Epilog
"Maaf, mungkin tuhan sangat sayang dengan ryujin" perkataan dokter yang baru saja keluar dari ruangan ryujin, membuat semua yang mendengarnya membeku seketika.
"Ryujin gak mungkin meninggalkan kan? Ayah!! Ryujin cuma tidur aja kan? Ayah jawab, daniel!!!" Daniel pun jatuh terduduk di lantai, air matanya terus mengalir tanpa henti, melepaskan semua rasa sakit kenyataan yang ia sendiri tak mau itu terjadi.
Jihyo pun hanya bisu menyaksikan calon teman hidupnya menangis. Karena ia sendiri juga tau, lebih baik menangis sepuasnya dari pada di pendam. Ia sendiri juga menangis dari tadi, hanya saja tangisannya tak bersuara.
Kai pun melakukan hal yang sama, ia memeluk jenni. Berusaha menenangkan istrinya itu.
Disana juga ada jaemin dan yeji, mereka nampak sudah berbaikan akibat kesalahpahaman. Namun kenapa ketika ia bahagia, sahabatnya malah pergi meninggalkannya.
Tak ada suara lain selain tangisan di depan ruangan ryujin. Mereka semalam masih melihat ryujin, walaupun dengan hati yang sedikit tergores, ryujin tak pernah menghilangkan senyumannya. Senyuman manis yang mampu membisukan siapa saja yang melihatnya.
Hyunjin langsung berlari keluar dari area rumah sakit, padahal di luar sedang hujan. Ia sangat berterima kasih kepada hujan. Karena hujan membuat tangisannya tak terdengar jelas. Hyunjin tampak lemas dan pucat setelah terkena air hujan. Sebenarnya, sejak kecil hyunjin tak pernah tahan terhadap dinginnya hujan. Terakhir ia kehujanan, besoknya ia langsung panas tinggi.
"Kamu kenapa secepat ini sih ninggalin saya?" monolog hyunjin setelah ia mendudukan diri di kursi taman.
Memandang taman yang indah, yang bisa menerima takdirnya untuk di turuni hujan, di injak manusia. Andai hyunjin sekuat itu.
"Kalau saya susul kamu, kamu marah gak?"
"Saya juga capek, gak ada semangat hidup dari dulu"
"Apalagi sekarang kamu pergi. Saya juga punya penyakit, itu alasan saya dulu pergi ke luar negeri. Maaf gak kasih tau kamu"
"Saya belum sempat menyampaikan maaf saya ke kamu ya"
"Maafkan saya sudah membohongi kamu, ryujin"
"Mungkin kita memang seperti senja dan bintang. Berdekatan, namun tak kan pernah bersatu"
Perlahan deru nafas hyunjin mulai melemah, mungkin ini takdir mereka. Mereka akan di pertemukan kembali di tempat yang lebih indah, tempat yang lebih layak untuk mereka berbahagia, yaitu surga.
Istirahatlah senja, meski langit tak berbintang, masih ada bulan yang mampu menerangi gelapnya malam.
Kita gada yang tau kan? Orang yang di luarnya baik baik aja, pasti menyimpan luka yang dalam.
Kalau melihat hyunjin dari sebelah mata, mungkin yah... Hyunjin itu hidupnya selalu enak, tercukupi, pintar, di kagumi banyak orang.
Tapi coba lihat dari sisi yang lainnya, dia seperti itu pasti ada alasannya.
Penyakit menjadi faktor utama untuk manusia berbohong, dan kenyataannya memang seperti itu. Manusia tak pernah luput dari kesalahan.
Semua orang melakukan hal apapun pasti ada alasannya.
Jadi, jangan menghina orang kalau tidak tau latar belakangnya:)
—
Terdengar ketukan pintu dan orang itu pun masuk ke dalam kamarku. Aku pun langsung mengirim hasil karyaku melalui email dan langsung ku post di akun ins*tag*ram*ku.
"Gimana dek? Udah selesai?" tanya kakak ku yang baru saja mendudukan diri disebelah ku.
"Udah dong!!! Doain ya kak. Semoga aja aku menang lomba menulis cerita ini" ucap ku semangat dan di amin kan oleh kakak ku.
+×+
Gimana endingnya?
Kalau belum jelas.
Jadi gini, sebenarnya cerita hyunjin dan ryujin itu cuma cerita fiksi karangan seorang anak remaja yang mau mengikuti lomba menulis cerpen lewat medsos.
Makanya di akhir kakaknya nanya udah selesai atau belum. Jangan hujat aku,
Hujat aja dia yang belum pernah ngasih kepastian sampai sekarang:v
Eakkk bucin....
Gapapa asalkan tidak mengharapkan dia yang sudah bersama dengan yang lain
Salam pacarnya minkyu~
Karena daniel punya jihyo:D
Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro