Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

I.L.Y | 15

Baru saja keluar dari kamar mandi, kehadiran Keanu dikamarnya disambut bunyi dering ponsel. Seraya mengusak rambutnya yg basah, sang kapten basket segera meraih ponselnya dan mengangkat panggilan tersebut saat nama Danita tertera disana.

"Keanu nyebelin!!!" Belum sempat Keanu berujar apapun, suara keras Danita sudah menyapa telinganya. Membuat pria tan itu mau tidak mau menjauhkan ponsel dari telinganya, untuk mengusap telinganya yg terasa berdenging.

"Apaan sih Dan, tiba2 teriak2 gitu. Sakit nih kuping aku" Keanu berujar setelah mendekatkan kembali ponsel ketelinganya.

"Biarin....biar rusak sekalian tuh gendang telinga." Sambut Danita dengan nada ketus.

"Eeehh....cantiknya aku kok gitu." Memasang wajah bingung yang tak mungkin ditangkap retina Danita, Keanu bertukas.

"Abis kamu nyebelin, bisa2nya nyuruh si Vano nganterin aku pulang." Masih dengan nada yg sama, Danita membalas.

"Jadi dianter pulang sama Vanonya?"

"Maksa dianya, jadinya harus ikut" sungut Danita.

"Maksa gimana?" Mendudukkan diri diatas ranjang, Keanu bertanya.

"Ya gitu....pokoknya nyebelin, cukup hari ini aja deh dianterin sama dia." Keanu mengulum senyum mendengar sungutan Danita.

"Tadinya aku mau nungguin kamu Dan, tapi janji sama mama buat pulang cepat. Makanya pas lihat Vano coba minta tolong dia anterin kamu pulang." Urai Keanu masih dengan senyum yg tergambar diwajahnya.

"Ya kan gak harus dia Keanuuuuuu... kan ada orang lain"

"Tadi itu adanya cuma dia, kalo ada yg lain juga bakal aku suruh yg lain"

"Kalo gitu gak usah nyuruh dia sih, aku udah gede gini bisa pulang sendiri"

"Emang berani? Gak takut dibawa kabur sama supir taksi lagi kayak waktu itu?" Senyap diujung panggilan, membuat Keanu menarik nafas dalam sebelum berujar.

"Aku khawatir tahu, aku takut kamu diculik lagi sama supir taksi. Makanya minta Vano nemenin kamu terus anterin kamu pulang." Dengan nada lembut Keanu coba menjelaskan.

"Tapi kan gak harus dia, kamu tahu sendiri aku gak suka sama dia" suara Danita melemah.

"Suka atau nggak, aku lebih percaya dia daripada supir taksi. Lagian udah nyampe rumah dengan selamatkan. Jadi cantiknya aku jangan ngambek2 atau marah2. Aku takut cantiknya ilang karena keriput" goda Keanu

"Ihhh....Keanu nyebelin, kesel..." Panggilan terputus setelahnya, membuat Keanu menatap layar ponselnya dengan senyum simpul.

Berniat menghubungi kembali Danita, niat tersebut urung dilakukan karena panggilan masuk baru diponselnya. Nama Kiki yg tertera di layar ponsel, segera membuat senyum Keanu merekah lebar. Tak berniat meninggalkan gadis imut diseberang panggilan menunggu, Keanu segera menjawab panggilan tersebut.

"Iya Ki..."

"Maaf baru nelpon, aku lupa kalo harus telepon kamu" ada nada menyesal yg tertangkap telinga Keanu membuat senyumnya kian melebar.

"Harusnya gak usah nelpon Ki" balas Keanu disambut gumaman bernada bingung khas Kiki.

"Kalo kamu gak nelpon, akunya kan ada alasan buat cium kamu besok" lanjut Keanu yg menahan kegemasannya hanya karena mengingat ekspresi yg mungkin ditunjukkan Kiki saat itu.

"Genit banget sih kamu" Protes Kiki membuat Keanu tak mampu menahan tawa ringannya.

"Genit2 gini juga pacarnya kamu, sayangnya Kiki" disela tawanya, Keanu berujar.

"Nggak....kamu bukan sayangnya aku!"

"Jadi aku sayangnya siapa?"

"Terserah....yg penting bukan sayangnya aku" Keanu membalas dengan tawa ringannya, sebelum kemudian memberi jeda hening sesaat.

"Uhmmmm....Ki" Terdengar gumaman Kiki diujung panggilan, menjawab panggilan Keanu untuk gadis mungil itu.

"Besok....kamu pergi kesekolahnya bareng Vano lagi?" Tanya Keanu

"Huh?? Maksudnya??" Kebingungan Kiki tertangkap telinga Keanu.

"Besok kamu kesekolah diantar Vano lagi gak?" Keanu mengulang pertanyaannya, karena kebingungan Kiki.

"Aku gak pernah pergi sekolah diantar Vano kok" Giliran Keanu yang bingung karena balasan Kiki.

"Tapi kemaren pergi bareng dia kan? Karena aku lihat kamu naik motor dia" Keanu berujar penuh selidik.

"Vano cuma ngasih tumpangan, pas ketemu didepan sekolah. Kami gak pernah pergi bareng kok" Senyum menghias bibir Keanu karena balasan Kiki.

"Jadi kamu sama Vano gak pernah ke sekolah bareng?" Pasti Keanu.

"Dulu waktu rumah Vano masih searah sama aku, sering berangkat bareng. Tapi sejak Vano pindah, akunya berangkat sendiri naik bus." Jelas Kiki yang disambut anggukan Keanu.

"Kalo gitu boleh dong ya aku jemput kamu?" Tukasnya setelah mengerti.

"Eeh??? Ngapain?"

"Kok ngapain, ya biar bisa berangkat bareng dong Ki."

"Gak usah....rumah kita kan beda arah, ntar kamunya jadi harus muter-muter." Tolak Kiki.

"Gak apa2 kali Ki, buat pacar sendiri juga. Jangankan muter-muter kota. Ngelilingin dunia juga, gak masalah buat aku."

"Apaan sih Nu....."

"Jangan blushing ya, aku tahu aku romantis kok"

"NGGAK!! SIAPA YANG BLUSHING" Keanu tertawa, dari nada suara Kiki dia seolah bisa mendapati raut wajah gadis itu.

"Jadi besok aku jemput ya."

"Gak usah Nu...."

"Tapi aku mau jemput kamu"

"Kalo mau jemput, jemput di halte aja. Gak usah kerumah, jauh soalnya"

"Yaaah....padahal mau jemput dirumah"

"Di halte atau gak usah pake jemput2an sama sekali" Helaan berat nafas Keanu membalas pilihan yang dibuat Kiki.

"Ya udah...aku jemput di halte besok" sedikit terpaksa, Keanu berujar.

"Ya udah..."

"Udah malam, tidur sana" Gumaman Kiki kembali membalas ucapan Keanu.

"Ki...."

"Apa?"

"Kalo aku minta dibuatin bekal lagi, boleh...?"

"Kamu suka bekalnya yang tadi?"

"Suka....apalagi sama yang buat bekal"

"Berarti kamu suka mama aku dong" Tawa ringan Kiki menyapa telinga Keanu, menghadirkan debaran indah dihati sang kapten basket.

"Jadi yang buat bekalnya mama?"

"Nggak...aku bercanda, bekal kamu aku yang buat"

"Jadi ngaku nih...kalo bekal yang kamu buat memang untuk aku." Hening sesaat menyapa telinga Keanu.

"NGGAK!!! NGGAK BUATIN UNTUK KAMU KOK" Baru saja Keanu akan memastikan panggilan masih terhubung, suara tinggi Kiki sudah menyapa.

"Iya...iya...bekalnya kamu buat untuk kamu sendiri. Terus dikasih Danita, dan Danita kasih ke aku." Dengan senyum lebar Keanu berujar.

Tak ada balasan yang didapat Keanu, membuat pria itu membayangkan ekapresi Kiki saat itu.

"Ya udah bobo kamu nya ya, biar besok bisa bangun pagi buat nyiapin bekal aku."

"Kamunya juga tidur, pasti capek latihan basket kan."

"Iya...abis ngeringin rambut aku tidur."

"Ya udah kalo gitu, akunya juga mau cuci muka terus tidur."

"Kiii..." Ucap Keanu cepat, karena tak ingin panggilan terputus begitu saja.

"Apalagi Nu?"

"Love you Ki" Tak ada balasan dari Kiki, membuat Keanu tersenyum getir. "Nite Ki, have a nice dream ya."

"Uhmmm.." Tak lama panggilan terputus, membuat Keanu menghela nafas berat.

♡1♡4♡3

Kiki melangkah lambat menuruni bus, saat mendapati Keanu benar2 menunggunya di halte. Dengan senyum yang merekah lebar. Sang kapten basket bangkit menyambut Kiki yang berjalan lambat mendekatinya.

"Kamunya lama nunggu disini?" Dengan ekspresi wajah sungkan, Kiki bertanya.

"Nggak...baru kok" jawab Keanu masih mempertahankan senyum diwajahnya "Yuk..." Tangan Keanu terulur kearah Kiki.

Sempat hanya memandangnya, Kiki meraih uluran tangan Keanu kemudian. Keduanyapun melangkah menuju sekolah bersama. Dengan jemari yang saling berkaitan.

"Oiya...bekalnya..." Tangan Keanu menahan gerakan Kiki, yg akan melepas genggaman tangan mereka.

"Nanti aja jam istirahat aku ambil dikelas kamu" jelas Keanu, saat Kiki mengarahkan tatapan bertanya padanya.

"Tapi kalo kamunya malu sama temen2 kamu, kamu bisa titip sama Dani..."

"Kamu ambil sendiri aja." Potong Kiki cepat namun dengan nada setengah bergumam.

"Kamu bilang apa Ki?" Tak menangkap jelas kata2 Kiki, Keanu bertanya.

"Aku bilang kamu ambil aja sendiri." Jelas Kiki yang menghadirkan senyum diwajah Keanu.

"Gak apa2 aku ambil sendiri? Kamunya gak malu?" Gelengan Kiki membalas pertanyaan Keanu.

"Ya udah...nanti aku ambil dikelas kamu ya." Ujarnya bersemangat.

"Iya." Sambut Kiki membuat Keanu mempererat genggaman tangannya dijemari mungil gadis bersurai merah muda itu.

Tak ada lagi percakapan setelahnya. Keanu dan Kiki hanya berjalan dalam diam. Menikmati kebersamaan singkat pagi itu. Keduanya terus melangkah dengan jemari yang saling terkunci satu sama lainnya.

♡1♡4♡3

Kiki membeku saat mendapati Keanu yang berjalan tergesa dikoridor sekolah. Mengambil langkah lebar yang memburu, Keanu melewati sosok mungil Kiki begitu saja dengan wajah cemas. Membuat Kiki yang merasa diabaikan termenung sesaat menatap punggung Keanu, sebelum kemudian berlari kecil mengikuti Keanu yang bergerak cepat menuju ruang kesehatan.

"Dan..." Tiba diruang kesehatan, Keanu segera memanggil nama sosok yang menjadi penyebab kecemasannya.

"Nu..." Sambut Danita seraya melayangkan pandangannya pada Keanu.

Sempat mematung didekat pintu masuk, Keanu kembali mengayun langkahnya mendekati Danita yang duduk diatas ranjang ruang kesehatan.

"Kamu gak apa2 kan?" Duduk disisi ranjang, Keanu menanyakan kondisi Danita.

"Gak apa2 kok, cuma terkilir aja. Diistirahatkan 2 hari, kakinya juga bakal sembuh lagi." Menarik seulas senyum, Danita membalas.

"Kok bisa terkilir sih, uhmm...?" Keanu mengusap poni Danita.

"Gak tahu..." Danita mengendikan bahunya "karena terlalu bersemangat kali." Gadis tinggi itu mengakhiri ucapannya dengan tawa ringan.

Keanu ikut tertawa, membuat Kiki yang semula akan memasuki ruang kesehatan memilih diam diluar ruangan sambil mencuri dengar.

"Siapa yang bawa kamu ke ruang kesehatan?" Pertanyaan Keanu membuat Danita menghentikan tawanya.

"Vano." Dengan nada lemah, Danita menjawab.

Keanu mengangguk pelan, seraya tersenyum tipis.

"Udah bilang makasih?" Gelengan pelan Danita membalas tanya itu.

"Kok gak bilang makasih?"

"Dia nya langsung pergi, waktu bu guru obatin kaki aku." Jelas Danita.

"Ooo....gitu." Keanu mengangguk paham.

"Kalo gitu nanti bilang makasih sama Vano nya ya...karena udah bantu kamu." Nasehat Keanu.

"Iya bawel..." Keanu tersenyum lebar mendengar balasan Danita.

"Udah ah...pergi sana, aku mau tidur." Usir Danita.

Keanu nampak bangkit, sedangjan Danita membaringkan tubuhnya diranjang.

"Bangunin kalo udah pulang ya." Pesan Danita yang disambut anggukan pelan Keanu.

"Aku tinggal ya..." Pamit Keanu yang disambut gumaman Danita.

Gadis itu sudah memejamkan matanya. Membuat Keanu segera beranjak meninggalkan Danita setelah sempat mengusap puncak kepala sang ketua tim cheers.

"Ehh...Ki..." Tepat setelah menutup pintu ruang kesehatan, Keanu mendapati Kiki yang menyandarkan tubuhnya di dinding.

Kiki menegakkan tubuhnya cepat, dan segera menatap lurus Keanu kemudian.

"Danita kenapa?" Tanya Kiki segera pada Keanu.

"Terkilir kayaknya pas latihan." Jelas Keanu yang dibalas bungkam Kiki. "Kamu mau lihat Danita didalam, tapi kayaknya dianya mau tidur." Sempat menunduk, Kiki segera menggeleng setelah mengarahkan kembali tatapannya pada Keanu.

"Gak deh...biar Danita-nya istirahat aja." Ucapnya disambut anggukan paham Keanu.

"Nggak parahkan cideranya?" Pasti Kiki kemudian.

"Kalo lihat ekspresi santainya Danita, kayaknya gak parah." Balas Keanu.

"Tapi tetep buat kamu yang denger panik kan ya." Menarik senyum tipis, Kiki berujar.

Keanu mengangguk seraya mengusap tengkuk belakangnya. Sedangkan Kiki sudah mencengkram kuat kotak bekal yang ada ditangannya.

"Udah kebiasaan sih, tiap denger Danita kenapa2 langsung panik." Tak menyadari Kiki yang tak nyaman dengan itu, Keanu berujar.

"Gitu ya.." Kiki mengangguk sebelum kemudian menunduk.

Senyap menjadi spasi diantara keduanya untuk beberapa saat. Membuat Keanu yang coba mencari bahan pembicaraan, segera mendapati kotak bekal ditangan Kiki.

"Kamu bawain kotak bekal aku ya?" Kiki yang baru menyadari tujuannya meninggalkan kelas, segera menatap kotak bekal ditangannya sebelum kemudian membawa pandangan bertemu dengan Keanu.

"Iya..." Kiki mengarahkan kotak bekal itu pada Keanu. "Tadi nungguin kamu ambil bekalnya, tapi kamu gak datang. Jadi...rencananya nganter ke kelas. Sebelum tadi lihat kamu jalan buru2 kemari. Jadi ngikutin kemari, karena kamunya juga gak lihat aku pas kita ketemu di koridor tadi." Terang Kiki kemudian.

"Eehhh??? Jadi kamu ngikutin aku kesini??" Anggukan Kiki membalas ucapan Keanu.

"Maaf ya Kii....jadi repotin, maaf juga karena panik aku gak lihat kamu." Mengusap surai merah muda Kiki, Keanu berujar.

"Gak apa2 kok, kamu kan lagi panik karena Danita. Lagian....pacaran kita juga karena akunya mau dapat maaf dari kamu kan. Bukan karena kitanya mau pacaran. Jadi gak usah minta maaf gitu, aku gak apa2." Kiki menarik paksa senyum diwajahnya.

"Kamu kok ngomongnya gitu Ki.." Keanu akan mengulurkan tangannya mengusap pipi Kiki, tapi gadis mungil itu sudah lebih dulu melangkah mundur.

"Aku ada janji sama Haikal buat latihan, aku tinggal ya." Tak menunggu balasan dari Keanu, Kiki beranjak begitu saja. Meninggalkan sang kapten basket yang kini mematung memandang kepergiannya.

♡1♡4♡3

"Kok maksa sih!!" Ketus Danita pada sosok Vano yang menawarkan bantuan untuk mengantarnya pulang.

"Bukan maksa Dan, aku..."

"Gak maksa apa? Buktinya narik2 tas aku gitu." Putus Danita membuat Vano menarik nafas berat. "Lepasin tas aku, aku mau pulang naik bus."

"Jam segini bus penuh Danitaaaa, kamu mau berdiri dengan kaki terkilir kayak gitu? Kalo makin parah gimana?" Balas Vano.

"Ya itu urusan akulah kalo makin parah, kok jadi kamu yang repot. Gak usah sok perhatian deh, gak perlu perhatian cowok nyebelin kayak kamu."

"Aku juga gak mau perhatiin kamu kalo kamu itu bukan ketua tim cheer ya. Aku tuh begini karena gak mau cidera kamu itu ngerusak kompetisi yang diikutin tim cheer sekolah. Sekali aja dengerin aku bisa gak sih? Aku cuma mau nyelamatin tim cheer kebanggan kamu, juga kebanggan sekolah." Ujar Vano dengan nada satu oktaf meninggi.

Danita membisu karena itu, membuat Vano kembali menarik nafas dalam.

"Biar aku antar ya, supir kamu belum bisa jemput kan?" Vano melembutkan suaranya.

Tak ada balasan dari Danita, membuat Vano kembali menarik tas milik Danita. Tak ada perlawanan dari gadis itu seperti sebelumnya. Membuat Vano segera menyandang tas milik gadis itu, sebelum kemudian menyerahkan helm pada Danita.

"Dipake dulu Dan..." Masih menjaga intonasi suaranya agar tetap lembut, Vano berujar.

Masih belum mengeluarkan suaranya, Danita meraih benda tersebut dan segera memakainya. Segera setelah itu Vano membantu Danita naik keatas motor, dan membawa gadis cantik itu meninggalkan sekolah kemudian.

♡1♡4♡3

"Kok aku ngerasa ngelakuin hal sia2 ya" Mika yang semula menikmati ice cream dihadapannya, segera menatap Haikal karena ucapan pria itu

"Maksud kamu?" Tanya Mika bingung.

"Nurutin apapun yang kamu bilang ke aku cuma karena aku pengen bisa deket sama Kiki itu kayak pekerjaan sia2 tahu gak." Gerutu Haikal.

"Iiih...kok jahat ngomongnya, aku kan udah bantu. Dan kamunya udah deket juga sama Kiki."

"Ya tapi aku sama Kiki cuma deket doang Ka, dan itu gak ada apa2nya."

"Yang pentingkan udah deket, itu kan yang aku janjiin sama kamu." Sambut Mika yang membuat Haikal membisu.

"Kan aku bilang aku mau bantuin kamu deket sama Kiki, dan sekarang kalian udah makin deket kan. Waktu latihan, kamunya juga udah bisa ngomong senatural mungkin sama Kiki. Gak canggung juga nyapa dia pas ketemu dikoridor. Dapat nomer ponsel dia juga, jadi...gak sia2 dong semuanya." Urai Mika panjang dalam satu tarikan nafas.

"Tapi kamu tahu kan aku suka Kiki." Anggukan Mika membalas itu. "Terus....kenapa kamu gak ngasih tahu cara biar aku bisa buat Kiki balik suka ke aku?"

"Karena kamu gak minta."

"Jadi segalanya harus diminta dulu, kamunya gak bisa inisiatif sendiri gitu?"

"Kamu sendiri...kenapa gak inisiatif bilang suka sama Kiki. Apa harus Kiki yang minta dulu?" Mika membalik kata2 Haikal, membuat pria berkacamata itu kembali membisu.

"Kamu pikir gampang bilang suka sama seseorang, kalo dia gak punya perasaan ke aku nya gimana?"

"Gampang kok...mau aku buktiin?" Ucap Mika seraya menatap dalam netra Haikal.

"Aku suka kamu Kal, udah lama. Cuma aku tahu kamunya gak pernah suka aku, dan gak pernah lihat aku. Kalo aja bukan temen Kiki, kamu juga gak mau repotin diri buat bicara sama orang berisik kayak aku. Makanya aku diam, dan akhirnya mutusin gak bilang apapun ke kamu. Sampe akhirnya aku nemu kesempatan yang buat aku bisa deket sama kamu. Dan aku gunain kesempatan itu. Maaf...karena ternyata aku punya maksud bantu kamu. Tapi kayak kamu yang mau deket sama Kiki, aku juga mau deket sama kamu. Jadi aku jalanin semua ini. Aku tahu semua akan jadi kacau kalo aku bilang ini. Tapi gak ada pilihan kan, karena aku harus nunjukin ke kamu kalo mengatakan cinta sama seseorang itu...bukan sesuatu yang berat. Kalau aja...kita punya sedikit saja rasa percaya diri dan keberanian." Kalimat panjang Mika membuat Haikal membeku.

Menatap lurus Mika yang setia memasang senyum diwajahnya. Haikal terlihat menggelengkan kepalanya pelan kemudian.

"Kamu bercanda kan?" Ucap Haikal yang terdengar seperti harapan ditelinga Mika.

"Nggak...aku serius." Mika bangkit dari duduknya. "Aku beneran suka kamu Kal." Masih tersenyum, Mika membalas.

Haikal mengadah menatap Mika yang sudah berdiri dan bersiap beranjak.

"Makasih ya ice creamnya, dan...waktu yang kamu luangkan buat aku. Bye Haikal...." Tanpa menoleh lagi, Mika segera beranjak. Melangkah lebar dengan senyum yang sudah sepenuhnya memudar dari wajahnya.

:::TBC:::

Sorry for Typo
Thanks for Reading & Votement

🌻Haebaragi🌻

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro