I.L.Y | 10
Keadaan ruang keluarga Kiki benar2 kaku. Vano dan Danita yg mengapit tubuh Kiki adalah penyebabnya. Kehadiran tamu dikediaman Kiki yg tak lain adalah Vano menghilangkan sikap ceria Danita. Walaupun gadis cantik itu berusaha tetap riang, namun tetap saja sikapnya tak seceria saat Vano belum datang.
"Kenapa datang gak bilang2 dulu?" Bosan dengan kebekuan yg dibentuk dua temannya, Kiki berujar.
Vano segera menoleh pada Kiki yg sudah lebih dulu menatapnya.
"Lho...biasanya aku datang, kan datang aja. Gak pake bilang, kamunya gak pernah nanyain" sambut Vano membuat Kiki menarik nafas dalam
"Tapi kan akunya lagi marah sama kamu, makanya aku nanya. Kenapa kamu datang gak bilang2 dulu?" tukas simungil
"Emang kalo aku datang bilang2 dulu kamunya mau apa? Mau ngusir aku?"
"Itu tahu" Kiki menjawab asal.
"Jahat banget sih Ki" Vano memasang wajah sedih.
"Jahat mana sama kamu?" Menatap kesal Vano, Kiki membalas.
"Ki..."
"Pulang aja deh, aku lagi gak mau lihat kamu" usir Kiki membuat Vano semakin menatap sedih padanya.
"Kok gitu sih Ki..."
"Sana pulaaaangg..." Kiki mendorong tubuh Vano.
Bangkit dari duduknya, Vano menarik nafas dalam. Sebelum kemudian nampak akan beranjak.
"Mau kemana No?" Mama Kiki yg baru keluar dari dapur membawa dua piring cheese cake bertanya.
"Pulang ma, diusir Kiki" adu Vano yg seketika mendapatkan tatapan kesal Kiki.
"Ihhh....Vano....aduan banget sih" protes gadia mungil itu.
"Kok diusir Vano-nya Ki, emang salah apa dia?" Menatap putri cantiknya, mama Kiki bertanya.
"Vano jahat maa...dia buat nangis Danita" Kiki ikut mengadu.
"Bener Vano?" Memastikan jawaban putrinya, Mama kiki bertanya.
"Ngak maksud akunya ma, aku cuma berusaha kasih saran. Tapi dia-nya sensitif, marah2 terus nangis" Vano coba membela dirinya.
"Kasih saran apa kalo ngomongnya kasar" Danita buka suara.
"Perasaan aku ngomong-nya biasa deh Dan. Kamu nya aja yg berlebihan" menatap Danita, Vano membalas.
"Terus aja terus...nyalahin orang. Gak pernah mau salah ya kamu" Danita bangkit dari duduknya.
"Kenyataan-nya aku emang gak salah kan. Kamu aja yg besar2in masalahnya. Terus nangis sendiri, padahal gak diapa2in" sambut Vano
"Ini kok jadi berantem disini sih?" Ucap mama Kiki yg mulai pusing menghadapi perdebatan dua sahabat putrinya.
"Dia ma yg mulai..." nyaris bersamaan, Vano dan Danita saling menyalahkan.
"Gak usah nunjuk orang deh, kamunya yg salah" sungut Danita
"Bukannya kebalik ya, kamu yg harusnya gak nyalahin orang lain. Karena emamg kamunya berlebihan" sambut Vano.
"Berhenti!" Tepat saat Danita akan membalas, mama Kiki berujar tegas.
Segera keduanya menatap mama Kiki, yg sudah memandang bergantian keduanya.
"Jangan kayak anak kecil, saling salah2in. Kaliannya udah besar. Harusnya pinter cari kesalahan sendiri. Nyalah2in orang, gak akan buat kita kelihatan bener. Yg ada kitanya dinilai jelek. Jadi mama gak mau lihat ada yg saling nyalah2in lagi" tukas mama Kiki masih dengan nada tegas.
Vano dan Danita yg sempat saling pandang, nampak menunduk kini. Sedangkan mama Kiki masih memperhatikan keduanya bergantian.
"Sekarang baikan, dan sama2 ngaku salah!" Tatapan keberatan keduanya segera tertuju pada mama "kalo gak mama marah" ancam mama Kiki melihat reaksi itu.
Vano menghela nafas berat, begitupun Danita. Sedikit enggan, sang ketua OSIS-pun mengulurkan tangannya. Yg segera disambut Danita dengan rasa enggan yg sama.
"Maaf..." ucap Vano sekenanya
"Ehhh..yg bener bilangnya!" Mama Kiki mengingatkan.
Vano kembali menarik nafas berat, sebelum kemudian berujar.
"Maaf ya Dan, karena buat kamu marah" memaksa matanya menatap Danita, Vano berujar.
"Iya sama2...maaf juga karena marah ke kamu" balas Danita
Vano menganggguk, sebelum kemudian menarik tangannya.
"Udah sekarang duduk, harus sebelahan. Kamu minggir Ki" mama Kiki kembali memberi perintah "gak ada tapi lho..." peringatan segera didapat keduanya, ketika kedapatan akan menyuarakan protes.
Dengan terpaksa, Vano dan Danita duduk bersama. Kiki yg sudah duduk di sofa yg berbeda, mengulum senyum melihat tingkah kaku keduanya. Wajah terpaksa Vano dan Danita yg nampak lucu dimata Kiki, membuat sang gadis mungil terus menerus mengulum senyumnya. Sedangkan dua sahabatnya harus mengikuti seluruh perintah mama Kiki dengan berat hati.
♡1♡4♡3♡
Danita menggeleng sambil mendorong kotak kue yg diberikan Kiki menjauh. Kiki-pun mengerucutkan bibirnya karena sikap Danita padanya.
"Danita....tolong dong, kamu kan sekelas sama dia" memelas, Kiki berusaha membujuk sang sahabat.
"Gak mau....kasih aja sendiri. Mama kan nyuruh kamu" tolak Danita
"Tapi aku gak mau ngasih ke dia..."
"Ya udah buang aja" balas Danita yg membuat Kiki tersenyum "biar aku bisa ngadu ke mama" senyum itupun segera memudar.
"Iiih....aduan banget sih" Kiki berujar kesar.
"Biarin...." mencebikkan bibirnya, Danita berlalu meninggalkan Kiki.
"Jahat!!!" Seru Kiki kesal yg diabaikan oleh Danita
Kiki mengembungkan pipinya. Dengan mata yg menatap kotak kue ditangannya.
"Mama nyebelin ih...kenapa harus ngasih kue ke dia sih" protesnya pada sang mama.
Kiki mendengus kesal, dan termenung didepan lokernya. Menyandarkan tubuh disana, Kiki setia mengerutu pelan sebelum kemudian sebuah suara memanggilnya.
"Ki..." Adalah Haikal yang menyapa hangat gadis mungil tersebut.
Berfokus pada sesuatu ditangan Haikal, Kiki segera menegakkan tubuhnya.
"Kamu bawa apa Kal?" Tanya Kiki membuat Haikal mengarahkan pandangan pada keranjang ditangannya.
"Ini obat untuk UKS, bu Rani nyuruh aku bawa" jelas Haikal yang dibalas anggukan paham Kiki.
"Ini....obat apa?" Menunjuk sebuah botol yang nampak asing, Kiki bertanya.
Meraih botol yang dimaksud, Haikal nampak membaca petunjuk yg tertera disana.
"Obat pencahar" jelasnya seraya menatap Kiki.
Sempat mematung, Kiki menarik senyum penuh arti kemudian karena sebuah ide muncul dikepalanya.
"Boleh minta satu gak?" Mempertahankan senyum itu, Kiki berujar.
"Untuk apa?" Haikal mengerutkan keningnya.
"Untuk aku" jawab Kiki
"Kamu punya masalah pencernaan?" Tak cukup paham arti senyum Kiki, Haikal bertanya
"Iya" mengangguk, Kiki menjawab.
Haikal membalas dengan mengangguk paham, kemudian memberikan tiga butit kapsul pada Kiki.
"Aku mintanya kan satu" Kiki memandang bingung Haikal.
"Gak apa2, ambil aja. Mana tahu satu gak cukup" balasan Haikal disambut senyum lebar Kiki.
"Oke...makasih Kal.." meraih pemberian Haikal, Kiki berujar.
"Sama2" balas Haikal yg nampak ikut tersenyum.
♡1♡4♡3♡
Keanu dibuat terkejut, dengan kehadiran Kiki dikelasnya. Meletakkan sebuag kotak, Kiki nampak tersenyum kaku pada sang kapten basket.
"Dari mama" ucap Kiki dengan suara lemah
"Bohong tuh Nu, dari Kiki bukan dari mama"goda Danita yg dibalas tatapan tajam Kiki.
"NGAKK!!" Keanu dibuat kaget dengan suara keras Kiki "beneran dari mama kok" sadar sudah membuat Keanu terkejut, Kiki merendahkan suaranya seraya menatap kembali sang kapten basket.
"Iya...aku percaya, ini dari mama kamu" tersenyum, Keanu membalas. "Tapi ini apa Ki?"
"Cheese cake yg dibuat Kiki dengan cinta khusus untuk Keanu" kembali Danita menggoda
"Apaan sih Dan?" Kiki kembali menatap sang sahabat tajam, sementara yg ditatap tertawa pelan.
"Serius kamu yg buat?" Meraih kotak kue itu, Keanu menjawab.
"Bukan...mama yg buat" sanggah Kiki
"Bohong banget" Danita masih setia menganggu Kiki
"Dan..." Keanu mengingatkan gadis itu, yg hanya dibalas tawa ringannya.
Keanu mengarahkan pandangannya pada Kiki kini. Yg memasang wajah merajuk dihadapannya.
"Gak usah lihatin aku, dimakan kue-nya" sedikit tak nyaman dengan tatapan Keanu, Kiki berujar.
"Ditungguin gitu ceritanya" Danita kembali menggoda sang gadis mungil.
"Mama nyuruhnya gitu" Kiki menatap kesal Danita yg tak juga berhenti menggodanya.
"Bohong lagi tuh..."
"Gak bohong Dan, mama memang nyuruhnya gitu" sempat menyentak kakinya, Kiki membalas.
"Iya Ki...iya...kamu gak bohong" Keanu yg membalas ucapan Kiki pada Danita "kalo gitu kamunya duduk deh, mau nemenin aku makan kan?" Menarik sebuah kursi, Keanu berujar kemudian.
"Ngak nemenin, lihatin" Kiki meralat ucapan Keanu.
"Iya...iya...duduk deh" memukul pelan kursi didekatnya, Keanu membalas.
Dengan wajah kesal Kiki duduk dikursi itu dengan mata yg mengawasi sosok Keanu.
"Aku makan ya" ucap Keanu setelah membuka kotak kue itu.
Membalas dengan gumaman, Kiki memperhatikan Keanu dengan sudut mata. Nampak olehnya Keanu yg sempat mengerutkan kening, saat menyantap suapan pertama.
"Kenapa?" Keanu menoleh pada Kiki yg menanyakan itu padanya.
Tersenyum, Keanu menarik senyum tipis kemudian "gak apa2"
Sang kapten basket kembali menyantap kuenya, bersama dua pasang mata yg setia memperhatikannya.
♡1♡3♡4♡
Langkah terburu beberapa siswa membuat gerakan kaki Mika dan Kiki terhenti. Merasa bingung, Mika meraih lengan seorang siswa yg kebetulan melintas untuk mendapat informasi.
"Ada apa?" Tanya Mika
"Keanu dibawa ke rumah sakit" jawab siswa yg ditanya
"Lho??? Kenapa??" Mika segera membulatkan matanya.
"Tadi dia muntah2 terus ngeluh perutnya sakit" terang siswa itu seraya beranjak kemudian.
Mika membeku sesaat, sebelum kemudian beranjak. Sementara Kiki sudah mengigit bibirnya pelan dengan wajah memucat.
"Gimana nih?" Ucapnya dengan suara bergetar.
Kiki nampak akan menangis karena ketakutan. Membuat Vano yg saat itu tak sengaja melihatnya, segera menghampiri sosok mungil tersebut.
"Ki..." panggilnya membuat sang pemilik nama menoleh.
"Vano..." mata Kiki sudah berkaca2
"Kenapa Ki?" Balas Vano dengan wajah cemas.
Bukannya menjawab, Kiki justru memeluk Vano seraya terisak. Membuat sang ketua OSIS kebingungan.
"Takuuut..." disela isaknya Kiki berujar.
"Takut kenapa?" Mengusap punggung Kiki, Vano bertanya
Kiki menggeleng, seraya mempererat pelukanya ditubuh Vano. Membuat Vano menghela nafas berat, seraya mengusap lembut surai merah muda Kiki.
"Ada aku disini, udah gak usah takut" Vano coba menghibur Kiki yg masih setia tenggelam dalam ketakutannya.
♡1♡3♡4♡
"Kok keterlaluan banget sih Ki" ketus Danita saat Kiki menceritakan keisengannya pasa gadis itu.
"Cuma bercanda Dan, gak tahu bakalan serius kayak gini" menunduk memainkan ujung kemejanya, Kiki membalas.
"Bercandanya udah kelewatan tahu gak! Masih untung Keanu-nya cuma masuk IGD, kalo masuk ICU gimana?" Meninggikan intonasi suaranya, Danjta membalas.
"Maaf..." dengan suara bergetar Kiki berujar.
Danita membalas dengan menghela nafas berat, sebelum kemudian terduduk kesal dikursinya.
"Gimana?" Kiki mengangkat wajahnya, saat mendengar Danita bertanya pada seseorang.
Sosok Mika yg berjalan lambat menghampiri mereka nampak tersenyum. Sebelum kemudian membalas pertanyaan Danita.
"Udah gak apa2, cuma masih harus dirawat karena sempat kekurangan cairan" terang gadis manis itu membuat Danita menghela nafas lega.
"Jadi Keanunya dirawat dirumah sakit sekarang?" Kiki berujar ingin tahu.
"Udah dibawa pulang kerumah, katanya dia gak mau tidur dirumah sakit" jawab Mika.
"Kok gitu?" Danita kembali memasang wajah cemas.
"Kayak gak tahu Keanu aja kamu" Mika tertawa pelan
Sadar hanya dirinya yg tertawa, Mika menghentikan tawanya itu. Menoleh pasa Kiki, gadis manis itu dibuat bingung dengan ekspresi sang sahabat.
"Kenapa Ki?" Mengusap lengan Kiki, Mika bertanya.
"Merasa bersalah dia" Danita mewakili Kiki menjawab
"Merasa bersalah kenapa?"
"Aku yg buat Keanu masuk rumah sakit" dengan suara rendah, Kiki menjawab.
"Kamu?" Anggukan lemah Kiki membalas itu
"Di kue yg aku kasih sama Keanu tadi pagi, aku masukin obat pencahar. Makanya sekarang Keanunya sakit" jelas Kiki dengan suara yg terdengar semakin lemah.
Mika semakin mengerutkan keningnya. Sebelum kemudian menatap Danita yg masih nampak kesal.
"Tapi..."
"Ki..." suara Vano mengintrupsi kata2 Mika.
Nyaris bersamaan, ketiga gadis itu menoleh. Dan mendapati Vano yg berdiri didepan pintu kelas Danita.
"Kita dipanggil wali kelas" ucapnya yg dibalas anggukan Kiki.
"Aku pergi dulu ya" tak menunggu balasan, Kiki berlalu begitu saja.
Tatapan Mika dan Danita mengantar kepergian Kiki sesaat. Sebelum kemudian Mika yg sudah duduk disisi Danita membuat pandangan gadis jangkung itu menoleh.
"Keanu sakit karena alergi susu kedelai" ungkap Mika yg membuat Danita membulatkan matanya.
"Serius??" Balas gadis cantik itu
"Iya...tadi Bobby ngasih dia susu kedelai, makanya Keanu masuk rumah sakit. Bukan karena Kiki" urai Mika
"Tapi kan...kue-nya dimasukin obat pencahar" balas Danita
"Perut Keanu mana ngaruh sama gituan Dan. Kalo lagi susah BAB aja dia suka marah2 sendiri, karena gak ada obat yg ngaruh sama perutnya dia" urai Mika yg membuat Danita termenung.
"Aku harus jelasin sama Kiki nanti"
"Jangan!!" Sambut Danita cepat.
"Kok jangan?" Mika menatap bingung gadis Chear itu.
"Biarin aja Kiki-nya ngerasa bersalah"
"Kok gitu?"
"Ya biar gak diulangin lagi"
"Tapi kan sayang Dan"
"Gak apa2" Danita menggeleng
"Jahat ih kamu"
"Bukan jahat, mau kasih pelajaran buat Kiki biar gak iseng. Lagian...kita bisa bantu Keanu juga buat deketin Kiki kalo gini" lanjut Danita
"Maksudnya?" Mika nampak tak paham
Mendekatkan bibirnya ditelinga Mika, Danita membisikkan sesuatu. Membuat sang gadis manis merekahkan senyum lebar kemudian.
"Tapi sayang Dan" dengan senyum yg masih melebar, Mika berujar
"Gak apa2, anggap aja hukuman karena udah bercanda keterlaluan" Danita juga berujar seraya tersenyum
"Tapi nanti dia marah lho kalo tahu kita kerjain"
"Marah palingan cuma sebentar, gak apa2" Danita membalas santai.
"Jahat emang kamu" Mika tertawa pelan yg membuat Danita melakukan hal yang sama.
Keduanya nampak menikmati tawa itu, seraya memikirkan sosok Kiki yg masih menanggung rasa bersalahnya.
♡1♡3♡4♡
Sedikit ragu, Kiki membunyikan bel rumah Keanu. Tangan mungilnya nampak memeluk parsel ukuran besar, yg sedikit kesulitan dibawanya.
"Siapa?" Sesaat setelah pintu terbuka, seorang wanita cantik menyapa Kiki ramah.
"Halo tante...aku Kiki, mau jenguk Keanu" memaksa bibirnya tersenyum, Kiki menyapa ramah sosok itu.
"Ooo....ini yang namanya Kiki" menyapa riang Kiki, sosok itu membuka lebar pintu rumahnya.
"Iya...tante kok kenal aku?" Kiki menatap heran pada sosok dihadapannya.
"Keanu suka cerita tentang kamu sama tante, pacarnya kan?" Kiki membulatkan matanya mendengar ucapan itu.
"Ehh??"
"Ayo masuk..." menarik Kiki, sosok tersebut segera membawa gadis mungil itu masuk kerumahnya.
"KEANUUUU....PACARNYA DATANG NIH" dari ruang tengah, sosok disisi Kiki berujar semangat dengan suara tinggi.
Memandang sosok disisinya dengan tatapan bingung. Kiki masih dibawa melewati ruang tengah menuju sebuah kamar.
"Nuu..." sosok Keanu yg semula fokus dengan ponsel ditangannya, menoleh pada sosok yg memanggil "lihat siapa yg mama bawa"
Mata Keanu membulat melihat sosok Kiki yg digandeng sang mama.
"Ki..." menyembunyikan tangannya yg masih di impus, Keanu menyapa kaku gadis itu.
"Hai Keanu" tak kalah kaku, Kiki memyapa Keanu.
"Kok datang?"
"Ihh...Keanu, pacarnya datang kok ditanya gitu sih" Keanu membulatkan matanya karena ucapan sang mama.
"Ma itu..."
"Duduk dulu ya Ki, tante ambil minuman dulu" mendorong Kiki untuk duduk disebuah kursi tak jauh dari kasur putranya. Mama Keanu berujar.
"Gak usah tante, ngerepotin" Kiki coba menolak.
"Nggak kok, bentar ya.." mama Keanu segera berlalu, meninggalkan putranya dan Kiki yg segera membeku selepas kepergiannya.
Menatap Kiki yg menunduk menatap ujung sepatunya. Keanu nampak menghela nafas berat sebelum berujar.
"Kok datang Ki?" Pertanyaan Keanu, membuat Kiki mengarahkan pandangan pada sang kapten basket.
Namun tatapannya bukan mengarah pada wajah pucat pria tan itu. Melainkan pada selang infus Keanu yg terlihat bertekuk.
"Ihhh kamuuu..." bangkit dan meletakkan parsel buahnya dikursi, Kiki menghampiri Keanu. "Ini infusnya gak jalan kalo selangnya bertekuk gini" menarik tangan Keanu yg sengaja disembunyikan dibelakang tubuhnya, Kiki membenarkan selang infus Keanu.
"Gak apa2, abis ini udah mau dilepas kok" balas Keanu
"Ya tetap aja...gak boleh biarin selangnya bertekuk" sambut Kiki yg hanya dibalas senyum kaku Keanu.
"Kenapa datang?" Untuk kesekian kalinya, Keanu menanyakan hal yg sama.
"Memangnya gak boleh datang akunya?" Sedikit gugup Kiki justru balas bertanya
"Ya boleh...tapi kenapa?" Tak ada balasan dari Kiki, gadis itu nampak diam seraya menundukkan pandangannya.
"Buat jenguk kamu" berujar pelan, akhirnya Kiki membalas.
"Kenapa mau jenguk aku?" Mencoba menatap wajah Kiki, Keanu masih setia bertanya.
"Karena mau minta maaf" jawab Kiki
"Minta maaf?" Ulang Keanu yg membuat Kiki mengangguk pelan "buat apa?"
"Karena udah buat kamu sakit" menatap ragu Keanu, Kiki menjawab. "Maaf ya Keanu" dengan suara lemah, Kiki berujar kemudian.
"Aku cuma iseng, aku gak tahu itu bisa buat kamu sakit" dengan bibir yg mencebik lucu, Kiki coba menjelaskan.
"Bentar...maksud kamu apasih? Aku gak paham ini" Keanu minta penjelasan
Bukannya menjawab, Kiki justru menangis. Membuat Keanu segera mendapat seragan panik.
"Eh...Kiii...jangan nangis dong" menarik tangan Kiki, Keanu mendudukkan gadis mungil itu disisi kasurnya
"Maaaf.....maafiiiin akuuuu..." semakin terisak keras, Kiki berujar
"Cup..cup dong Ki, jangan nangis" Keanu memeluk Kiki yg menangis.
"Kiki kenapa Nu? Kok nangis?" Mama Keanu yg baru kembali dengan segelas air ditangannya, dibuat bingung.
"Kangen katanya ma, makanya nang...aduuhhh" Kiki yg menangis, masih mampu mendaratkan pukulan keras dipunggung Keanu "malu dia" Keanu yg berujar dengan hanya menggerakkan bibirnya.
Mama Keanu tersenyum, lalu mengangguk.
"Yaudah...mama tinggal ya" Keanu hanya mengangguk membalas itu, membuat sang mama segera beranjak.
"Udah dong Ki nangisnya, kalo gak berhenti nangis aku cium lho" menarik tubuhnya segera dari Keanu, cepat Kiki menghentikan tangisnya.
"Takut banget sih aku cium" Keanu tertawa pelan sementara Kiki coba menahan airmatanya.
"Kenapa uhmmm? Kok tiba2 minta maaf sampe nangis gini" mengusap airmata yg masih membasahi pipi Kiki, Keanu bertanya.
"Aku nyesel karena jahilin kamu" dengan sesenggukan Kiki coba menjawab.
"Jahilin apa? Aku gak ngerti"
Kiki mengigit bibir bawanya agar tidak kembali menangis, sebelum kemudian menjawab.
"Aku masukin obat pencahar ke kue yg kamu makan, maaaaafff..." tak bisa menahan rasa sedihnya, Kiki kembali menangis
"Ehh??" Sempat bingung, Keanu menalar penjelasan Kiki. Sebelum kemudian tersenyum tipis.
"Ki...akutuh.." suara pesan masuk diponsel Keanu menahan kata2nya.
Memilih mengabaikan Kiki sesaat, Keanu-pun membuka pesan tersebut. Dan mengerutkan kening kemudian. Sempat mematung, Keanu kembali menatap Kiki yg masih mengurai tangisnya.
"Iya...iya...dimaafin, tapi pake syarat boleh?" Meletakkan kembali ponselnya, Keanu berujar sambil menyeka airmata Kiki.
"Apa?" Sambil menangis, Kiki bertanya
Keanu tersenyum lebar, kemudian nampak menarik senyum lebar diwajahnya.
"Jadi pacar aku ya?" Seketika tangis Kiki terhenti mendengar balasan itu.
Matanyapun sudah membulat, menatap Keanu yg masih tersenyum lebar padanya.
"Kalo gak mau, aku nya gak mau maafin kamu" baru akan menolak, ucapan Keanu menahan kata2 Kiki ditenggorokannya.
Wajah keberatan Kiki, jelas tertangkap mata Keanu. Namun sang kapten basket memilih mengabaikannya. Dengan senyum yg masih merekah lebar, pria tan itu menunggu Kiki menyetujui syaratnya. Tanpa sedikitpun memudarkan kurva yg menghias wajah tegasnya.
:::TBC:::
Sorry for Typo
Thanks for Reading & Votement
🌻Haebaragi🌻
Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro