Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

Tenth Trouble

Mysterious Guest

Hidup begitu sibuk bagi Pang Zhi hari ini. Dia menerima telepon dari sang ayah yang tinggal di Wuzhou, mengatakan bahwa ia jatuh sakit dan ingin dijenguk putranya tercinta.

Di saat yang sama, Wu Xie tenggelam dalam keasyikan membaca buku sambil minum kopi di balkon, atau tenggelam dalam permainan di laptop dengan bungkus chips bertebaran di meja dan lantai.

"Untunglah kau menganggur. Wu Xie, jaga kedai kopi untukku. Aku akan pergi ke Wuzhou selama dua hari."

Pang Zhi mengatakan itu sambil berkemas dan membuatnya terdengar seperti harga mati.

"Kenapa tidak tutup saja?" sahut Wu Xie meringis malas.

"Negeri ini tengah mengalami resesi. Kita harus bekerja keras!" suara sember Pang Zhi membuat Wu Xie terperanjat.

"Kalau tidak, aku akan melemparmu ke jalanan!"

Astaga, mengerikan sekali...

❤💛❤💛❤

Wu Xie menjadi manager kedai kopi seharian ini. Dia tidak mengalami kesulitan selama ada karyawan. Tetapi kala malam tiba dan kedai kopi nyaris tutup, dia mulai bosan dan kelelahan sementara semua karyawan sudah pulang.

Dua tamu terakhir menghabiskan sandwichnya dan menghilang keluar tanpa sepatah kata pun beberapa menit kemudian.

Setelah Wu Xie selesai membersihkan meja, dia melemparkan lap cuci kembali ke meja depan dan memulai tugas meletakkan kursi di atas meja. Itu hanya memakan waktu beberapa menit.

Wu Xie beralih ke belakang counter mencoba mematikan mesin register. Dia juga mengecek mesin pembuat kopi dan eskrim. Kesibukan membuatnya tidak sadar seseorang telah masuk ke dalam coffeeshop.

Wu Xie tidak pandai menangani mesin, biasanya Pang Zhi yang melakukan semua ini. Dia ragu-ragu untuk mematikan mesin pembuat eskrim, ketika ia mendengar suara yang agak mengganggu berbicara dari belakangnya.

"Aku yakin kau bisa melakukannya dengan benar. Kau sudah tidak buta,  bukan?"

Wu Xie berbalik, berharap melihat sosok Zhang Qiling duduk di salah satu kursi. Namun, orang yang duduk di kursi itu seseorang yang tak dikenalnya.

Orang di sofa itu adalah seorang pria muda dengan rambut panjang kecoklatan, dia mengikat rambutnya di belakang tengkuk. Mengenakan setelan berwarna abu-abu, dan dia terlihat sangat nyaman duduk di sana, kakinya disilangkan, tangannya dirapatkan di pangkuannya.

"Kedai kopi sudah tutup," ujar Wu Xie  setengah terkejut.

Kemudian ia segera menyadari fakta bahwa papan tanda tutup belum dipasang dan pintu depan kedai kopi belum dikunci.

Seharusnya tidak ada yang aneh melihat seorang pengunjung yang terlambat, tetapi pemuda itu menatap dengki dari balik lensa kacamata bening.

"Jika anda ingin pesan, sayang sekali. Sudah tidak ada yang bisa dipesan." ujar Wu Xie berusaha sopan.

"Aku tidak kemari untuk minum kopi, aku ingin bicara denganmu, Wu Xie."

Wu Xie menghentikan pekerjaannya dan mengernyit.

"Siapa kamu?" suara Wu Xie agak cemas

Pemuda itu memberikan senyum yang dipaksakan, memamerkan gigi putih lurus. "Senang bertemu denganmu.  Kamu bisa memanggilku Liu Sang."

Wu Xie menatap pemuda itu, mengerutkan kening.
"Liu Sang? Nama macam apa itu?"

Liu Sang tertawa. "Tidak ada alasan bagi kita untuk membicarakan namaku. Aku di sini karena kita perlu membicarakan hal lain."

Tampaknya banyak orang harus mendiskusikan banyak hal dengan dirinya akhir-akhir ini. Wu Xie memutuskan untuk mengesampingkan semua pekerjaan dan meladeni orang ini sebentar.

Dia keluar dari balik meja counter, mendekati Liu Sang dan duduk di seberangnya.

"Baik," ia menyahut lantang,  duduk tegak.

"Bicaralah!"

Liu Sang menghela napas, tampak sangat bosan.
"Tidak perlu tegang. Aku tidak bermaksud menyakitimu."

Oke, tamu aneh ini sedikit membingungkan.

Wu Xie memiringkan dagu.

"Mengapa kamu di sini?" tanyanya berusaha menjaga suara tetap stabil. "Apa ada seseorang mengirimmu?"

Liu Sang kali ini tertawa kecil, Wu Xie melirik keluar, ingin tahu apa ada seseorang yang datang bersama tamu ini.

"Tenang saja, tidak ada seorang pun bisa mendengar kita saat ini," kata Liu Sang, seolah-olah dia membaca pikiran Wu Xie.

"Asal kau tahu, aku orang terdekat Zhang Qiling. Aku ingin tahu tentangmu, tapi kini aku tidak mengerti mengapa dia sangat tertarik terhadapmu. Kau tidak terlalu tampan dan keren untuk dilihat."

Wow, bajingan sialan!

Wu Xie menggertakan gigi.

"Apa yang kamu bicarakan?" kata Wu Xie mengalihkan perhatian sejenak.

"Kau datang kemari hanya untuk menghinaku?"

Liu Sang mengibaskan tangan, "Ayolah! Jangan terlalu dramatis."

"Lalu apa yang kamu rencanakan? Kenapa mengoceh padaku?"

Liu Sang mengangkat alis, tampak tidak terkesan. "Mengoceh? Aku tidak akan mengoceh, Wu Xie. Aku akan memerintah."

"Memerintah?" Wu Xie mengulangi. "Apa maksudmu?"

"Kau harus menghentikan apa pun yang telah kau mulai dengan Zhang Qiling. Aku tidak percaya dia akan tetap menyukaimu jika tahu kalau kau menipu."

"Menipu?"

Astaga --- dia tahu!

Rahang Wu Xie ternganga saat ia menatap pemuda berkacamata itu, hampir tidak percaya dengan apa yang baru saja ia dengar. Dia benar-benar perlu memeriksakan pendengaran dalam waktu dekat.

Liu Sang tersenyum, memberi tatapan penuh pengertian. "Aku yakin kau mendengarku. Kau tidak sulit mendengar. Aku bilang kau harus menghentikan ini."

"Hentikan apa?" Wu Xie menuntut. "Tidak ada yang terjadi antara -"

"Oh, aku tidak begitu percaya," kata Liu Sang, memotong ucapan Wu Xie.

"Tidak setelah pertemuan... ahem... Makan malam romantis di Sky Lounge."

Wu Xie merasa wajahnya memerah dan ia hampir ingin menjitak kepala pemuda itu.

"Dia hanya menciumku! Itu tidak berarti apa-apa! Itu bisa dengan mudah terjadi pada -"

Liu Sang memotong lagi, mengangkat tangan untuk diam. "Jangan coba-coba menjelaskan sendiri, karena aku tidak tertarik mendengar. Aku datang ke sini untuk satu alasan saja. Jauhi Zhang Qiling sekarang juga."

Sekarang jantung Wu Xie berdebar dan telapak tangannya berkeringat.

"Kenapa kau memerintahkan ini?" Wu Xie bertanya sesaat kemudian, menelan ludah. "Ini konyol."

Padahal aku baru ingin meminta pekerjaan pada tuan tampan itu. Ah--sial!

Liu Sang menghela napas berat.
"Zhang Qiling adalah kekasihku.."

Wu Xie melongo.

Yang benar saja. Selera tuan tampan itu??
Aihh benarkah??

Tidak. Itu sama sekali tidak benar. Dia menolak untuk percaya.

"Aku tidak percaya padamu," kata Wu Xie tegas setelah beberapa saat.

Liu Sang menghela nafas kasar, menepukkan tangan di kakinya saat dia mencondongkan tubuh ke depan. "Kau ikut campur dengan hal-hal yang tidak seharusnya ikut campur, Tidak ada yang bisa mengambil Zhang Qiling dariku. Itu bertentangan dengan hukum alam, dan belum lagi kau menipu dengan pura-pura buta.  Itu sangat ilegal."

Wu Xie mengakui dia tertangkap basah dalam hal ini.

"Apa maksudmu, ilegal?"

"Tindakan kalian melanggar dekrit," Liu Sang menjelaskan, wajahnya agak kesal. "Aku percaya dia tidak memberitahumu itu."

Dekrit?
Cihh!  Berlebihan.

"Tidak," kata Wu Xie melotot padanya. "Dia tidak mengatakan apapun tentangmu."

Liu Sang mendengus, menggelengkan kepalanya. "Tentu saja tidak. Orang itu tidak pernah mengikuti aturan. Sekarang, dengarkan baik-baik, karena bahkan Zhang Qiling melanggar dekrit dengan mendekatimu."

"Dekrit apa?" Wu Xie menghela napas putus asa.

"Dekrit yang dibuat oleh orangtua Zhang Qiling," kata Liu Sang, sambil menunjuk ke wajah Wu Xie.

"Dekrit itu berisi perjodohanku dengan Zhang Qiling!"

Wu Xie tercengang.

Tidak mungkin. Dia benar-benar serasa bermimpi sekarang.

Liu Sang menghela nafas panjang, seolah dia sedang mempersiapkan dirinya untuk mulai menceritakan sebuah kisah.

"Sangat menyedihkan ketika seseorang mengambil pacar orang lain, tetapi itu memang kerap terjadi dalam beberapa kasus. Tapi biarkan aku memberitahumu sesuatu. Kau tak akan berhasil."

Sulit untuk percaya pada tampang orang ini. Tapi Wu Xie berpikir tidak penting apakah ia percaya atau tidak.

"Mengapa Zhang Qiling tidak mengatakan padaku?" 

Liu Sang menghela napas lagi, mengangkat bahu. "Karena dia tengah bosan mungkin. Atau mencoba mempermainkanmu saja. Banyak gadis tergila-gila padanya dan mengejar kekayaannya, bahkan jika mereka juga kaya. Pemuda menengah sepertimu,  apalagi yang kau kejar darinya?"

Wu Xie terkesiap, sebuah tangan melayang ke mulutnya.

Kenapa dia bisa tahu kalau aku berniat memanfaatkan si tuan tampan?

"Jika kau meninggalkan Zhang Qiling dan tidak pernah berbicara dengannya lagi, aku tidak akan mengatakan bahwa kau pura-pura buta, " lanjut Liu Sang.
"Lalu dia akan melupakanmu dan kalian menjalani kehidupan masing-masing. Bukankah itu terdengar bagus?"

Wu Xie menatap pria itu dengan sebal.

"Tidak! tidak, itu tidak terdengar bagus!"

Liu Sang tidak tampak marah sedikit pun bahwa Wu Xie baru saja berteriak padanya. Bahkan, dia terlihat agak geli.

"Sudah kuduga. Kau tidak akan bersedia," desahnya, mengetuk-ngetukkan jarinya di permukaan meja.

Ada banyak hal yang ingin Wu Xie katakan kepada pemuda menyebalkan ini, tapi kata-kata sulit dikendalikan saat ini.

"Apa kalian benar-benar akan menikah?"

Liu Sang mengangkat bahu, melipat lengan mantelnya. "Bagaimanapun, aku khawatir itu bukan urusanmu saat ini."

"Dan bagaimana kamu-"

"Dengar! Aku sudah selesai bermain-main sekarang."

Suara Liu Sang tiba-tiba berubah menjadi nada yang lebih keras dan kesal saat dia berdiri, mengambil langkah mengancam ke arah Wu Xie.

"Aku mencoba memperingatkanmu," Liu Sang berkata dengan suara kasar. "Tapi karena kau menolak nasihatku, aku khawatir segalanya akan menjadi jauh lebih sulit bagimu sekarang."

Wu Xie menelan ludah, kecemasan menyelinap di dadanya.
"Apa maksudmu lebih sulit?"

Liu Sang menyeringai, tampak sangat berbahaya. "Entahlah, aku masih sedang memikirkan cara memberi pelajaran padamu. Hati-hati saat berjalan dengan tongkat dan berpura-pura buta. Jangan sampai kau terpeleset."

Wu Xie melirik galak, tidak bisa membantah.

"Dan, yah..." Liu Sang mendesah dramatis. "Orang cenderung terluka saat terpeleset, bukan?"

Wu Xie mengangkat kepala untuk menatapnya, untuk mulai melontarkan omelan dan pembelaan diri. Tetapi Liu Sang sudah berdiri dari kursinya dan bersiap pergi.

"Untuk tambahan informasi, aku memarkir Lexus hitam yang megah di depan kedai kopimu ini. Dan ya, itu pemberian Zhang Qiling untukku," Liu Sang tersenyum licik.

"Jika kau tidak percaya. Datang dan lihatlah!"

Rahang Wu Xie mengeras, sekeras dia mengepalkan tangan. Tatapannya menjadi lebih tajam dan dingin. Dirinya bisa saja memilih untuk tidak percaya akan ucapan pemuda berkacamata penuh kedengkian itu, tapi sulit baginya memungkiri bahwa Zhang Qiling memang sangat dermawan.

Bukankah ia juga pernah ditawari sebuah mobil baru?

Mungkin, selain senang mengkoleksi mobil mewah, Zhang Qiling juga senang mengkoleksi pacar.

Wu Xie tak bisa menghindar dari perasaan bahwa dirinya telah tertipu alih-alih menipu. Yang membuatnya merasa lebih buruk adalah mengetahui bahwa si tuan tampan memiliki orang lain di saat dirinya mulai yakin bahwa ia mencintai Zhang Qiling.

"Selamat malam Wu Xie."

Dia melempar satu tatapan sinis terakhir sebelum berjalan menuju pintu keluar.

Bayangannya hilang di luar kedai, sementara Wu Xie berdiri termangu dalam hening. Dirinya bukan seseorang yang mudah diprovokasi, jadi mungkin dia tidak perlu terlalu memikirkannya. Dia hanya khawatir jika kekonyolannya tempo hari akan menciptakan sebuah tragedi.

Huft! Sungguh tiada keperluan...!

To Be Continued

Tetap semangat buat Wu Xie!

Please vote ❤💛

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro