Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

[2/10]

Sekali kali ...

•••

Hari ini termasuk hari terlangka sedunia. Selain Sukuna yang biasanya enggan berjalan-jalan—dan bermain— bersama putri tunggalnya, entah ada angin apa ia tetiba mau pergi bersama (Name).

Tahu apa yang lebih mengejutkan lagi?

Sukuna mengendongnya di depan! Mengejutkan sekali saat tahu bahwa Sukuna dapat mengendong putri mungil berusia lima tahunnya itu dengan benar.

(Name) mengulum senyum seraya melingkarkan tangan pada leher Sukuna. Aroma tubuh sang ayah yang begitu khas memasuki indra penciumannya. (Name) tak dapat lagi menahan senyum lantaran senang bukan main.

Bermain bersama ayahnya.

Berjalan bersama ayahnya.

Ditambah, dalam gendongannya.

Lengan mungil yang memeluk leher Sukuna kian mengerat. Si gadis mungil menyembunyikan wajah pada ceruk leher ayahnya.

Syal biru tua yang biasa Sukuna gunakan, pria itu taruh di rumahnya. Sehingga sang putri dapat leluasa menggerakan kepalanya di sana.

Sukuna mendengus.

"Hei, hentikan. Geli."

Gerakan (Name) terhenti. Ia beralih bersandar seraya menatap ke depan. Memperhatikan sekitar, atensinya tertarik pada dua ekor kelinci yang sedang melakukan hal tak senonoh di tempat terbuka begini.

"Pa, ke sana Pa!" suruhnya seraya menunduk ke arah kelinci.

Lagi, Sukuna yang biasanya beradu argumen dengan (Name) entah mengapa kali ini menurut—meski pada awalnya mendengus sebal.

"Di sini saja, nanti kalau terlalu dekat, mereka kabur."

Sukuna berujar tepat saat langkah kakinya berhenti. Menyisakan jarak beberapa meter.

(Name) memperhatikan dengan seksama, kemudian menarik pelan baju ayahnya.

"Pa, mereka ngapain?"

"Kawin."

"..."

"..."

"Hah?"

Hening.

Sukuna memasang wajah datar nan tanpa dosannya. Sementara sang putri memasang wajah polos tak paham.

"Kawin? Apa itu? Semacam pernikahan?"

Kali ini Sukuna menatap putrinya.

"Tahu dari mana kata pernikahan?"

"Dari Tante Nobara."

"Nobara saha?"

(Name) melongo.

"Serius Papa gak ingat? Tante Nobara kan sering ke sini! Waktu itu juga memberitahukan kalau dia manikah!"

"Ya iya dia datang. Tapi untuk menemuimu, bukan aku."

"Lagian Tante Nobara juga mana mau ketemu Papa," ujar (Name) dengan tidak ada akhlakmya mencibir.

"..."

"..."

Sukuna memasang wajah datar.

"Belajar dari mana ngomong kayak gitu?"

"Papa," jawabnya dengan wajah polos tanpa dosa. Imajiner bintang-bintang berjatuhan ke kepala Sukuna. Kutukan yang hidup ratusan tahun itu kini entah harus merespon bagaimana.

"Bener juga."

—soalnya, yang dibilang anaknya kan bener.

Omake

"Pa, jadi kawin itu apa?"

"Mirip kayak bikin anak. Sebelas dua belas lah."

"Tapi kata Tante Nobara, anak itu dari surga, terus dimasukin ke perut ibu!"

"Aelah ribet. Nobara mulu kamu ngomongnya. Yang ngurus kamu itu aku atau bocah itu?"

"Tante Nobara."

"..."

"..."

"Jawabnya kok yakin banget nying?"

Dan baru kali ini, Sukuna merasa dikalahkan dengan tidak elitenya.

... aku juga ingin bermain dengannya. Tapi entah mengapa malah berakhir naik pitam.

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro