum selesai Kiki berujar, Vano sudah memutus ucapan temennya itu.
Segera Kiki menatap tajam Vano karena ucapannya, begitupun Danita yang terlihat kaget.
"Yang bener Ki?" Kiki kembali mengarahkan pandangannya pada Danita saat sang sahabat kembali bertanya.
Menunduk sesaat, Kiki mengangguk lemah kemudian.
"Kenapa?" Danita mencaritahu.
"Karena kamu." Kembali Vano membalas disaat Kiki justru tak terlihat akan berujar apapun.
"Vano!" Kiki kembali melayangkan tatapan tajamnya pada Vano.
"Kok aku?" Danita menatap bingung Vano.
"Karena kamu minta Keanu nemuin kamu kemaren, makanya mereka putus." Jelas Vano segera, membuat kedua mata Kiki membulat.
"Vano!!!" Intonasi suara Kiki naik satu oktaf.
"Kok gitu?" Danita terlihat semakin bingung. "Bener gitu Ki?" Segera sicantik mencari penjelasan dari Kiki.
"Itu kenapa aku minta kamu jaga jarak sama Keanu kan. Lihat...temen kamu jadi putus sama pacarnya karena kamu." Seolah tak membiarkan Danita mendapat jawaban dari Kiki, Vank kembali berujar.
"Vano udah deh!!! Jangan bikin masalah baru!" Kiki memperingatkan sang ketua OSIS.
"Ini kan yang kamu mau dengan bersikap kayak sekarang?" Sambut Vano mudah. "Ngak mau dengerin Keanu, ngak bilang sama sahabat kamu apa yang buat kamu ngak nyaman. Menghindari semuanya yang harusnya kamu hadapi. Bukannya semua itu cuma jadi masalah baru." Vano berujar tanpa merubah ekspresinya.
Kiki tak membalas, si mungil memilih diam dengan jemari yang menggepal.
"Jujur lebih baik Ki, daripada nyembunyiin rasa sakit kamu dan akhirnya kamu sedih sendiri. Sekarang bilang aja aama sahabat kamu apa masalahnya. Biar sahabat kamu juga tahu, dia ambil bagian dari masalah kamu." Vano masih berujar mendominasi keadaan yang membuat suasana tak nyaman diruangan tersebut.
Membawa pandangannya menatap Danita, Kiki menghela nafas berat kemudian. Dan berakhir beranjak dengan gerakan kaki memburu, tanpa mencoba menjelaskan apapun pada Danita yang terlihat mematung dengan wajah bingung.
:::TBC:::
Sorry for Typo
Thanks for Reading & Votement
🌻Haebaragi🌻
Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro