Bab 13 Hujan
Naruto Shippuden × Diabolik Lovers
Cast: Sakura.H × Diabolik Lovers
Genre: Vampire
{ Setelah baca Vote kalau enggak - jangan baca, hargai usaha author buat cerita }
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
Mereka bisa tahu hubungan gadis merah muda ini dan tunangannya tidak baik.
Aura benci, marah, semua mengelilingi dan bisa dirasakan siapa saja jika di dekat gadis itu.
Meremas kuat cincinya.
" Aku membencinya dan wanita itu."
Yui mengerjabkan mata.
" Apa yang terjadi Sakura-chan. Kenapa laki-laki itu menjadi matan tunangan Sakura-chan? " Yui bertanya.
Memadang cincin di telapak tangannya. Sakura tersenyum getir.
" Aku dan Sasuke sudah memiliki hubungan empat tahun. Kami baru melakukan pertunangan satu bulan lalu dan nanti kami akan mengadakan pernikahan."
" Ah?! Sakura-chan sehabis lulus akan menikah."
Melirik Yui. Bukan setelah lulus sekolah, tapi mau gimana lagi. Batin Sakura, kalau dia mengelak maka identitasnya akan ketahuan.
" Tapi kau tahu Yui. Aku baru pulang dari luar kota karna tugas OSIS ( tugas medis) aku mau memberikan kejutan kepulanganku yang lebih cepat dua hari kepada Sasuke, tapi, aku malah yang diberikan kejutan olehnya."
Mengigit bibir bawah. " Dia berselingkuh di belakangku. Dengan teman yang sudah aku anggap kakakku sendiri. Memakai baju rumahan, tidur di kamar, Sasuke memeluk wanita itu dari belakang. Rasanya.. Hatiku panas, menyesakan, perih.. Aku tidak bisa mengatakannya. Ino, sahabatku sejak kecil, dia sudah memberitahuku kalau Sasuke selingkuh tapi aku tidak percaya. Dengan bodohnya aku mempercayai Sasuke dan menganggap kalau Ino hanya salah lihat saja."
( ada kesalahan saat ketik episode pertama, bisa lihat lagi bagian pertama ceritanya )
" Aku meluapkan emosi di depan mereka, pergi dari sana, aku melajukan mobilku dengan kecepatan tinggi. Tapi hal terjadi padaku." Tatapan Sakura mengarah ke kaca meja rias, menatap pantulan dirinya dengan tatapan datar. " Karena mengemudikan mobil terlalu cepat dari arah samping ada mobil dan kecelakaan itu terjadi. Satu bulan aku koma..." Sakura menjeda. " ( lalu mati ) setelah sadar aku kesini untuk melarikan diri dari kenyataan pahit itu."
" Kenapa kalian menatapku dengan pandangan seperti itu? " Tanya Sakura. Tatapan para vampir dan Yui sangat Sakura tahu.
Tatapan prihatin, tatapan terkejut, dan tatapan yang mengartikan mereka tahu perasaan Ia saat itu. Aku memang menyedihkan. Batin Sakura.
Mengembalikan lagi cincin itu ke dalam kotak. Mengambil tangan Yui, kotak cincin itu di berikan pada Yui.
Yui menatap kotak cincin di tangannya. Menatap Sakura yang membuang pandangan kearah balkon.
" Bisakah kau simpan kotak cincin itu di lemari ku Yui."
" Kenapa kau masih menyimpan cincin dari pria kurang ajar itu Sakura-chan." Ucap Yui. Sakura mengerjabkan mata menatap Yui kaget, baru kali ini Yui mengatakan kasar seperti itu.
" A-aa.. Bisa di bilang. Aku ingin mengembalikan cincin ini padanya. Tapi bukan sekarang."
Menaruh kotak cincin ke meja naska di samping. Yui memeluk Sakura, membawa wajah kaget Sakura kedalam dekapan hangatnya.
" Sakura-chan sudah menahannya. Sakura-chan bisa melepaskannya sekarang, tidak perlu malu, kami disini bersama sakura-chan." Ucap Yui, menepuk lembut punggung Sakura.
Mata hijau Sakura mulai berkaca. Pelan - pelan airmatanya turun dari kelopak matanya. Menangis.
Para vampir yang di situ hanya diam menatap Sakura tengah menangis, Yui mencoba memeluk Sakura agar ia nyaman, Yui ikut menangis tapi airmata dia di hapus dengan cepat.
Mereka tidak bisa melakukan apa-apa. Hanya bisa membiarkan Sakura mengeluarkan rasa sakit hati dia dengan cara ini saja.
☰ ☱ ☲ ☳ ☰ ☱ ☲ ☳ ☰ ☱ ☲ ☳
Duduk termenung di atas kasur sambil memadang malam di luar jendela.
Yui dan Reiji mengatakan kalau Ia tidak di bolehkan sekolah dulu demi staminanya kembali seperti semula.
Di dalam kepala Sakura, dia teringat tubuhnya yang di rumah sakit. Pasti sekarang tubuh itu sudah menjadi mayat.
" Hidupku sungguh malang sekali. Di buang oleh keluar kandungku, dapat bully di sekolah karna anak miskin belagu, di remehkan. Sekarang. Tunanganku selingkuh dengan temanku." Terkekeh gentir." Apa ada yang lebih menderita dari pada ini? "
Dari luar pintu Sakura. Reiji berdiri di depan pintu kamar. Tangan satu membawa nampan dan tangan satu seakan ingin mengetuk pintu.
☰ ☱ ☲ ☳ ☰ ☱ ☲ ☳ ☰ ☱ ☲ ☳
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
Hujan deras mengguyur sebuah pemakaman bernama...
Haruno Sakura
Teman - temannya menangisi kepergian gadis berambut merah muda itu. Sai, Naruto, memberikan setangkai bunga sakura.
Itachi kakak dari Sasuke. Pernah menjadi calon kakak ipar Sakura tentu membuat Itachi ikut terpukul bersama orangtuanya, Mikoto dan Fugaku, keduanya ikut sedih dengan gadis berprofesi dokter yang sudah di anggap putri mereka sendiri. Keluarga Uchiha sudah berharap kalau Sakura menjadi menantu mereka, tapi siapa sangka, kalau kebodohan putra mereka malah menghancurkan keinginan itu.
Itachi sudah menganggap Sakura sebagai adik perempuannya. Mengetahui penyebab Sakura seperti ini karena Sasuke. Tentu Itachi marah. Bukan hanya Itachi saja, tetapi Fugaku dan Mikoto juga.
Semua orang mengira kalau Sakura suatu saat bisa sadar kembali, tapi siapa sangka, ternyata tidak bisa.
Beberapa kenalan Sakura sesama dokter, suster, junior atau senior, mulai pulang. Tersisa Fugaku, Mikoto, Itachi, Ino, Hinata, Naruto, Sai, Shikamaru, Temari, Tenten, Chouji, Kiba, Lee, Shino, Neji dan Kakashi.
Sesosok berpakaian hitam berjalan gontai di tengah guyuran hujan tanpa memakai payung seperti yang lain. Seluruh baju dan rambut hitamnya terkena air hujan. Sesosok itu mulai dekat ke tempat orang - orang berkumpul. Orang - orang itu memerhatikan diam sosok itu, Ino menatap benci. Langkahnya terhenti, tepat di belakang Naruto.
" Sak... "
BUAGH!
Begitu cepat terjadi. Naruto memukul Sasuke sampai jatuh ke tanah. Tanpa aba - aba Naruto memukuli wajah Sasuke yang tidak melawan sama sekali. Sasuke tahu kalau pukulan ini pantas dia dapatkan.
Mikoto membenamkan wajah kedalam pelukan Fugaku. Ingin menolong putra bungsunya tapi Mikoto tidak bisa berbuat apa - apa karena ini kesalahan Sasuke. Fugaku hanya memadang datar, tapi tatapan dia juga khawatir. Lain dengan Itachi. Dia tidak menolong adik kesayangannya itu, dia cuma memadang datar tanpa ekspresi.
Tatapan Itachi mengarah ke makam Sakura.
Neji dan Shikamaru menarik Naruto. Terakhir Naruto menendang perut Sasuke, nafas Naruto memburu, untung kedua sahabatnya ini langsung menahannya sebelum dia lebih memukul wajah Sasuke sekarang membiru di bagian mata, pipi, dahi, dan darah merembas di sudut mulut.
Keadaan Sasuke memang penuh pukulan tapi tidak begitu parah karena Neji dan Shikamaru telah menyelamatkannya dari amukan sahabat kuning mereka.
" Naruto! Kau sudah gila?!.. " Karin belari mendekati Sasuke. " Kenapa kau memukuli Sasuke-kun! " Seru Karin sudah di samping Sasuke dan memerhatikan wajah Sasuke.
" Kau keterlaluan! "
" Naruto-kun yang keterlaluan?! Seharusnya kau sadar diri! Apa kau masih punya malu! " Hinata berteriak marah. Tidak terima calon suaminya di salahkan.
" Kau seharusnya tahu ini salah siapa! Bahkan kami saja tidak sudi memanggil nama kau dan pria tak tahu malu itu! "
Tatapan mata Hinata tajam.
" Kau dan dia adalah pembunuh! Kalau bukan karena perselingkuhan bodoh itu Sakura-chan tidak mengalami kecelakaan itu! " Teriak Hinata yang juga meluapkan emosi.
Mata merah Karin terguncang.
Yah. Ini salahnya juga. Kalau saja dia dan Sasuke tidak memiliki hubungan di belakang Sakura padahal mereka akan menikah .. Mungkin..
Karin menatap makam Sakura.
" Maaf saja tidak bisa mengembalikan sahabatku hiks " Isak Ino.
Pandangan Karin menyesal dan sedih.
" Penyesalan kalian tidak akan membuat Sakura hidup lagi. Sasuke. Aku, Tousan dan Kaasan sangat marah padamu." Ucap Itachi tanpa melihat adiknya.
Itachi meletakan payung hitam yang dia pegang di makam Sakura agar tidak kehujanan. Itachi menuntun ibunya pergi dari sini, Fugaku, Mikoto, Itachi, pergi meninggalkan makam, melewati Sasuke begitu saja.
" Jangan dekati Sakura-chan bahkan makamnya. Aku, bahkan Sakura-chan tidak sudi di lihat oleh kalian berdua, pergilah, jangan memperlihatkan wajah kalian lagi." Ujar Naruto masih dengan nada marah. Tatapan berair dia menatap marah pada Sasuke dan Karin.
Alasan semua orang tahu penyebab Sakura kecelakaan ini karena isi pesan yang Sasuke kirim sebelum gadis ini mengalami kecelakaan. Dan kesaksian Ino sering lihat Sasuke pergi bersama wanita lain, hanya saja Ino tidak lihat warna rambut wanita itu.
Dan terakhir pengakuan Sasuke setelah di desak oleh Ino. Sasuke bilang kalau waktu itu ia dan Karin kehujanan, Sasuke meminta Karin ganti baju di apartemennya dan memakai pakaian santai milik Sakura sementara waktu. Mereka berdua dengan pakaian santai-pakaian rumah, Sasuke memeluk Karin dari belakang dan Karin tidak keberatan dan saat itu juga Sakura melihatnya, pertengkaran pun terjadi.
Dan berakhir seperti ini.
Hujan seakan menjadi saksi hari ini.
.
.
.
.
.
Tes
Menyeka satu bulir di pipi. Sakura memadang bulir itu.
Berdiri di beranda memadangi hujan tengah turun di dunia ini.
Jas tersampir ke tubuhnya.
Menatap Reiji sang pelaku itu.
" Jangan lama-lama di beranda. Ayo masuk." Ajak Reiji menyuruh Sakura masuk kedalam kamar.
" Hahhh. Aku bosan di kamar terus selama dua hari ini." Muka merengut, salah satu pipi mengembung." Aku ingin menghirup udara kebebasan." Ujar Sakura dengan nada ngambek.
Untuk pertama kali Reiji tersenyum geli. Di acak poni yang menutupi jidat Sakura.
Sakura melotot pada Reiji.
" Apa yang kau lakukan, Reiji bodoh! "
" Aku? Hanya mengacak rambut anak kecil, kenapa? " Reiji menjawab dengan wajah polos tanpa dosa.
" Tck. Kau menyebalkan Reiji! ~ "
" Jangan seperti anak kecil. Tapi kau manis juga seperti anak kecil, dan..." Reiji sengaja menjeda membuat Sakura menatap bertanya, menunggu apa yang mau Reiji katakan. Melihat itu, Reiji menarik sudut bibir membentuk senyum mengejek dan mata mengejek. " Persis seperti gulali anak kecil."
Wajah Sakura lebih tertekuk. Dia memukul lengan Reiji yang hanya di jawab kekehan kecil saja.
Memerhatikan. Merasa di perhatikan, Reiji menatap balik Sakura.
" Ada apa? "
" Ternyata kau bisa jahil dan menyebalkan seperti ini yah. Aku pikir kau orang yang kaku sekali." Komentar Sakura.
Raut muka Reiji juga berubah. Antara bingung juga dan kembali memasang wajah seperti semula.
Sakura tahu kalau bukan salah Reiji kalau dia memasang ekspresi muka seperti ini. Ini karena ibunya, yang hanya memerhatikan Shu dan mengabaikan Reiji. Seharusnya dia bisa memberi perhatian pada Reiji juga. Batin Sakura gondok jika teringat anime tentang masalalu Reiji.
Menusuk pipi Reiji dengan jari telunjuk dan sukses bikin Reiji memadang Sakura kaget bertanya.
" Kau jangan pasang wajah itu lagi. Aku suka wajah Reiji sekarang, sifat Reiji sekarang, itu lebih menyenangkan dari pada sebelumnya." Ucap Sakura.
" Sebelumnya kau membenciku? "
" Bukan kau, tapi ekspresi wajahmu. Kalau sekarang aku cukup menyukainya karna itu bisa membuatku dekat dengan Reiji."
" Reiji. Kau harus mengeluarkan ekspresi yang ingin kau keluarkan." Reiji tidak menjawab. " Kau tidak perlu khawatir. Aku akan membantumu." Menatap Sakura tersenyum padanya.
" Ayo kita buat hubungan lebih dekat lagi layaknya teman dekat."
Mata magenta Reiji memantulkan wajah Sakura. Baru kali ini seseorang tersenyum tulus padanya tanpa paksaan.
Yui pernah tersenyum, tapi senyum paksa dan mata dia yang selalu ketakutan.
" Kenapa kau masih tersenyum padahal terluka karna laki-laki."
Sakura agak tersentak dengan pernyataan Reiji.
Reiji yang sadar dia baru mengatakan sesuatu yang tidak seharusnya, dibalik kacamatnya mata Reiji bersalah.
" Aku berusaha melupakan dan mengatakan pada diriku kalau ini akan cepat berlalu walau masih sakit hati, dan laki-laki itu banyak bukan dia saja." Sakura memberi senyumannya.
" Itu yang aku yakinin agar tidak lemah." Ucap Sakura.
Senyum sangat tipis di bibir Reiji sampai Sakura tidak sadar itu.
Hujan makin deras dengan angin mendukung.
Tangan Reiji menggenggam tangan Sakura. Menarik masuk kedalam.
" Hujan makin deras. Masuk, nanti kau masuk angin." Ucap Reiji.
Sakura menatap tangannya. Ia berpikir. Apakah tangan Reiji sehangat ini?.. Bukankah Reiji di animenya memiliki krakter kaku.
T. B. C
Ayo di tekan vote kalian dan kasih komentarnya 😀🎶
Sampai jumpa 🙋♀️
Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro