❛ં⸼ ᝢ 𝘍𝘦𝘦𝘭𝘪𝘯𝘨| Z. Maki
Feeling
Request : CindyAtika2515
Pair : Zenin Maki x Reader
Warning : OOC, typo, yuri, alur tak sesuai anime atau pun manganya
Jujutsu Kaisen © Gege Akutami
Plot by Lemonara
.
.
.
Note : Rin (Lastname) adalah nama oc yang saya buat demi kepentingan cerita ya. Dia perempuan. Nanti ditengah cerita, saya mau saranin kalian setel lagu The One That Got Away.
.
.
.
Maki menggeram kesal. Melirik ke arah Panda yang dengan santainya berjalan, Maki mendengus.
"Mengapa kau mesti ikut?!"
Panda terkikik geli.
"Habisnya, Toge dan Yuta sibuk dengan pacarnya sih!"
"Ya tapi kenapa kau jadi harus menggangguku begini?!"
Panda tertawa kencang. Tangannya kini terangkat memukul keras punggung Maki.
Maki yang tak siap, kini oleng ke depan.
"Kan—"
"OI—"
Bruk!
"..."
"..."
Kedua tangan mungil melingkar di pinggang Maki. Sang kepala pelaku menyembul dari bawah dengan wajah polos. Maki terdiam dengan wajah shock.
Sedetik kemudian, si pemilik wajah polos tersenyum lebar.
"Kau baik-baik saja?"
—tubuhnya memang baik-baik saja, tapi entah bagaimana dengan jantungnya.
Sepertinya tidak. Jelas tak baik-baik saja.
***
"Wah, kita bertemu lagi!"
Gadis dengan surai (Hair Color) berjongkok di samping Maki. Rambutnya pendek sebahu dengan poni sealis. Tingginya yang bahkan tak sampai seratus enam puluh nampak begitu imut.
Maki yang tengah duduk di atas rerumputan menoleh.
"Kau?"
"Hehe, kamu yang kemarin mau jatuh ya? Lain kali jangn ceroboh ya,"
Kening Maki berkerut sebal.
"Ini gara-gara Panda sialan itu!"
"Hah ... maaf ya kemarin aku menabrakmu,"
Si gadis terkekeh.
"Tak masalah. Boleh aku duduk di sini?"
Maki mengangguk.
Gadis dengan rambut pendek mendudukkan diri di sampingnya. Menoleh ke kiri—tempat Maki duduk, kening berkerut kala mata menangkap goresan pada pipi.
Tangan dengan refleks terangkat. Menyentuh perlahan permukaan kulit Maki, goresan pada bawah mata kiri ia usap perlahan.
"Ini ... kenapa?"
Maki membeku. Selama ini, tak ada yang pernah menyentuh pipinya selembut ini. Selama ini, tak ada yang pernah menatapnya secemas ini.
"Ini ... bekas latihan tadi,"
"Ini karena jatuh,"
***
Maki sadar ada yang aneh dalam dirinya. Jantung yang mendadak gila saat namanya terdengar, ribuan kupu-kupu dalam perut ketika sentuhan ia dapat, juga pipi yang merona dan hangat entah apa.
Tapi ini tidak boleh.
Ini tidak benar.
Tak seharusnya begini bukan?
***
"(Name),"
"Iya Zenin—"
"Maki,"
Gadis dengan surai pendek mengerjapkan matanya.
"Maaf?"
Maki mengalihkan wajahnya.
"Bisa panggil aku dengan namaku saja?"
"..."
"..."
"Bisa,"
***
Berdiri di tempat pertama kali bertemu, keduanya kini berhadapan. Si gadis berkacamata kini menunduk guna menatap lawan bicara.
Jantungnya berdegup kencang dengan tubuhnya yang mendadak kaku.
"Aku menyukaimu,"
Gadis itu memiringkan kepalanya bingung. Mengerjapkan mata tak paham, ia kini tersenyum lebar.
"Aku juga—"
"Bukan sebagai teman atau sahabat. Tapi suka yang lain. Aku ingin kau jadi pacarku,"
"..."
"..."
"Haha ... "
"Hahaha ... "
"Ahahaha ... "
"Hahaha ... "
"Haha—bentar, serius?"
***
Play song : That One Got Away - Katy Perry
***
Tentang cinta yang tak seharusnya muncul. Tentang cinta yang tak seharusnya ada. Dan tentang cinta yang tak seharusnya tumbuh.
Jatuh cinta memang tak salah. Tapi mengapa harus dia yang menjadi pencuri hati? Mengapa harus dia?
Kehidupan melarang mereka bersama. Takdir melarang mereka bersama.
Bahkan Dewa melarang mereka bersama.
Lantas, apa lagi yang bisa dilakukan?
***
Malam itu, di pesisir pantai, sepasang mata dibalik bingkai kaca menatap sosok pujaan hati yang tengah berbincang dengan seseorang. Sosok itu menjauh. Kemudian, gadis itu berbalik.
"Maki ... -san?"
Maki berjalan menghampiri (Name). Sepasang mata hijau tua menyendu. Menatap dalam mata (Eyes Color)nya, Maki mengulas senyum lemah.
Angin malam ini begitu dingin. Hati yang sedang terluka semakin hancur dibuatnya. Begitu sepi dengan ombak yang sesekali menyapa kaki. Membuat sepatu yang dipakai tak lagi kering.
"(Name) ... "
Gadis dengan surai pendek menenggadah. Menatap Maki yang nampak begitu terluka.
Sang pemilik mahkota hijau tua tersenyum dengan matanya yang ikut menyipit.
"Jika ... jika kita terlahir lagi, dan saat aku lahir sebagai laki-laki, kau mau bersamaku?"
Nadanya begitu rendah. Terdengar serak dengan raut wajah yang begitu kacau.
Kelopak mata (Name) terjatuh dengan setetes likuid bening yang mengalir. Kurva terbentuk pada bibir dengan jawaban lirih yang terucap.
"Mungkin ... "
"—tapi bukan itu masalahnya, Maki-san. Bukan itu masalahnya ... "
***
Omake
Beberapa saat sebelum Maki datang
"(Name), kau gila?!"
Rin mengguncangkan tubuh sepupunya dengan kencang. Alis menukik tajam dengan wajah yang merah menahan amarah. Giginya bergemeratuk.
(Name) menunduk.
"M-maaf ... "
"Kau?! Kau jatuh cinta pada Zenin Maki?! Kau yakin itu bukan perasaan kagum?!"
(Name) menggeleng lemah.
"Argh!! Kau sadar kalau kalian sama-sama perempuan?!"
"I-iya ... "
Rin melepaskan tangan dari bahu (Name). Mengacak kasar rambut panjangnya, Rin menggeram.
"Dan kau!!! Kau lupa peraturan keluarga (Lastname)?! Tidak boleh jatuh cinta pada orang lain! Mau sesama atau beda jenis, tidak boleh! Kita tak bisa memilih, (Name)! Kita hanya bisa menikahi orang yang telah dipilih oleh kepala keluarga!!"
"..."
(Name) menunduk. Ia menggigit bibir bawahnya dengan kepalan tangan depan dada yang tercipta. Rin menghela napas berat. Matanya kini menatap sosok yang mulai mendekat.
"Selesaikan urusanmu, (Name). Kau tak bisa memilih, ingat itu. Jangan sampai kau berani melanggar peraturan, apalagi kepala keluarga. Aku bicara begini demi kebaikanmu,"
Rin perlahan menjauh. (Name) mengangkat kepalanya. Menoleh ke belakang, sosok yang menatapnya sendu terlihat.
"Maki ... -san?"
***
857 words
17 Desember 2020
Jadi ... ya gitu. Pas lagi dengerin lagu ini tiba-tiba muncul. Semoga suka, maaf kalau aneh.
Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro