I.L.Y | 18
Haikal nampak meraih segelas jus dari Kiki. Setelah berterimakasih, diapun meneguk cairan manis tersebut. Mereka memutuskan menikmati istirahat setelah lebih dari 2 jam berlatih. Kiki yang sudah menempati kursi diseberang Haikal, terlihat memainkan ponselnya. Sebelum kemudian meletakkan kembali ponselnya diatas meja dengan wajah masam.
"Kenapa Ki?" Mendapati ekspresi Kiki yang terlihat tak baik, Haikal bertanya.
Kiki menatap Haikal, kemudian nampak menggeleng pelan seraya tersenyum tipis.
"Gak apa-apa." Kiki meraih susu strawbery nya, dan menikmati minuman kesukaannya itu.
Tak yakin dengan balasan Kiki, Haikal menatap lekat gadis mungil itu. Dia ingin sekali tahu masalah yang coba Kiki tutupi. Namun pada akhirnya Haikal tetap memilih diam, karena tak ingin membuat Kiki semakin kesal.
"Ki.." Panggil Haikal seraya memainkan gelas ditangannya.
Kiki menoleh tanpa menjawab, dan mendapati senyum pemuda berkacamata tersebut.
"Kamu beneran pacaran sama Keanu?" Raut wajah Kiki berubah datar karena pertanyaan itu.
"Iya." Balas Kiki singkat.
"Kok bisa?" Haikal memandang heran Kiki. "Kamu suka sama dia?"
"Memangnya ada orang yang pacaran kalo gak suka ya." Berusaha menutupi alasannya berpacaran dengan Keanu, Kiki balas bertanya.
"Biasanya nggak sih." Jawab Haikal
"Jadi kenapa kamunya nanya?"
"Karena heran..setahu aku, kayaknya kamu gak pernah nunjukin kalo kamu tertarik sama Keanu. Tapi tiba-tiba denger kabar kamu pacaran sama dia. Makanya jadi heran kan." Haikal mengurai senyum kaku.
Kiki tak membalas. Gadis bersurai pink itu memilih diam. Menatap layar ponselnya yang menyala sesaat, Kiki-pun dengan enggan meraih benda tersebut.
-gak bosen apa Ki, cuma read pesan aku aja-
Pesan dari Keanu membuat Kiki mengerucutkan bibirnya. Baru saja dia akan meletakan kembali ponselnya, pesan dari Keanu kembali masuk.
-aku didepan rumah kamu Ki, keluar sebentar ya-
Mata Kiki membulat karena pesan itu. Tak berpikir panjang, Kiki segera bangkit dan beranjak. Membuat Haikal yang melihat itu nampak memandang heran Kiki.
"Ki..." Haikal bangkit dari duduknya, dan menatap Kiki yang menjauh.
Gadis mungil itu tak sedikitpun menoleh padanya. Dan tetap beranjak keluar rumah
"Malam..." Sapa Keanu lengkap dengan senyum ramahnya saat Kiki sudah menghentikan langkah tepat dihadapannya.
"Ngapain kemari?" Mencoba terlihat ketus, Kiki membalas.
"Karena kangen kamu." Tak memudarkan senyumannya, Keanu membalas.
"Bohong." Walau hatinya senang mendengar jawaban Keanu, Kiki coba menyangkal perasaan tersebut. Penyebabnya adalah bayangan keakraban Keanu dan Danita, yang menjadikan perasaan Kiki tak nyaman.
"Aku gak bohong Ki, aku serius." Meraih tangan Kiki, Keanu nampak mengenggam jemari mungil gadis itu.
Kiki mau menolak, namun sepertinya apa yang diinginkan kepalanya tak sejalan dengan apa yang diinginkan hatinya. Dan pada akhirnya dia membiarkan Keanu mengenggam jemarinya. Sementara Kiki menunduk tanpa berusaha memandang Keanu yang memberikan tatapan lembut padanya.
"Kamu gak pernah kangen aku?" Dengan suara rendan yang lembut, Keanu bertanya.
"Nggak." Kiki mempertahankan cara bicaranya.
"Kasihan banget sih aku." Ucapab Keanu membuat Kiki mengarahkan pandangan padanya. "Gak pernah dikangenin sama pacar sendiri." Lanjut Keanu kemudian dengan wajah memelas.
Kiki merasa iba melihat itu. Akan tetapi egonya membuat Kiki mempertahankan wajah kesalnya. Keanu yang melihat itu hanya bisa menarik nafas berat. Sebelum kemudian mengusap puncak kepala Kiki.
"Masih latihan sama Haikal?" Ucapan Keanu dibalas anggukan pelan Kiki. "Kalo gitu lanjut latihannya deh, aku pulang dulu."
Kiki tak memberi balasan, dia membiarkan Keanu melepas genggaman tangan dari jemarinya.
"Aaah....sebelum lupa." Tepat sesaat sebelum Keanu membalik tubuhnya, sang kapten basket berujar. "Maaf ya buat kamu marah." Mengusap pipi Kiki dengan punggung tangannya, Keanu berujar.
"Nite Ki." Kecupan Keanu hadiahkan tepat dikeninh Kiki, dan beranjak meninggalkan sang kekasih kemudian.
Kiki yang terkejut nampak memegang keningnya yang menerima kecupan. Gadis mungil itu membeku, dengan tatapan lurus yang mengantar kepergian Keanu dari hadapannya.
♡1♡4♡3♡
Menyandarkan tubuhnya di loker, Haikal terlihat menanti seseorang. Pria tampan berkacamata itu nampak sesekali menatap jam tangannya, sebelum kemudian menatap pintu masuk. Sesekali mengumamkan beberapa nada, pria itu akhirnya menegakkan tubuh saat sosok Mika mendekat.
"Ada info yang mau aku tanya, pulang sekolah nanti aku traktir pizza." Tak berniat berbasa-basi, Haikal segera mengungkap tujuannya menunggu Mika sebelum sempat gadis itu bertanya.
Bahkan Mika yang baru saja menghentikan langkah dihadapannya, dibuat bingung saat melihat Haikal yang berlalu begitu saja setelah menyelesaikan kalimatnya.
"Mi.." Sebuah panggilan membuat Mika yang termenung segera tersentak.
Segera Mika menoleh, dan tersenyum pada sosok Danita yang menyapa.
"Hai Dan..." Mika menyapa balik. "Hai No.." Dengan ekspresi bingung, Mika menyapa Vano yang berjalan dibelakang Danita.
Vano tersenyum, sementara Mika terus menatap heran padanya. Terlebih saat melihat Vano yang menjinjing tas perlengkapan cheers milik Danita.
"Datang berdua?" Pasti Mika karena cukup terusik dengan kebersamaan keduanya pagi itu.
"Uhmm...yaaa..." Dengan nada sedikit enggan, Danita membalas.
"Supir Danita sakit, dan kayak yang kamu tahu Danita trauma naik taksi dan belum bisa naik bis karena cideranya. Jadi untuk sementara, aku antar jemput dia." Vano segera memberi penjelasan saat mata Mika mengarah padanya.
"Memangnya aku nanya ya?" Ucapan itu segera membuat Vano mengaruk belakang lehernya yang tidak gatal.
Menatap Danita yang mencoba menahan senyumnya. Vano menyerahkan tas milik gadis itu kemudian.
"Aku ke kelas duluan." Pamitnya pada Danita.
Danita mengangguk setelah meraih tasnya, dan nampak membiarkan Vano beranjak.
"Vano!!! Sama aku kok gak pamitan!!" Ucapan Mika dengan nada tingi nampak diabaikan oleh Vano. "Kesel..." Mika sudah mengerucutkan bibirnya.
"Jelek ih.." Mencubit bibir bawah Mika, Danita berujar seraya tersenyum.
"Iya deh yang cantik, yang mulai ditempelin Vano." Goda Mika membalas ucapan Danita.
"Ditempelin apa sih? Emangnya aku amplop apa?" Dengan wajah bersemu samar, Danita membalas.
"Cieee...yang jadi amplop cieee....sekarang punya prangko ganteng cieee..." Mika masih menggoda.
"Apaan sih Mi..." Danita mencubit pingganh Mika.
Meringis sesaat, Mika tertawa kemudian. Masih menggoda Danita, Mika berlari kecil kemudian menghindari cubitan sang sahabat.
♡1♡4♡3♡
"Udah banyak yang semangatin, kenapa harus ada aku?" Tak berani menatap Keanu, Kiki membalas saat sang kapten basket berusaha membujuknya untuk menemani latihan.
"Tapi kan beda semangatnya kalo dari kamu." Balas Keanu lembut, membuat perasaan Kiki seketika kacau.
"Apa bedanya sih? Kan sama-sama nyemangatin." Masih tak ingin menatap Keanu, Kiki menjawab.
"Kan kalo pacar yang semangatin, akunya bisa semangat berkali-kali lipat. Tapi kalo yang lain, semangat aku biasa aja." Meraih jemari Kiki, Keanu nampak memainkan jari-jari mungilnya.
"Gak usah berlebihan deh." Memutuskan menatap Keanu, Kiki berujar seraya menarik tangannya.
"Gak berlebihan Ki, aku serius. Kalo ada kamu, semangat aku latihan itu jadi berkali-kali lipat."
"Bohong!!"
"Kamu nih ya...kok gak pernah percayaan sama pacar sendiri sih?" Keanu mencubit gemas hidung Kiki.
"Abisnya kamu genit sih, cowok genit kan gak bisa dipercaya." Kiki berujar lengkap dengan ekspresi imut yang menggemaskan.
"Kapan akunya genit coba?" Menghadapkan penuh tubuhnya pada Kiki, Keanu berujar.
"Setiap hari." Jawab Kiki
"Setiap hari??" Anggukan Kiki membalas ucapan Keanu. "Masa' sih?"
"Iya...kamu genit setiap hari, nyebelin tahu." Kiki nampak bangkit, begitupun Keanu.
"Hey...jangan sebel sama aku dong, nanti akunya sedih." Meraih lengan Kiki, Keanu membawa tubuh gadis itu menghadapnya.
Kiki menatap Keanu yang memasang wajah memelas.
"Gak usah sok imut deh." Kesal melihat ekspresi Keanu, Kiki mengurai protes.
"Aku kan sok imutnya cuma didepan sayangnya aku." Balas Keanu membuat Kiki mencebik lucu.
"Isshh....nyebelin." Tukas Kiki seraya memukul pelan dada sang kapten basket
Keanu tertawa pelan mendapati itu, sebelum kemudian mengusap lembut puncak kepala Kiki.
"Yuk." Ajak Keanu.
"Kemana??"
"Lapangan basket." Keanu menarik Kiki beranjak dari ruang OSIS.
"Gak mau..." Namun pada akhirnya protes Kiki tak mendapat respon dari sang kapten basket, karena dengan ukuran tubuh yang berbeda. Keanu dengan mudahnya membawa Kiki beranjak dari sana.
♡1♡4♡3♡
Hana yang baru saja keluar dari dalam ruang latihan cheers, dibuat terkejut melihat Vano yang berjongkok disisi pintu. Dengan wajah fokus kelayar I-pad, dan ear-phone yang terselip ditelinga. Sang ketua OSIS tak menyadari sepasang mata Hana menatapnya heran.
"Kak..." Panggil Hana, yang segera disesalinya karena tak mendapat balasan dari Vano.
Ear-phone ditelinga Vano diduga Hana penyebab sang ketua OSIS tak mendengar panggilannya.
"Kak.." Kali ini Hana menyentuh pelan bahu Vano, membuat sang ketua OSIS mengangkat pelan wajahnya.
"Hai Han..." Menarik ear-phone nya, Vano nampak bangkit kemudian.
"Kakak nungguin siapa disini? Nungguin kak Danita ya?" Tanya Hana yang disambut anggukan Vano.
"Kalo nungguin kak Danita masuk aja kak. Kak Danita masih latihan didalam."
"Gak usah...disini aja, nanti ganggu." Vano menolak halus.
"Capek dong kak nunggu disini, didalam aja nunggunya. Ada kursi, jadi kakak gak harus jongkok."
"Nanti ganggu Han.."
"Nggak ganggu, masuk aja." Hana membuka pintu dan segera mendorong Vano masuk.
Hana yang sengaja menutup pintu sedikit keras, membuat Vano menjadi pusat perhatian. Beberapa anggota cheers yang semula nampak fokus latihan, mengarahkan pandanganya pada Vano karena suara berisik yang dihasilkan pintu dibelakang sang ketua OSIS.
"Ganggu ya?" Vano tersenyum kaku.
"Nggak kok." Danita cepat membalas, membuat mata yang semula menatap Vano segera terarah padanya kini.
Memandang pada anggota Cheers yang memandangnya, Danita segera memacu langkah mendekati Vano. Keduanya saling tersenyum canggung, sebelum akhirnya Danita menunjuk sebuah kursi.
"Duduk dulu, bentar lagi siap latihannya." Vano mengangguk dan segera mengarahkan langkah pada kursi yang Danita tunjuk.
Segera setelah Vano duduk dengan nyaman, Danita bergerak kembali menghampiri para anggota cheers. Gadis cantik itu-pun segera memberi intruksi memulai latihan. Sementara Vano yang sempat memandang kegiatannya sesaat, kembali melanjutkan aktivitas yang dilakukannya diluar ruangan tadi.
♡1♡4♡3♡
Kiki yang bosan menunggu Keanu menganti pakaian, nampak memainkan bola basket yang tertinggal dilapangan. Menghampiri ring, gadis mungil itu mencoba memasukkan bola kesana. Namun Kiki tak berhasil melakukannya, bahkan saat dia mencoba hal itu dengan melompat.
Mengejar bola yang mengelinding pelan, Kiki kembali mencoba memasukkan benda bulat itu kedalan ring. Sama seperti usaha pertamanya, Kiki juga gagal memasukkan bola.
"Ishhh.." Menyentak kakinya, Kiki kembali mengambil bola yang mengelinding ke pinggir lapangan.
"Susah ya?" Keanu yang sempat melihat usaha kedua Kiki, berujar seraya menghampiri gadis itu.
"Iya..." Dengan bibir yang dicebikkan imut, Kiki membalas.
Keanu tersenyum, kemudian meraih bola yang ada dalam pelukan Kiki.
"Kalo gak biasa memang susah." Memantul-mantulkan bola sesaat, Keanu nampak melemparkan bola kedalam ring kemudian.
"Itu namanya gerakan free throw." Jelasnya setelah bola yang dilemparkan masuk kedalam ring basket.
"Free throw." Ulang Kiki dengan ekspresi wajah takjub.
"Uhmm..." Keanu berlari mengambil bola.
Kembali memantulkan bola, Keanu memasukkan kembali bola kedalam ring dengan sempurna.
"Dan ini namanya jump shot" Jelas Keanu lagi, yang disambut anggukan Kiki.
"Hebat." Kiki bertepuk tangan senang, membuat Keanu tersenyum lebar karena itu.
Kembali meraih bola, Keanu mengisyaratkan agar Kiki mendekat. Kemudian mengarahkan bola itu pada Kiki.
"Mau coba lagi?" Tawarnya dibalas gelengan Kiki.
"Pasti gak masuk lagi." Ucap gadis itu dengan nada putus asa.
"Aku bantuin biar masuk bolanya."
"Gimana bantuinnya?" Kiki menatap bingung Keanu.
"Pegang bolanya." Kiki segera meraih benda bulat yang diberikan Keanu.
"Nanti itungan ke-tiga, lempar bolanya ya." Keanu sudah mengambil posisi dibelakang Kiki.
Kiki mengangguk membalas itu. Sekarang fokus sang gadis mungil sudah mengarah pada ring yang berada tepat diatasnya.
"Satu..." Keanu menatap wajah serius Kiki seraya tersenyum.
"Dua..." Sang kapten basket menempatkan tangannya dipinggang Kiki.
"Tiga.." Dengan sekali gerakan, Keanu mengangkat tubuh Kiki. Membuat Kiki yang semula terkejut, cepat melempar bola kedalam keranjang karena ingat intruksi yang diberikan sang kapten basket.
"Masukkan bolanya." Setelah menurunkan tubuh Kiki, Keanu berujar.
Kiki mengarahkan tubuhnya menghadap Keanu, kemudian memukul dada sang kapten basket.
"Bikin kaget tahu." Keanu menyambut protes itu dengan tawa ringan.
"Maaf." Mengacak sayang rambut Kiki, Keanu berujar.
Kiki mengembungkan pipinya karena kesal. Menyajikan keimutan yang membuat Keanu gemas.
"Aku mau pulang." Menarik kaos yang dikenakan Keanu, Kiki berujar masih dengan ekspresi wajah imut.
"Yuk." Keanu meraih jemari Kiki, dan mengandengnya.
Keduanya-pun melangkah beriringan meninggalkan lapangan basket. Dengan jemari yang saling berkait dan langkah yang selaras.
♡1♡4♡3♡
Mika hanya menatap satu porsi pizza berukuran jumbo dihadapannya. Tanpa sedikitpun menyentuh sajian kesukaanya itu. Melihat hal tersebut, Haikal yang duduk dengan tangan dilipat didada nampak heran. Diapun terlihat mendekatkan tubuhnya kemeja.
"Kok gak dimakan?" Tanya Haikal
"Kamu mau tahu info apa?" Mika balas bertanya.
"Makan aja dulu, nanti aku baru nanya." Mika menggeleng cepat membalas itu.
"Kamu tanya dulu, karena aku takut info yang kamu tanyain gak aku tahu." Jelasnya saat Haikal memberi tatapan bertanya.
Haikal menatap lekat Mika sesaat, kemudian nampak menarik nafas berat sebelum kembali menyandarkan tubuhnya nyaman di kursi.
"Kenapa Kiki pacaran sama Keanu?"
"Karena Kiki nya mau." Jawab Mika mudah, namun tidak cukup membuat Haikal yang bertanya puas dengan balasan itu.
"Tapi dia kan gak suka Keanu."
"Kamu tahu darimana dia gak suka Keanu?"
"Dari cara dia jauhin Keanu, kelihatan kok." Senyum simpul terkembang diwajah Mika.
"Perhatian banget ya kamu sama Kiki. Sampe sikapnya jauhin seseorang aja kamu tahu." Masih dengan kurva diwajahnya, Mika berujar.
"Jawab aku Mi, kenapa..."
"Gak tahu, aku tahunya Kiki mau jadian sama Keanu waktu Keanu ajak dia pacaran. Selebihnya aku gak tahu. Maaf ya Kal." Mika bangkit dari duduknya dan segera beranjak meninggalkan ketua kelasnya itu.
Haikal ingin mencegah, namun wajah muram Mika yang tertangkap dari refleksi kaca menahan tubuhnya. Ekspresi yang selama ini tak pernah dilihatnya dari gadis ceria itu. Ekspresi yang tiba-tiba membekukan tubuh Haikal hingga dia hanya bisa mematung di kursinya.
:::TBC:::
Sorry for Typo
Thanks for Reading & Votement
🌻Haebaragi🌻
Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro