[7/10]
Mendengar dia dalam bahaya ...
♡♡♡
"Katanya latihan hari ini diliburkan," ujar Eita.
Reon mengangguk.
"Ada urusan ya katanya,"
"Apa?! Tidakkk aku masih ingin latihan!" pekik Tsutomu. Kenjiro yang berada di sebelahnya hanya berdecak sebal.
"Berisik!"
"Cih, kau juga!" sahut Tsutomu.
"Hah?! Berisik dari mananya?!"
Sementara pada senpainya hanya menatap datar mereka.
"Entah bagaimana mereka selalu bertengkar seperti itu," ujar Eita sweatdrop.
"Setuju~"
Drrt ... drrt ...
Hayoloh, ponsel siapa yang bunyi?
Satori? Kenjiro?
Hehe, salah. Ponsel Eita yang berbunyi. Suara tersebut menghentikan tingkah konyol antara Kenjiro dan Tsutomu.
"Siapa?" tanya Reon penasaran.
"(Name)-san,"
Mendengar nama kembarannya disebut, Kenjiro memasang telinganya baik-baik.
"Eh tumben?"
"Iya, biasanya dia menelponmu kan Tendou?"
Satori mengangguk semangat.
"Ayo angkat, loudspeaker~"
Eita mengangguk. Ia mengangkat panggilan tersebut dan menyalakan loudspeakernya.
"Moshi-mosh—"
"GYAAAA!!!"
Teriakkan yang memekakkan telinga membuat Kenjiro, Eita, Satori, Reon, Tsutomu, bahkan Wakatoshi menutup telinganya.
"(Name)-san ada apa?!" tanya Eita panik. Iyalah panik, orang calon pengantinnya— eh lupakan. Hehe.
"EHH?!! Eita-chan?!"
Semua malah dibuat dengan panggilan itu. Sejak kapan (Name) memanggil Eita dengan panggilan 'Eita-chan'?!
"Ya, itu aku, ada apa?" tanya Eita setelah berusaha menenangkan dirinya.
"Huweee, maafkan aku! Aku asal pencet nomor! Tolong aku! Aku ada di—GYAAAA!!!!"
Tut!
"Dia bila—" ucapan Eita terputus ketika ia tidak mendapati Kenjiro duduk di depannya. "Lah, mana tu anak?"
Ia menoleh ke pintu gym. Kenjiro sudah berlari sampai sana.
"WOI SHIRABU, TEMPATNYA KAN BELUM TAHU?!"
"INSTING KEMBAR, SEMI-SAN!"
Setelah Kenjiro pergi ...
"Wah? Ada ya yang namanya insting kembar?"
"Adain aja lah, biar hayaku,"
♡♡♡
Kenjiro berlari ke sana ke mari. Dari keliling lapangan sampai keliling sekolah, dan ia berakhir di taman dekat sekolah. Dia sendiri bertanya-tanya, mengapa kakinya itu menuntun hingga ke mari.
"GYAAA!!! PERGI!!!" teriakkan seorang perempuan memasuki indra pendengarannya. Familiar, dan Kenjiro tahu betul siapa pemilik suara itu.
Bagaimana jika orang yang ia cari itu kenapa-napa? Kenjiro panik.
Sampai di sumber suara, Kenjiro melongo.
Kembarannya, Shirabu (Name), sedang memeluk dahan pohon di atas, dengan pandangan yang tak lepas dari anjing yang tengah menggonggong di bawah. Oh, jangan lupakan teriakkan histeris itu.
Pertanyaannya,
"Bagaimana bisa kau ada di atas sana ... ?"
•Omake•
"KEN-CHAN, TURUNKAN AKU!"
"Kau naik tapi tak bisa turun huh?"
"ANJING ITU MENGEJARKU!"
"Diamlah (Name),"
"Oh ya, kok kamu keringetan sih?"
"..."
"Yang bikin aku begini kan kamu,"
... astaga, itu hanya seekor anjing.
Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro