I.L.Y | 20
Keanu menghentikan langkahnya didepan rumah Kiki, ketika mendapati sosok Haikal berjalan mendekati kediaman sang kekasih. Memandang lurus sosok pria berkacamata itu, Keanu segera mengembangkan senyuman saat sosok Haikal menghentikan langkah dihadapannya.
"Janji latihan lagi ya sama Kiki?" Anggukan kaku Haikal membalas pertanyaan Keanu tersebut, membuat yang bertanya melakukan hal yang sama.
"Bawa pizza." Melirik pada benda yang dipegang Haikal, Keanu melayangkan tatapan pada pria berkacamata itu.
"Gak tahu mau bawa apa, jadi bawa pizza buat Kiki." Jelas Haikal dengan nada kaku.
Kembali Keanu mengangguk karena balasan yang diberikan Haikal padanya.
"Kamu....kemari...ada perlu apa?" Sedikit hati-hati, Haikal bertanya.
"Ketemu pacar." Jawaban Keanu membuat Haikal menahan nafasnya beberapa hitungan. "Bosen dirumah, jadinya ya kemari karena kangen sama Kiki." Lanjutnya yang membuat sang lawan bicara menghela nafas berat.
"Ohhh...." Hanya frasa itu yang bisa Haikal urai membalas kalimat panjang Keanu yang menyesakkan dadanya.
Baru Keanu akan angkat bicara, suara deru sepeda motor menahan kata-katanya. Nyaris bersamaan, keduanya menoleh pada kendaraan yang berhenti tak jauh dari mereka. Dan menatap si pengendara saat sosok itu melepas helm-nya.
"Hai No." Sapa Keanu ramah yang hanya disambut senyum tipis Vano, sang penunggang sepeda motor tersebut. "Mau ketemu Kiki juga?"
Vano menggeleng membalas pertanyaan Keanu. Membuat sosok yang memberi pertanyaan mengerutkan keningnya.
"Mika telepon katanya minta dibawain donat, jadinya kemari." Ekspresi wajah Haikal berubah tak baik mendengar nama itu disebut.
"Mika ada disini?" Pertanyaan dengan tujuan memastikan, meluncur dari bibir Haikal.
Menoleh pada Haikal, Keanu mengangguk pelan kemudian.
"Katanya nginap disini semalem." Terangnya yang disambut anggukan kaku Haikal.
"Kalian kemari mau bertamu kan?" Vano menatap Keanu dan Haikal bergantian.
"Iya." Jawab Keanu segera.
"Kalo gitu kok cuma diluar, gak masuk?" Membuka pintu pagar seolah bangunan tersebut miliknya, Haikal segera memasuki rumah Kiki dengan santainya.
Sempat saling memandang, Keanu dan Haikal mengekori Vano. Keduanya terlihat melangkah teratur dibelakang sang ketua OSIS yang segera mengetuk pintu rumah Kiki ketika mereka tiba di teras.
Semua fokus pada pintu kayu rumah Kiki kini. Berkali-kali Vano mengetuk, tak ada satu-pun orang yang keluar dari dalam kediaman tersebut. Berdiri tenang dengan berbagai ekspresi, ketiganya terus menanti didepan pintu hingga akhirnya seseorang dari dalam rumah membukanya.
"Vano..." Suara riang Kiki menyambut kedatangan sang ketua OSIS.
Tangan Vano mendarat diatas puncak kepala Kiki, mengusak sayang surai merah muda gadis mungil itu. Membuat dua pemuda dibelakangnya segera memasang ekspresi cemburu yang berbeda.
"Haikal juga udah nyampe." Menoleh pada sosok itu, Kiki berujar membuay Haikal menarik senyum tipis.
"Kamu kemari juga Nu." Kiki beranjak mendekati sang kapten basket.
"Iya." Keanu mengangguk.
"Kok gak bilang mau kemari?" Kiki menatap lekat Keanu.
"Mau buat kejutan." Keanu mengangkat plastik yang sejak tadi dibawanya.
Haikal dan Vano ikut menatap benda tersebut, begitupun Kiki.
"Kamu bawa apa?" Tanya Kiki karena baru menyadari barang bawaan Keanu.
Sebenarnya bukan hanya Kiki, Vano juga Haikal tak sempat melihat bawaan tersebut. Karena jaket kebesaran yang digunakan Keanu, menyamarkan keberadaannya ditangan sang kapten basket.
"Puding strawbery." Mata Kiki berbinar mendengar nama sajian manis favoritnya itu.
"Eeeh....ngerepotin." Ucapnya dengan wajah bersemu bahagia.
"Gak ngerepotin kok." Keanu mengarahkan bungkusan tersebut pada Kiki.
"Makasih." Keanu tersenyum senang saat Kiki meraih makanan yang dibawanya.
"Ki...ini..." Seolah tak mau kalah, Haikal menyerahkan pizza yang dibawanya.
"Kok pas banget bawa pizza, kebetulan ada Mika didalam. Mika kan suka banget pizza." Komentar Kiki seraya meraih pizza pemberian Haikal.
Pria berkacamata itu hanya tersenyum kaku, membalas ucapan Kiki padanya.
"Itu yang kamu bawa buat aku juga." Menunjuk sesuatu yang dipegang Vano, Kiki berujar.
"Titipan Mika." Balas Vano seraya menyerahkan donat yang dibawanya pada Kiki.
"Ahhh....ini donat yang Mika pesen buat Danita." Ucap Kiki setelah mengintip isi plastik bawaan Vano. "Kirain tadi Mika nelpon delivery kurir, rupanya nyuruh kamu yang bawa." Kiki sudah mengarahkan pandangannya pada sang ketua OSIS.
"Jadi akunya dianggap delivery kurir sama Mika?" Vano menunjuk dirinya dengan wajah kesal.
"Aku-nya yang ngira kalo Mika nelpon delivery kurir. Abisnya waktu Danita tanyain donat yang dia pengen udah dipesen apa belum, Mika bilang udah dipesen terus bentar lagi diantar." Jelas Kiki lengkap dengan ekspresi imut yang membuat gemas dua pria didekatnya.
"Tega ya kamu Ki, temen sendiri dianggap delivery kurir." Vano memasang wajah cemberut.
"Kan aku-nya gak tahu No, Mika-nya juga gak bilang kalo dia nitip di kamu." Kiki mengerucutkan bibirnya.
Vano segera tersenyum karena itu, bersama jemarinya yang kembali mengusap puncak kepala Kiki lembut. Kiki yang mendapati itu ikut tersenyum, sebelum kemudian menatap tiga tamunya begantian.
"Eh....masuk yuk." Ajak Kiki yang baru ingat kalau membiarkan semua tamunya hanya berdiri diteras.
Keanu mengangguk seraya meraih barang-barang ditangan Kiki. Lalu mengikuti langkah kaki kekasihnya itu masuk kedalam rumah. Dibelakangnya Vano menyusul, bersama Haikal yang menyempatkan menutup pintu setelah masuk kedalam kediaman tersebut.
♡1♡4♡3♡
Kiki dibuat tak bisa berkonsentrasi latihan. Sosok Danita yang bersandar nyaman didada Keanu adalah penyebabnya. Tak terlihat canggung, sang sahabat nampak nyaman bermain game dalam posisi itu. Membuat Kiki yang justru nampak tak nyaman melihat hal tersebut.
"Udahan aja ya latihannya, capek." Menatap Haikal, Kiki berujar dengan raut wajah yang nampak tak baik.
Segera menghentikan kegiatannya memainkan piano, Haikal balas menatap Kiki yang sudah menatap lurus pada Keanu. Mengarahkan netranya pada arah pandangan Kiki, Haikal justru dibuat gagal fokus. Pandangan pria berkacamata itu justru mengarah pada sosok Mika yang menikmati waktunya disisi Vano dengan komik ditangannya.
"Ya udah....kita lanjut besok lagi ya di sekolah." Cepat menatap kembali Kiki karena pemandanga yang didapatinya membuat hati Haikal tak nyaman, pria itu berujar seraya mengusap puncak kepala Kiki.
Keanu yang tak lagi mendengar suara denting piano mengarahkan pandangan pada keduanya, dan menyesal segera melihat perlakuan lembut Haikal pada Kiki.
"Aku buatin minuman lagi ya." Setelah tersenyum karena sikap hangat Haikal, Kiki terlihat bangkit meraih gelas minuman Haikal yang sudah kosong.
"Gak usah Ki, aku udah mau pulang." Haikal menahan lengan Kiki, membuat perasaan Keanu kacau mendapati hal itu.
"Minum aja dulu, nanti baru pulang ya." Balas Kiki seraya menarik tangannya dan beranjak.
Haikal akan kembali menahan, namun saat netranya bertemu dengan milik Mika dia memilih diam. Cepat membuang pandangannya, Haikal memilih menatap tuts piano untuk mengabaikan tatapan Mika padanya.
"Ki..." Keanu yang berjalan menyusul Kiki kedapur saat sang kekasih meninggalkan Haikal segera menyapa gadia mungil itu.
Sempat menoleh, Kiki kembali sibuk menuangkan jus kedalam gelas Haikal dengan wajah masam.
"Aku juga mau dong." Meletakkan gelas miliknya diatas meja, Keanu berujar.
"Nih.." Mengeser kotak jus pada Keanu, Kiki membalas.
"Kok gak dituangin?" Keanu memasang wajah cemberut.
"Kamu kan bisa tuang sendiri, punya tangan kan." Kiki segera beranjak setelah menyelesaikan ucapan.
Keanu menatap kepergian Kiki sesaat, sebelum kemudian menuang jus kedalam gelas miliknya.
"Ki...aku pulang ya." Vano berujar sesaat setelah Kiki meletakkan jus milik Haikal diatas piano.
"Kok cepet banget pulangnya?" Kiki menatap lurus Vano yang sudah memegang jaketnya yang sejak tadi hanya tergeletak diatas sofa.
"Ada janji sama Arvin di studio." Sambil mengenakan jaketnya, Vano membalas.
"Studio sekolah ya?" Bukan Kiki, melainkan Danita yang bertanya membuat Vano juga sang sahabat memandangnya.
"Iya." Seraya mengangguk, Vano menjawab.
"Ikut dong, aku juga mau ke ruang latihan. Power bank aku ketinggalan disana." Danita sudah bangkit dari duduknya.
"Minta antar Keanu aja kan bisa." Mendengar namanya disebut, Keanu yang baru saja meninggalkan dapur nampak mematung.
"Ngantar kemana?" Dengan wajah bingung Keanu bertanya.
"Danita mau kesekolah, ngambil power bank-nya yang ketinggalan. Kamu bisa anter dia kan." Jelas Vano membuat wajah Kiki juga Danita berubah kesal.
"Yang kesekolah kan kamu No, kok nyuruh Keanu yang nganter?" Danita yang ingin menyuarakan protes yang sama segera terdiam, saat Kiki lebih dulu mengurai hal itu dari bibirnya.
Haikal memperlihatkan ekspresi cemburu mendengar protes dari Kiki. Mika yang sudah menyelesaikan kegiatan membacanya adalah satu-satunya orang yang mendapati hal itu.
"Ya kan Keanu temennya, jadi gak salah dong minta anter temen sendiri." Balasan canggung Vano segera membuat Kiki menatapnya tajam.
"Tapi kan Danita minta ikut kamu...." Balas Kiki yang membuat Vano menggaruk belakang lehernya.
"Udah sih Ki, kalo dia-nya gak mau ngasih tumpangan gak apa-apa. Aku nyari taksi aja." Sambut Danita seraya meraih tasnya.
"Kok naik taksi sih." Protes Keanu membuat Danita mengarahkan pandangan padanya.
"Terus naik apa? Naik bus? Terus jalan lagi ke sekolahnya? Kamu tahu kan jalan dari halte ke sekolah itu jauh. Kaki aku masih sakit Keanu, kalo diajak jalan lama-lama." Urai Danita dengan nada syarat sindiran.
"Yaudah aku antar." Dengan nada terpaksa, Vano berujar.
"Kalo gak ikhlas gak usah, aku bisa sendiri kok." Danita berujar sedikit ketus karena mendengar balasan Vano.
"Gak usah mulai keras kepala lagi deh, aku-nya lagi gak mau berdebat ya."
"Yang ngajak debat siapa sih?" Nada bicara Danita naik satu oktaf.
"Daaaan...." Tegur Keanu karena nada suara yang dikeluarkan gadis cantik itu.
Danita menoleh pada Keanu dengan wajah kesal, dan mendapati sang sahabat menunjukkan tatapan tegas padanya.
"Ishhh..." Menyentak kakinya, Danita nampak beranjak.
"Mau kemana kamu?" Menahan lengan Danita, Vano bertanya.
"Jalan aja deh, gak usah banyak tanya. Jangan buat makin kesel ya." Menarik tangannya kasar, Danita membalas.
Vano menghela nafas berat mendengar balasan gadis yang kini sudah berdiri disisinya itu.
"Aku bakal lama di studio nantinya, abis ambil power bank nunggu sebentar bisa kan?" Vano mencoba berujar lembut.
"Iya bawel..." Dengan langkah disentak, Danita beranjak.
Vano menatap Kiki yang terlihat memandang kepergian sang sahabat. Sebelum kemudian mempertemukan netranya dengan milik Vano.
"Aku balik ya." Mengusap rambut Kiki, Vano berpamitan.
"Janga ngebut, jangan ngajak Danita berantem juga. Kalo dia marah, jangan dibalas. Diemin aja, dengerin aja." Kiki menasehati sang ketua OSIS.
"Yesss Mom." Balas Vano setengah bercanda.
"Vanoooo ihhhhh..."
Vano tertawa pelan, lalu nampak beranjak.
"Duluan ya semua." Pamitnya pada yang lain, namun tak mendapat sahutan.
"Mi..." Mika mengadah menatap Keanu yang berdiri disisinya, saat sang kapten basket memanggilnya dengan nada berbisik.
"Apa?" Mika mengarahkan tatapan bertanya pada pria tan itu.
"Gak ikut pulang." Tersenyum penuh arti, Keanu berujar.
"Kok ngusir?" Kerutan samar tergambar dikening Mika.
"Gak ngusir, cuma nawarin." Keanu tertawa pelan.
"Sekalian nawarin anterin gitu." Mika tersenyum lebar.
"Masih kangen sama Kiki, jadi gak bisa nawarin nganter kamu pulang." Mika mengangguk paham mendengar balasan Keanu.
"Itu maksudnya..." Mika nampak bangkit dari duduknya. "Ya udah deh...aku nya pulang."
"Serius??"
"Tapi traktir makan di kantin ya besok." Mika menyarati.
"Siiip." Keanu tak menolak.
"Sayang Keannuuuuu." Mencubit kedua sisi wajah Keanu, tingkah Mika segera menjadi pusat perhatian Kiki juga Haikal.
Haikal terbatuk pelan melihat itu, membuat Mika segera menolehkan pandangan padanya begitu juga Keanu.
"Ki...pamit pulang ya." Ujar Mika pada Kiki yang nampak memandang lurus padanya.
"Mau pulang juga?" Ekspresi Kiki yang semula masam, berubah mendengar ucapan sahabatnya itu.
"Iyaaah..." Tersenyum lebar Mika membalas.
"Gak mau abisin pizza-nya dulu, dari tadi kamu belum makan lho pizza-nya."
"Nggak deh, udah kenyang makan donat yang di beliin Vano tadi." Sempat meliriik pada Haikal, Mika membalas
Merapikan barang-barang miliknya, Mika menyandang tas nya kemudian.
"Jangan macem-macemin Kiki ya." Mika berbisik pada Keanu, sebelum menghampiri Kiki.
"Jangan cemburu gitu dong." Mencubit pipi Kiki yang nampak cemberut, Mika berujar saat ada didepan sang sahabat.
"Siapa yang cemburu." Elak Kiki yang membuat Mika tersenyum lebar.
"Sayangnya Keanu yang lagi cemburu." Mika menangkup pipi Kiki gemas.
"Iiiiih....Mikaaaaa..." Protes Kiki disambut tawa pelan Mika.
"Udah ya aku pulang." Pamit Mika kemudian. "Dah Keanu...." Mika melambai pada sang kapten basket.
"Dah sayangnya Keanuuuuu..." Gadis ceria itu melambai pada Kiki kemudian.
"MIKAAAA!!!" Kembali tawa Mika terdengar, bersama langkahnya yang beranjak.
Haikal menatap kepergian Mika dengan ekspresi tak baik. Karena teman sekelasnya itu sama sekali tak berpamitan dengannya. Bahkan seingat Haikal sejak dia tiba di rumah Kiki, Mika tak sekalipun bertanya ataupun bicara padanya.
"Kenapa sih dia?" Merasa tak nyaman dengan sikap Mika, Haikal hanya bisa bersungut dalam hatinya.
Pria berkacamata itupun menghela nafas berat kemudian. Sebelum mengalihkan pandangan dari pintu masuk.
"Ki...udah siap kan latihannya." Haikal mendapati Keanu yang sudah ada disisi Kiki.
"Udah." Jawab Kiki singkat dengan wajah yang nampak kesal.
"Main game yuk, aku ajarin game yang kemarin." Meraih jemari sang kekasih, Keanu berujar mengabaikan sosok Haikal yang masih ada disana.
"Gak mau ah...main itu kalah terus." Kiki berpura-pura tak tertarik dengan tawaran Keanu.
"Kan aku ajarin." Keanu menyisir poni Kiki yang memasang ekspresi berpikir.
"Harus menang tapi, kalo kalah lagi aku-nya berhenti main." Keanu mengangguk segera, membuat Kiki menarik senyum tipis.
Keanu cepat menarik Kiki menuju sofa, dan mengeluarkan ponselnya. Tak butuh waktu lama, Kiki segera fokus dengan game di ponsel Keanu. Mendengarkan instruksi sang kekasih yang merangkul mesra tubuhnya.
"Gak mau pulang aja?" Tanpa menatap Haikal yang membeku menatap mereka, Keanu berujar. "Disini lama-lama gak baik buat jantung lho." Keanu membawa pandangannya bertemu dengan Haikal.
Bisa Keanu lihat bagaimana jemari Haikal mengenggam erat gelas berisi jus ditangannya, karena ucapan yang dia arahkan pada pria itu.
"Gak usah pake pamit, Kiki-nya lagi fokus jadi gak bakal denger kamu. Kalo mau balik, kamunya balik aja. Nanti aku yang bilangin ke Kiki." Tahu sosok yang diajaknya bicara akan berujar pada sang kekasih, Keanu lebih dulu buka suara.
Haikal berekspresi kesal karena ucapan Keanu, namun dibaikan oleh sang kapten basket. Sudah menyandarkan dagu-nya dibahu kecil Kiki, Keanu mengabaikan sosok Haikal yang masih mematung melihat keduanya.
Menarik nafas dalam sesaat, Haikal beranjak setelah meletakkan kasar gelas jus ditangannya. Tanpa mengatakan apapun, Haikal berlalu meninggalkan kediaman Kiki.
:::TBC:::
Sorry for Typo
Thanks for Reading & Votement
🌻Haebaragi🌻
Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro