Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

01. Pelakor Savage!

Selamat Membaca

"Akhirnya aku bisa bertemu dengan mu," ucap Reina dalam pelukan.

Jelita tampak tidak nyaman dengan sikap Reina, yang tidak ada hujan dan badai. Jelita langsung mendapat pelukan dari gadis yang tidak diketahui asal-usulnya itu. Ingin rasanya dia menyuruh pengawal, atau sekertaris pribadinya mendorong gadis ini.

Namun, Jelita harus kembali diingatkan pada posisinya sekarang. Dia adalah seorang nyonya besar Orlando, salah satu keluarga dari timur-tengah yang terkenal akan kekayaannya. Jadi, harkat dan martabat sebagai orang berkelas, mengharuskan dia bersikap lembut.

Kemudian, Jelita menyentuh lengan Reina, mendorongnya agar bisa lepas dari pelukan. 

"Maaf, Anda siapa ya?" tanya Jelita tidak lupa memberikan senyum manisnya pada Reina.

Anda siapa?

Bagai ada petir yang menggelegar keras, kebahagian Reina bertemu dengan sosok yang dia tunggu, kini runtuh sudah. Ternyata ibu kandung yang sejak kecil hanya dia lihat dari foto, tidak mengenal Reina sebagai anaknya sendiri.

Apa ini hukuman dari Tuhan dari Reina? Tapi meski dalam perasaan yang begitu sedih apapun Reina sekarang, dia tetap memilih untuk mencoba membalas senyum manis ibunya. Sungguh, ibunya terlihat sangat cantik, wanita itu juga terlihat seperti tidak pernah melahirkan anak.

"Sa—saya ...." Reina bingung harus mengenalkan dirinya sebagai apa. Tidak mungkin Reina mengatakan dia adalah anaknya Jelita, sedangkan Jelita saja tidak mengenalnya lagi.

Semua orangnya yang tadinya sedang sibuk dengan urusan berghibah, satu persatu mulai mendekati tempat Jelita dan Reina. Mereka penasaran dengan kejadian itu, mungkin jika mereka bisa mencuri dengar, mereka bisa mendapatkan bahan untuk digosipkan.

Jelita paling tidak suka dengan keramaian, karena hal itu akan membawanya pada media yang penuh dengan informasi yang sudah dibumbui. Akhirnya, dengan terpaksa, Jelita membawa Reina ke ruangan vip.

"Ayo kita pindah ruangan," ajak Jelita.

Reina pun hanya bisa menganggukkan kepalanya, seraya mengikuti langkah Jelita yang berjalan menuju ruangan vip. Di tempat pesta itu, memang memiliki ruangan istirahat terpisah, yang bisa melindungi privasi para tamu.

"Jadi siapa nama kamu, nak?" tanya Jelita.

"Kenalkan, nama saya Rein---"

Byurrr.

Belum sempat Reina menyelesaikan kalimatnya, wajah cantik Reina tersiram air kopi hitam yang berasal dari cangkir minuman milik Jelita. Reina tampak masih menutup matanya, untuk menetralisir rasa sakit yang dia terima saat ini.

"Maaf. Sejak tadi tangan saya sudah gatal, ingin melempar sampah pada pelakor seperti kamu," ucap Jelita dengan wajah polos bagai seorang ratu yang dicintai rakyat karena kebaikannya.

Reina membuka matanya, dan segera mengambil tisu dari atas meja. Tangannya membersihkan bubuk kopi pada mata-nya, agar dia bisa melihat dengan jelas. Melihat wajah wanita yang berstatus sebagai ibu kandungnya, yang saat ini menyebut Reina sebagai Pelakor.

"Pelakor?" tanya Reina tidak paham maksud ucapan Jelita.

Jelita mengambil sapu tangannya, menghapus noda pada tangannya. "Kenapa? Apa kamu tidak terima?"

"Maaf, sepertinya Anda salah, Mom--- maksud saya," ucapan Reina sedikit kebingungan, harus memanggil Jelita apa.

Reina tidak mungkin memanggil Jelita sebagai Mommy, karena wanita itu saja sama sekali tidak ingat kalau Reina adalah anaknya Jelita. Justru Jelita menuduh Reina sebagai pelakor.

"Tidak terima? Tapi bagaimana ya, seorang wanita yang menggoda suami orang. Sampai - sampai suaminya berniat menceraikan istirinya, bukankah wanita itu disebut pelakor?"

"Tapi aku bukan pelakor---"

"Terus pelacur ingusan mana, yang berani menggoda Dirga, sampai Dirga memilih berencana menceraikan saya?" ucap Jelita dengan dagu tegak memamerkan wajah elegannya, berbanding terbalik dengan kalimat dia keluarkan untuk Reina.

"Dirga?" tanya Reina.

"Dirga Jaide Orlando, pria yang kamu goda itu adalah suami saya, Jelita Kinara Orlando."

Demi kehidupan mewah Reina yang dia dapatkan dari Dirga. Bagaimana bisa sosok ibu yang telah menghilang dalam kehidupannya. Kini muncul lagi, tapi dengan status sebagai istri dari pria yang Reina cintai?

Apa ini yang dinamakan 'like mother like daughter'?

Tapi, dari sekian banyaknya persamaan. Kenapa harus sama-sama menyukai 1 pria? Itu akan terlihat, seolah Reina mengikuti jejak ibunya untuk suka dengan Dirga. Padahal, Reina aja baru ketemu lagi dengan Jelita setelah sekian lama.

Lagi pula, kenapa juga Dirga tidak mengatakan bahwa Dirga memiliki istri. Lebih tepatnya, kenapa Dirga tidak mengatakan bahwa Jelita adalah istrinya Dirga. 'Kan jadi ribet urusannya kalau sudah seperti ini.

"Kenapa diam? Apa ini juga ajaran ibumu, untuk menjadi pelakor yang terlihat dianiaya? Wah, akting yang hebat sekali," sindir Jelita.

Jelita adalah wanita sosialita yang selalu tampak elegan demi image seorang Orlando. Menjadi seorang istri dari pengusaha konglomerat, membuat dia sudah terbiasa harus berhadapan dengan wanita yang menggoda suaminya.

Biasanya, Dirga hanya akan bermain dengan wanita lain untuk sesaat. Karena Jelita paham betul, suaminya itu mudah bosan. Jadi dia tidak perlu harus mengusir wanita-wanita itu, cukup biarkan Dirga yang bosan.

Namun sayangnya, kali ini suaminya berencana menceraikan Jelita. Meskipun itu baru rencana, karena Jelita mengetahui informasi itu dari mata-mata yang dia pasang di sekitar Dirga. Jadi, sebelum rencana itu terlaksana, Jelita harus menyingkirkan Reina lebih dulu.

"Aku sendiri penasaran, andai ibuku mengetahui anaknya menjadi pelakor, bagaimana perasaannya kira-kira?" tanya Reina penasaran dengan jawaban yang akan diucapkan ibunya.

Sebab, Reina yakin, wanita yang sedang duduk di depannya saat ini, masih belum menyadari siapa Reina sebenarnya. Meskipun, Reina sudah mengetahui Jelita adalah ibu kandungnya.

"Oh, ternyata anak tanpa ibu. Pantas saja mau jadi pelakor. Kasihan sekali ibumu itu, melahirkan anak yang ternyata hanya menjadi perusak rumah tangga orang." Jelita semakin semangat memandang hina pada Reina.

"Yah, tapi gimana ya Tante. Gadis ingusan tanpa ibu ini, buktinya bisa bikin Daddy bertekuk lutut. Jadi saya lebih hebat dari Tante---" belum sempat Reina melanjutkan kalimatnya, sebuah tamparan mendarat mesra di pipinya.

Plakkk

Pipi Reina terasa terbakar seperti terkena sengatan panas, tamparan dari Jelita benar-benar sangat menyakitkan. Reina yakin, setelah ini, wajah cantik yang dia miliki akan memiliki cap 5 jari.

"Kurang ajar! Kamu berani menghina saya? Dasar pelakor tidak tau diri!"

Akhirnya, Reina bisa melihat wajah asli dari Jelita. Ibunya itu yang sejak tadi berpura-pura bersikap elegan agar terlihat berkelas, akhirnya memperlihatkan ekspresi kesalnya. Puas dengan itu, Reina memilih bangkit dari kursinya.

Meskipun masih ada atau lebih tepatnya, masih sangat banyak rasa pedih mengetahui ibu kandungnya, ternyata tidak sebaik bayangan Reina. Tapi Reina tetap memilh untuk terlihat kuat, seperti pelakor yang disebutkan oleh Jelita tadi.

"Aku emang kurang ajar, Tante. Makanya, aku kuliah biar bisa diajar," ucap Reina santai. "Lagian, aku nggak pernah minta Daddy nikahin aku. Jadi yang ngejar-ngejar itu bukan aku, tapi Daddy. Salahin Daddy aja, kalo Tante nggak terima Daddy main sama aku," sombong Reina pada Jelita.

"Da—daddy?" Bola mata Jelita hampir keluar, mendengar panggilan sayang dari pelakor untuk suaminya. "Dasar jalang tidak tau diri! Beraninya kamu memanggil suami saya Daddy. Saya pastikan, kamu akan menyesal pernah berurusan dengan saya!" ancam Jelita.

"Saya tunggu," balas Reina.

Bersambung.

Reina Agatha Syelen

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro