Sang Mantan
Kuroo Tetsurou.
Siapa sih yang nggak kenal dia. Mulai dari murid baru, murid lama, sampai murid abadi. Guru, staf TU, kepsek, wakasek, pegagang di kantin, penjaga koperasi, bahkan sampai pak Satpam pun tahu dia.
Good looking, keliatan badboy aslinya sih tidak. Pintar. Pernah mengharumkan nama sekolah juga. Keluarganya cukup berada. Walau nggak sebanding sama keluarga Halilintar.
Belakangan ini, Kuroo sering risih karena di juluki jamet. Awal mula Kuroo tahu dirinya di juluki jamet itu ketika hari selasa wage, saat itu masih MPLS dan Kuroo bertugas sebagai panitia MPLS. Waktu itu, ada dua junior cewek yang bisik-bisik soal dirinya. Ngakunya bisik-bisik. Tapi Kuroo bisa dengar.
"Ih, kakak itu cakep. Siapa ya."
"Lo nggak tahu? dia itu kak Kuroo si jamet."
"Hah? Jamet, serius?"
"Hooh."
"Yaampun, dia jamet tertampan yang pernah gue lihat."
Waktu itu Kuroo bingung mau senang atau marah. Akhirnya dia malah memutuskan untuk diam pura-pura tak mendengar.
Kuroo boleh di juluki jamet. Tapi kelakuannya tidak begitu. Seperti yang sudah di paparkan sebelumnya. Dia anak baik. Bahkan ikut osis juga. Posisinya di osis juga tak main-main. Ada rumor dia akan maju sebagai wakilnya Kita Shinsuke pada pemilihan ketua osis mendatang.
Sebagai anggota osis. Kuroo punya rutinitas penting. Setiap hari, di jam pulang sekolah. Kuroo akan bertandang ke warung tok abah. Warung kecil yang berada di belakang SMA ashiap. Di sana merupakan sarangnya anak nakal. Tempat ngerokok. Untung tak sampai ada transaksi narkoboy atau acara minum-minum. Dan semoga jangan sampai terjadi.
Setiap pulang sekolah, Kuroo akan mampir kesitu untuk beli rokok. Kuroo tidak merokok. Itu hanya kamuflase. Nanti rokoknya akan ia kasih ke pak Ukai, satpam sekolah. Tujuan Kuroo kesitu adalah untuk mengamati siapa saja yang berani merokok dengan masih berseragam lengkap. Nantinya, mereka akan di masukan kedalam daftar pengawasan osis. Kalau sudah sering terlihat, maka Osis akan bertindak. Jika masih tak mempan, BK yang turun tangan.
Aksinya tidak di dasarkan kesukarelaan. Kuroo memang di suruh oleh ketua osis untuk melakukan tugas ini. Ketua osis bilang, hanya Kuroo yang cocok melakukan tugas ini. Kuroo nggak bungah. Soalnya, secara tidak langsung, Si Ketos mengatakan kalau Kuroo memiliki aura dan muka anak nakal.
"Eh Bang Kuroo."
Kuroo kaget. Ini kenapa warungnya Tok abah isinya anak-anak MJ3 kelas sepuluh. Ada Terushima yang asik ngerokok. Ada juga Tanaka dan Noya yang sedang berebut kacang. Futakuchi yang asik main game di ponsel, ada sebatang rokok yang terselip di telinganya. Dan yang paling membuat kaget, ada Atsumu yang ningkring sambil asik menyesap sebatang rokok yang tinggal setengah. Keberadaan Kuroo seolah tak berarti untuk Anak keluarga Miya itu.
"Kalian ngapain disini?" tanya Kuroo.
"Biasa bang, kongkow," jawab Noya santai. "Bang, titip salam buat mbak kiyoko ya."
"Gue juga," sahut Tanaka. "Ikan hiu kucek-kucek, i lop u so much. Gitu bang."
Kuroo cuma nyengir. Ragu buat menyampaikan pesan tak berbobot itu. Takutnya dia malah di kacangi Kiyoko.
"Bang, kumpulan lagi kapan nih?" tanya Terushima.
"Ntar gue kabarin lagi."
"Ashiap!"
"Eh, kayak nama sekolah kita tuh," celetuk Noya.
"Kan nama sekolah kita emang itu," sembur Terushima.
Kuroo nggak habis pikir dengan juniornya. Mereka masih kelas sepuluh tapi udah berani santai nongkrong terang-terangan sambil ngerokok. Biasnya yang bersarang disini itu kebanyak anak kelas sebelas dan dua belas. Memang luar biasa angkatan sekarang.
Menghampiri tok abah yang sedang kipas-kipas pakai topi seninya. "Bah, rokoknya ya. Yang biasa."
"Abis tong."
Kuroo Cuma senyum. Setidaknya dia tidak perlu menghamurburkan uang untuk membeli rokok. Rejeki anak soleh rupanya.
"Punya gue masih ada. Mau bang?" Tawa Atsumu. Atsumu bangkit dari duduk. Menyodorkan sebungkus rokok yang hanya tersisa beberapa Batang.
Ada kesal saat melihat muka songong Atsumu. "Nggak, makasih."
"Oh yaudah."
"Atsumu, lo lagi deketin [name] kan?"
Atsumu melepas rokok, lalu meniup asap rokok dengan pelan. "Iya bang. Kenapa? mau bantu ya?" ada pongah di senyumnya.
Kuroo Cuma tertawa kecil. "Mending lo mundur aja deh. Bambang nggak suka cowok yang doyan rokok."
"Bang, kok main suruh gue mundur gitu sih." Atsumu langsung mematikan rokoknya.
Kuroo mengedikkan bahu. "Dari pada lo sakit hati. Mending mundur sekarang. Gue baik hati, jadi gue kasih tahu sekarang."
"Kaya yakin banget gue bakal di kak [name]."
"Yakin, karena gue kenal banget sama [name]."
Sumbu Atsumu pendek. Dipancing seperti itu tentu membuat emosinya berkobar. Terushima langsung menahan kedua pundak Atsumu. Sesekali ia memijitnya dan membisikkan kata-kata agar Atsumu tetap tenang. Noya san Tanaka kaget. Futakuchi masih asik main game. Tok abah ketiduran. Sementara Kuroo malah menyeringai kecil.
"Bang, lo ada masalah sama gue atau gimana, hah?!" teriak Atsumu.
"Tsum, dia senior kita," tegur Noya.
"Persetan. Siapa dia sok nyuruh gue buat nggak deketin kak [name]."
"Mending abang pergi dari sini sekarang juga. Dari pada nantinya ribut," kata Terushima.
Kuroo mendengus geli lalu dengan santai beranjak pergi.
*
Latihan voli kali ini kacau. Atsumu tidak fokus. Berkali-kali ia jatuh tersandung. Tak sengaja lompat sampai menabrak net. Bahkan ia tak sengaja menginjak kotoran kucing.
"Bangsat!" Maki Atsumu pada Tai kucing yang sudah ia injak.
"Kasian, jangan di maki tai kucingnya," kata Bokuto.
Sekarang masuk sesi istrirahat. Sialnya, Atsumu harus memanfaatkan waktu yang singkat itu untuk membersihkan sepatunya. Untung ada Bokuto yang mau menemani. Dianatara anggota voli, Dia paling akrab dengan Bokuto. Mungkin satu frekuensi. Kebodohannya.
"Lo hari ini kenapa dah Tsum?" tanya Bokuto. "Belum minum obat?"
"Tahu nih bang. Gue kesel." Seketika Atsumu inget sesuatu. "Bang Bokuto deket ya sama Kurtet?"
"Kurtet?"
"Kuroo Tetsurou."
"Oh, Kuroo. Deket sih kita. Pernah makan bareng, mandi bareng, tidur bareng—"
"Cukup bang Bokuto, poinnya bukan itu," kata Atsumu. "Gue mau nanya. Sebenarnya bang Kuroo punya dendam apasih sama gue. Dia kok kelihatan nggak suka sama gue gitu. Apa dia iri dengan kegantengan gue?"
"Mana ada. Gue yang lebih ganteng dari lo aja nggak di benci dia. Malah jadi best friend."
"Terus kenapa dia kayak nggak suka sama gue ya?"
"Mungkin tanpa sengaja lo pernah maling gorengannya dia."
Nggak guna. Dua kata yang melintas fi kepala Atsumu usai berbincang dengan Bokuto. Boleh jadi si pemuda macho itu teman dekat Kuroo dan juga [name], tapi belum tentu dia bisa memberikan info yang Atsumu mau.
Bukan karena setia. Atau mulutnya tertutup. Tapi karena dia kelewat bodoh dan tak bisa menangkap maksud Atsumu.
Udahlah, mending Atsumu bersihin sepatunya.
"Tsum, tsum!"
"Apasih bang Bokuto, dikata gue sum sum tulang."
"Nih kasih bunga biar Wangi." Bokuto melempar beberapa bunga kertas. Sialnya malah kena muka Atsumu. Berhubung Atsumu juga sedang membuka mulut. Jadi ada yang nyasar masuk kedalam mulutnya.
"Sialan!" hardik Atsumu.
"Eh btw, kalau liat bunga kertas jadi inget Kuroo sama si Bambang. "
"Lah emang kenapa?"
"Dulu, waktu Kuroo nembak si Bambang dia pakenya bunga kertas." Bokuto ketawa kenceng. Kuntilanak akan merasa minder mendengar tawanya. "Sumpah ya ga modal bnget. Kenapa nggak pake Kamboja aja."
Atsumu melotot. Jantungnya berdebar kencang. "Me-mereka pacaran?"
"Tadinya, sekarang udah putus."
*
Atsumu
Kak [name], Atsumu lg kesel nih
Jangan di read daong doang :(
Hibur Atsumu, plis
Atsumu galau kak.
Atsumu telepon nih.
Yaudah, Atsumu mau ke rumah kak [name] aja.
Kenapa?
Atsumu bete sama Kuroo
Kenapa?
Kak [name] jangan deket-deket dia ya.
Kenapa?
Atsumu nggak suka
Kenapa?
Kak [name]. Milih siapa, Atsumu apa Kurtet?
Kenapa?
Kok kak [name] kaya bot :(
Kenapa?
Kak, jawab. Plis ;(
Kita Shinsuke.
Kak :(
╰TbC╮
Merokok itu tidak baik
Jauhi rokok, dekati aku — Atsumu
Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro