Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

❛𝐑𝐞𝐦𝐞𝐦𝐛𝐞𝐫❜

"Ada apa noona? Tumben menelponku? Kangen yaaa."

Dahyun tanpa sadar menghela napas lega setelah Jungkook mengangkat panggilannya. Kalau tidak darurat, ia tidak akan menelpon Jungkook lebih dulu. "Kau ada di mana? Cepat kembali ke sini, kita harus pergi."

"Kemana? Noona mau mengajakku kencan?"

Aishh anak ini. "Iya, cepat ke basement ya, aku tunggu di mobil."

"Kalau begitu aku ke apart dulu ya, mau ganti ba—"

"Tidak perlu! Cepat kemari!"

"Tapi masa aku pakai baju ini. Aku juga masih berkeringat, habis main tadi."

"Tak apa, langsung kemari saja. Kita bisa beli baju baru nanti."

"Noona yang beli kan, ya?"

"Iya Jungkook, iya."

Tak lama, seseorang mengetuk kaca mobilnya. Ia menoleh, melihat Jungkook yang melambaikan tangannya lalu membuka pintu dan duduk di kursi penumpang di sampingnya.

"Mwoya, kenapa cepat sekali? Kau berlari?"

Jungkook mengangguk, masih mengatur napasnya sembari bersandar pada jok. "Aku tidak mau membuat noona lama menunggu."

Dahyun menggeleng kecil, padahal saat di telpon tadi, Jungkook banyak sekali maunya. Wanita itu langsung menyalakan mobilnya dan keluar meninggalkan gedung apartemen itu bertepatan dengan Jimin yang datang ke apartemennya.

Kencan apanya.

Seharusnya Jungkook tahu, kalau Dahyun bukan tipikal wanita yang romantis, jadi kemungkinannya kecil sekali untuk mengajaknya kencan kalau bukan dia sendiri yang mengajak.

Rupanya Dahyun malah membawanya ke studio pemotretan, untuk menggantikan salah satu model yang berhalangan hadir. Begitu sampai, ia langsung disuruh untuk membersihkan diri sekaligus bersiap memakai pakaian yang telah disediakan.

"Jungkook-ah, kau sudah selesai?" tanya Dahyun diluar ruang ganti. Sudah nyaris setengah jam, Jungkook tidak kunjung keluar. Saat pintunya diketuk beberapa kalipun tidak ada jawaban, dengan ragu, Dahyun mulai membuka pintunya bertepatan dengan Jungkook yang keluar dari kamar mandi dengan tubuhnya yg toples. Dahyun refleks membalikan badannya gugup, jadi menghadap pintu.

"Y-ya, kau baru selesai mandi? Kenapa lama sekali?!"

Jungkook kaget, jelas. Tapi lebih kaget melihat reaksi Dahyun yang seperti malu melihatnya seperti ini. "Noona ... Sedang apa kau di sana? Mau melihatku ganti baju?" tanyanya polos berbanding terbalik dengan topik pembicaraannya. "Tidak usah malu, noona kan sudah pernah melihat—ah iya, cuma mimpi ya, sayang sekali."

Dahyun memejamkan matanya menahan kesal, lantas menarik gagang pintu untuk ke luar namun Jungkook langsung menahannya. Tubuh mereka nyaris tanpa jarak, apalagi Jungkook masih belum memakai bajunya.

"Noona ... Kenapa kau membohongiku?" tanya Jungkook tepat ditelinganya membuat Dahyun dapat merasakan deru napasnya yang menyentuh kulitnya.

"Mian, ini darurat. Pemotretannya bisa kacau kalau aku tidak segera mendapat model pengganti."

"Bukan itu. Kenapa noona berbohong dan bilang padaku kalau semua itu hanya mimpi?"

"Memang itu kenyataannya! Kau—"

"Aku sudah tahu." Tangan Jungkook bergerak untuk menyingkirkan rambut Dahyun, tersenyum tipis saat melihat tanda lahir kecil tepat di belakang telinga kanan Dahyun. "Noona pasti tidak tahu kalau ada tanda lahir di sini lalu satu lagi ada di sini ... " Jungkook menyentuh area bawahnya, dekat pahanya. "Benar, kan?"

"Kau pasti salah lihat. Aku tidak punya—"

"Aku juga melihat baju itu." Jungkook mendekatkan wajahnya, meletakan dagunya diperpotongan leher Dahyun. "Baju yang noona pakai saat kita melakukannya. Aku melihatnya tergeletak di kamar mandi noona."

Dahyun meringis merutuki kecerobohannya sementara Jungkook tersenyum puas. Ternyata benar, itu bukan hanya mimpi belaka. Ia memang telah melakukannya dengan Dahyun.

Seseorang diluar menyuruh Jungkook untuk segera keluar, Dahyun memanfaatkan momen itu untuk kabur namun lelaki itu sempat membisikan sesuatu padanya yang membuat kedua pipi dan telinganya memerah.

"Noona, kalau pemotretannya sukses, kau harus memberiku hadiah."

"Sial, kenapa dia masih ingat? Seharusnya aku membuatnya mabuk saja malam itu." Jujur, Dahyun juga merutuki dirinya sendiri yang bisa-bisanya ikut larut dalam sentuhan yang Jungkook berikan padanya malam itu. Seharusnya itu tidak pernah terjadi.

"Im Dahyun, ingat ini, dia hanya peliharaanmu, tidak lebih." Dahyun terus mengatakan itu dalam benaknya sembari meredakan detak jantungnya yang menggila.


[]

Hayoloh ternyata beneran 🤪 selamat buat anda yg lagi-lagi terbaduti wkwk

Ps. Komen yg bayak kalo mau double up

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro