I.L.Y | 2
"Ada anak laki-laki aneh" Vano segera menoleh pada Kiki yang duduk didekatnya
"Anak laki-laki aneh?" Ulang Vano dengan kening berkerut
"Iya...kemarin, waktu Kiki pulang. Kiki ketemu sama anak laki-laki aneh" ikut mengarahkan pandangan pada Vano, Kiki mengurai ceritanya
"Dimana ketemunya?" Vano mengubah posisi duduk menghadap kiki
"Dilapangan basket" jawab Kiki membuat kening Vano makin berkerut
"Jadi anak laki-laki aneh itu anak basket?" Gendikan pelan Kiki membalas pertanyaan Vano
"Nggak tahu" jawab Kiki kemudian
Vano diam sesaat mendengar itu, sebelum kembali bertanya
"Aneh-nya kenapa? Dia ganggu kamu?" Kali ini Vano mendapati Kiki menggeleng
"Nggak....dia gak ganggu Kiki" balas Kiki
"Jadi? Kenapa kamu bilang dia aneh?"
"Dia tahu nama Kiki, bahkan nama asli Kiki...bukan nama panggilan. Padahal Kiki gak kenal dia, aneh kan?" seketika Vano menghela nafas pelan mendengar itu
Sebenarnya dia ingin kesal pada teman sekelasnya tersebut. Hanya saja wajah imut Kiki saat gadis itu mencoba serius membahas sesuatu, membuat rasa kesal Vano hilang.
"Bukannya wajar ya kalo ada yang kenal kiki?" Berujar lembut, Vano membalas ucapan Kiki beberapa detik kemudian
"Kok wajar?" Kiki sedikit memiringkan kepalanya
"Kiki lupa ya...kita kan baru aja dilantik jadi anggota OSIS dua minggu lalu. Jadi wajarkan kalo ada yang tahu nama Kiki. Kan semua murid pada ngumpul di aula waktu kita dilantik. Dari situ mereka bisa tahu nama Kiki" masih dengan nada yg sama, Vano menjelaskan
Kiki nampak termenung sesaat karena berpikir, sebelum kemudian merekahkan senyum simpul
"Iya juga...kok Kiki lupa" ucapnya sedikit malu
"Untung kamu imut Ki, jadinya aku gak bisa marah. Coba aja kalo gak" Vano mengusap puncak kepala Kiki, membuat senyum gadis imut itu melebar
=1♡4♡3=
Mika nampak duduk diatas meja Keanu, disaat sang pemilik sibuk memainkan game ditangannya. Sementara Danita sedang mengerjakan tugas bahasa yang baru saja diberikan. Melihat itu, Mika yang semula tenang ditempatnya segera mendekatkan tubuhnya kearah Danita.
"Sibuk banget kayaknya Dan" komentar Mika hanya disambut senyum tipis Danita "buat apaan sih?" Tanyanya setelah itu membuat Danita menoleh sesaat
"Tugas bahasa" balas Danita tanpa menoleh
"Kok serius gitu ngerjainnya? Tugasnya mau dikumpul hari ini ya?" Mika menarik tegak tubuhnya
"Nggak....tugasnya dikumpul minggu depan" balasan Danita segera membuat Mika memasang ekspresi terkejut
"Kalo minggu depan dikumpulnya, kok dikerjain sekarang?" Tanyanya karena heran
"Karena mungkin bakalan gak sempat nyelesaiin-nya. Makanya dibuat sekarang" masih tak memandang Mika, Danita menjelaskan
"Ada pemotretan lagi ya?" Tebak Mika yg dibalas anggukan Danita
Gadis itupun ikut mengangguk, karena cukup paham dengan kesibukan sang sahabat.
"Sial!!" Umpatan keras Keanu segera membuat Danita dan Mika kompak menatap tajam padanya.
"Mulutnya ih" tanpa sungkan, Mika mencubit bibir bawah Keanu membuatnya meringis pelan
"Sakit Mika" protes Keanu kemudian seraya mengusap bibirnya
"Biarin, siapa suruh ngomong kasar" sambut Mika
Keanu hanya tersenyum simpul, sambil mengusap tengkuknya yang tak gatal. Segera diapun menyimpan ponselnya setelah itu. Dan meletakkan dagunya diatas lutut Mika yang masih duduk diatas mejanya.
"Lapar gak? Makan yuk" tukasnya yang membuat bibir Mika membentuk senyuman
"Ditraktirkan?" dengan suara manja, Mika membalas
"Iya...ditraktir" balas Keanu seraya menegakkan tubuhnya
"Yeyy!!" Mika melompat turun dari meja Keanu "yuk" meraih lengan Keanu gadis ceria itu berujar
Keanu bangkit, kemudian menoleh pada Danita yg masih sibuk
"Gak mau ikut makan Dan?" Tanyanya yg dibalas gelengan Danita
"Kalian makan berdua aja, aku bawa roti" tanpa menoleh, Danita berujar
"Kalau gitu kita makan dulu ya, kamunya jangan lupa rotinya dimakan. Inget, kamu ada mag lho" Keanu mengingatkan
"Iya Keanu, cerewet banget sih" mengarahkan tatapannya pada Keanu, Danita membalas
"Cerewet juga karena sayang sama kamu Dan" Keanu mengusap lembut puncak kepala Danita, membuat gadis cantik itu tersenyum
"Ooo...jadi gitu...sayang nya sama Danita sekarang, gak sayang sama Mika lagi" memasang wajah sedih, Mika berujar dengan pipi yang sengaja diusapkannya dilengan Keanu
"Sama Mika juga sayang kok, jangan cemburu gitu dong" mencubit gemas pipi Mika, Keanu membalas seraya tersenyum
"Kayaknya Keanu lagi nyari kesempatan buat balikan sama kamu deh Ka" goda Danita yang dibalas tawa pelan Keanu
"Masa' sih" tersenyum lebar, Mika membalas
Danita menjawab dengan mengangguk. Gadis cantik itu sudah ikut merekahkan senyum yang sama dengan Mika
"Beneran Nu? Kamu mau ngajak balikan?" Mika menatap Keanu yang masih tertawa
"Emangnya kamunya mau kalo diajak balikan?" Masih tertawa, Keanu balas bertanya
"Gimana ya?" Mika memasang ekspresi wajah seolah sedang berpikir "menurut kamu gimana Dan?" Tanya-nya kemudian seraya menoleh pada Danita
"Kok jadi nanya ke aku? Putusin sendiri dong, sama kamu-nya" Danita membalas seraya tersenyum lebar, membuat Keanu semakin mengurai tawanya
"Nggak deh kalo gitu, udah bosen sama cinta Keanu soalnya" canda Mika yg dibalas tawa ringan Danita
"Bosen juga masih minta traktir" Keanu mencubit gemas hidung Mika
"Kan masih sayang walaupun gak cinta" Mika memeluk erat lengan Keanu
"Bukan Mika namanya kalo gak punya kata-kata manis" balas Keanu
Mika mengembangkan senyum mendengar itu. Sementara Danita menggeleng pelan sebelum kemudian kembali fokus dengan tugasnya.
"Kita pergi ya Dan" kembali Keanu mengusap puncak kepala Danita, yg dibalas anggukan ringan gadis itu
Segera setelahnya Keanu beranjak bersama Mika. Yg terus melingkarkan tangan dilengannya disepanjang jalan menuju kantin.
"Ki..." tiba di Kantin, Mika menyapa Kiki yang terlihat sedang membawa satu nampan penuh makanan
Kiki menatap Mika yang masih mengandeng Keanu. Kemudian merekahkan senyum pada sang sahabat. Menjadikan Keanu yang ada disisi Mika ikut tersenyum melihat senyum yang Kiki kembangkan.
"Mika" Kiki membalas sapaan sang sahabat
"Banyak banget makanannya, mau kamu abisin sendiri?" Memandang heran isi nampan Kiki, Mika bertanya
"Nggak...ini ada pesanan Vano juga" jelas Kiki membuat Mika mengedarkan pandangannya
"Dimana Vano nya?" Tanya Mika yg sudah kembali menatap Kiki
"Ke toilet sebentar" jawab Kiki yang membuat Mika membulatkan bibirnya membentuk huruf O
"Mau duduk dimana kamunya, aku bantu bawa ya. Karena kayaknya kamu repot bawa makanannya. Berat juga kelihatannya bawaan kamu" Keanu yg semula hanya diam, menawarkan bantuan
Mika dan Kiki kompak menoleh pada Keanu, yg memasang senyum ramahnya
"Gak usah, gak berat kok. Kiki bisa bawa sendiri, gak perlu dibantu" tolak Kiki halus
"Iya Nu, gak usah dibantuin. Kiki itu kuat, jadi gak perlu dibantu. Biasa juga dia angkat galon air sendiri kok dirumah" tukas Mika bermaksud menggoda Kiki
"Apaan sih Ka" Kiki mengerucutkan bibirnya
Mika tertawa pelan karena itu, kemudian beranjak untuk memesan makanan. Diabaikannya Kiki yang memandangnya dengan wajah kesal.
Sementara Keanu yg masih berada didekat Kiki, masih terus menatap gadis itu. Senyum masih terkembang dibibirnya, karena merasa gemas mendapati ekspresi yang dibentuk gadis imut dihadapannya
"Yakin gak mau dibantu" ucap Keanu yg membuat Kiki kembali menoleh padanya
"Ngak usah, Kiki bawa sendiri aja" jawab Kiki seraya beranjak
"Tapi itukan berat, jadi biar aku bantuin bawa aja ya" mengikuti langkah Kiki, Keanu masih berkeras menawarkan bantuan
"Ngak berat kok, jadi gak perlu dibantu" tanpa menatap Keanu, Kiki menjawab
Keanu akan kembali berujar, namun langkah kaki Kiki yang terhenti menahan ucapannya. Sosok Vano yang sudah ada didepan gadis mungil itu menyita perhatian Keanu kini. Perasaannya pun berubah kacau saat gadis bersurai pink itu mengembangkan senyum hangat pada Vano.
"Maaf lama, berat ya...sini Vano bawa" meraih nampan makanan ditangan Kiki
"Nggak kok, ngak apa-apa" Kiki menggeleng imut
Vano tersenyum, namun tidak dengan Keanu yg masih setia memperhatikan keduanya
"Mau duduk dimana?" Tanya Vano yg tak menyadari kehadiran Keanu didekat mereka
"Disana" tunjuk Kiki pada sebuah meja didekat jendela
Vano menoleh pada meja yg dimaksud, kemudian mengangguk
"Yuk" giliran Kiki yg mengangguk, sebelum kemudian melangkah diikuti Vano
Keanu menatap lurus kepergian keduanya, dengan perasaan yg semakin kacau. Kalau saja Mika tidak meneriakkan namanya, mungkin saja Keanu masih terus termenung ditempatnya.
♡1♡4♡3
Mika yg baru menempati kursinya segera mengadahkan pandangan pada seseorang yg mengarahkan selembar kertas padanya.
"Apa ini?" Tanya Mika yg hanya menunjuk kertas dihadapannya
"Tugas dari pak Rahadi" balas sosok dihadapan Mika
"Emangnya kapan pak Rahadi ngasih tugasnya? Aku kok gak tahu" masih belum meraih lembar tersebut, Mika masih bertanya
"Waktu kamu sibuk ngabisin waktu di kelas orang lain" meletakkan begitu saja kertas yg diarahkannya, sosok dihadapan Mika beranjak kemudian
Mika menatap sesaat sosok itu, sebelum kemudian meraih kertas diatas mejanya.
"Haikal....aku gak ngerti!!" setelah meneliti isi kertas itu, Mika berseru seraya menatap sosok yg baru saja kembali ke kursinya
"Jumpai pak Rahadi aja kalo gak ngerti" sosok yg dipanggil Haikal oleh Mika menjawab dengan sikap tak perduli
Mika segera mengerucutkan bibirnya mendengar itu, sebelum bangkit dan menghampiri Haikal.
"Ajarin" meletakkan kertas yg Haikal berikan padanya diatas meja, Mika menggeser kursi dan duduk didekat Haikal
"Kan udah dibilangin tanya sama pak Rahadi" Haikal memandang kesal Mika
"Males...kamu aja yg jelasin" Mika berujar setengah memaksa
"Aku sibuk" mengabaikan Mika, Haikal mulai menyibukkan dirinya dengan mengisi buku kelas
"Gak perduli, kamunya harus ngajarin aku" menarik buku dihadapan Haikal, Mika berujar
"Ganggu banget sih kamu" Haikal menatap tajam Mika
"Makanya ajarin, biar gak ganggu"
"Gak mau, belajar sendiri aja sana" tolak Haikal
"Yaudah...aku akan terus ganggu kamu, kalo kamu gak mau ajarin aku" sambut Mika seraya mengeser kertas tugasnya kehadapan Haikal
Haikal menarik nafas berat mendengar itu. Dan dengan terpaksa mulai menjelaskan tugas tersebut pada Mika.
Merasa menang, Mika mengukir senyum lebar. Sebelum kemudian fokus mendengarkan setiap penjelasan dari Haikal.
♡1♡4♡3
Vano sedang sibuk membuat arasemen lagu saat pintu studio musik dibuka. Seorang gadis mungil pun muncul, dan memasuki ruangan tersebut kemudian.
"Kak" sapanya membuat Vano menoleh
"Ehh...Clarinta, udah datang" sambut Vano seraya tersenyun
Clarinta hanya mengangguk, kemudian duduk disisi Vano
"Arvin mana?" Tanya Vano kemudian pada Clarinta
"Latihan beat-box buat pertandingan besok" jawab Clarinta yg dibalas anggukan pelan Vano
"Tadi Kiki udah bilang tentang rapat lusa sama Arvin gak?" Pasti Vano seraya menatap lekat Clarinta
"Udah...tadi kak Kiki udah ke kelas buat ngasih tahu rapat lusa" terang Clarinta
Kembali Vano mengangguk, sebelum kembali fokus dengan kesibukannya.
"Rin...bantu buat lirik ya" pinta Vano membuat Clarinta mengarahkan tubuh menghadapnya
"Buat lirik untuk lagu yg mana kak?" Tanya gadis itu
"Ini...denger aja dulu lagunya, terus coba buat liriknya ya" Vano mengarahkan I-pad miliknya, dan menunjuk sebuah folder yg tersimpan dalam benda itu
Clarinta membalas dengan anggukan, kemudian segera melakukan perintah Vano. Setelah menyelipkan ear-phone ditelinganya, Clarinta terlihat sibuk mendengar arasemen yg dibuat Vano, agar bisa membuat lirik yg diminta oleh pria itu.
♡1♡4♡3
"Ki..." sebuah panggilan membuat Kiki yg semula fokus dengan ponselnya menoleh "pulang naik bis juga?" Keanu -orang yg menyapa- bertanya pada Kiki dengan senyum hangat
"Iya" mengangguk kaku, Kiki menjawab
"Kirain kamu pulangnya bakal dijemput" menggeser posisi berdiri kesisi Kiki, Keanu coba terus berbincang dengan gadis itu
"Nggak....nggak pernah dijemput kok" melempar pandangan lurus, Kiki menjawab
"Gitu ya" Keanu mengangguk pelan "tapi kok kita baru ketemu sekarang ya, padahal aku sering lho nunggu bus disini. Tapi kayaknya baru sekarang lihat kamu" masih coba terus berbincang, Keanu berujar
"Nggak tahu" tak cukup tertarik berbincang dengan Keanu, Kiki hanya membalas singkat
Keanu menatap lekat Kiki, yg masih setia memandang lurus. Nampak olehnya ekspresi tak nyaman Kiki. Namun untuk menjauhi gadis itu, hatinya menolak.
"Ki..."
"VANO!!" Jeritan Kiki menahan kata2 Keanu
Gadis itu segera berlari menjauhi Keanu, untuk menghampiri Vano yang menghentikan sepeda motor tak jauh dari mereka.
"Antar pulang Kiki ya" pinta Kiki setelah ada didekat Vano
"Biasanya gak pernah mau diantar. Katanya mau mandiri, jadi lebih milih naik bus" tersenyum hangat, Vano berujar mengoda gadis dihadapannya
"Ada anak laki-laki aneh itu lagi" berbisik pelan, Kiki berujar seraya menunjuk tempat Keanu berdiri
Vano mengarahkan pandangannya pada ujung telunjuk Kiki, dan mendapati Keanu yg mematung menatap mereka.
"Dia orangnya, yg kamu bilang itu?" Kembali menatap Kiki, Vano bertanya untuk memastikan
Kiki membalas dengan anggukan
"Diganggu kamunya?" Pasti Vano melihat ekspresi Kiki yg nampak tak nyaman
"Nggak ganggu, cuma...Kiki takut aja sama dia" jelas Kiki membuat Vano mengulum senyum simpul
"Ya udah naik" tukas Vano membuat Kiki mengukir senyum diwajahnya"tapi pake ini dulu, karena roknya kan pendek" Vano membuka jaketnya, dan memberikan pada Kiki
Tak menolak, Kiki meraih jaket itu dan mengikatnya dipinggang. Segera setelahnya diapun naik keatas motor Vano.
"Pegang yg kuat, ntar kalo jatuh mama bakalan nyalahin aku" Vano menarik tangan Kiki, dan melingkarkan dipinggangnya
Walau sedikit malu, Kiki memeluk pinggang Vano. Merapatkan tubuhnya pada pria itu, agar tak jatuh saat Vano melajukan motornya.
"Kita berangkat ya" anggukan Kiki membalas ucapan Vano, membuat dia segera menyalakan kembali motornya
Menatap Keanu sesaat, Kiki terlihat menenggelamkan wajahnya dibahu Vano. Gadis mungil itupun berlalu bersama sang ketua OSIS, dengan sepeda motor tersebut.
Ditempatnya, Keanu hanya bisa mematung menatap kepergian Kiki. Menatap lurus kendaraan yg perlahan menjauh, dan meninggalkan sosoknya di halte itu.
"Apa perlu beli motor juga ya?" Keanu berujar pada diri sendiri
Helaan nafas berat terdengar dari Keanu, bersama bibirnya yg mengembangkan senyum getir.
Pelan Keanu membuang pandangannya lurus, dengan tangan yg diselipkan disaku. Menikmati suara berisik di halte itu, Keanu coba mengusir rasa tak nyaman dihatinya.
Bersenandung random, pria berkulit gelap itu berusaha menghilangkan sosok Kiki dari dalam pikirannya. Walau semua usaha itu hanya membuahkan kegagalan. Karena soaok mungil bersurai itu tetap menguasai pikirannya.
=TBC=
Sorry for Typo
Thanks for Reading & Votement
🌻Haebaragi🌻
Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro