Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

Light 6

Jiang Yuelou mengerutkan wajahnya yang tampan, bangkit dari meja dan mondar-mandir dengan gelisah. Dia mengambil satu menit untuk mengumpulkan pikirannya dan kemudian memberi tahu Zining apa yang telah terjadi dalam beberapa jam terakhir. Tentang polisi dan senjata mereka dan pikiran mereka untuk membobol rumahnya. Tentang pertemuan dengan seorang pemuda di halaman dan menemukannya bersembunyi di semak-semak. 
Tentang ketidakmampuannya untuk mengingat siapa dia atau apa yang telah terjadi padanya. Juga ingatan samar-samar tentang insiden penembakan yang terbawa hingga ke alam mimpi dan membuatnya mengigau.

Ketika selesai bercerita, Yuelou duduk lagi, merasa terengah-engah. 
Kepalanya sedikit berdenyut.

“Biasanya, hal pertama yang akan kulakukan adalah menelepon polisi,” kata Yuelou, “Tetapi pemuda itu mengatakan polisi mungkin terlibat dalam apa pun yang terjadi. Aku tidak ingin mengambil risiko melakukan hal yang salah atau berbicara dengan orang yang salah dan menempatkan Yuzhi dalam bahaya yang lebih besar.”

Zining bersandar di kursi dan menyesap tehnya tanpa segera berkata apa-apa. Dia tidak terburu-buru, tidak berbicara tanpa memikirkan baik-baik apa yang akan dia katakan. Yuelou memiliki ketenangan dan ketangguhan yang sama di ruang sidang mau pun kehidupan normalnya sehari-hari, biasanya justru dia yang menyampaikan rasa ketenangan yang tak tergoyahkan yang membuat semua orang iri. Tetapi malam ini Zining terlihat lebih tenang dan Yuelou terlihat sangat cemas. Mungkin karena emosinya sendiri meluap di bawah permukaan dan terasa bagaikan ada ancaman yang tak terlihat.

Mereka sudah saling kenal dengan santai selama bertahun-tahun, cukup untuk mengobrol dan berbagi makan siang sesekali. Awalnya Yuelou selalu menjaga jarak dengan rekan kerja wanita dan telah menolak beberapa pernyataan cinta dari beberapa kenalannya untuk sementara waktu, tetapi kemudian dia memutuskan bahwa dia membutuhkan seorang teman wanita di luar semua kesibukan, dan Zining telah terbukti sebagai seorang pendengar yang baik dan memiliki hati yang tulus padanya tanpa khawatir terjebak perasaan. Itu karena Zining telah bertunangan dengan seorang pebisnis bernama Yu Tangchun. Karena itulah Yuelou merasa nyaman dan mereka semakin dekat terlebih saat hal-hal dalam pekerjaan semakin buruk.

Zining lebih muda darinya. Berwajah klasik, rambut hitam melewati bahu. Hidung dan dagunya tajam dan runcing, mata yang tenang dan riasan sederhana. Sama seperti Yuelou, dia jarang tertawa, tidak peduli seberapa banyak orang lain mencoba membuatnya tertawa santai dengan lelucon yang tidak pantas, dia hanya akan menampilkan senyum lembut dan sedikit gelengan kepala. Sikap pendiamnya membuat Yuelou percaya bahwa dia bisa berbagi rahasia.

"Apakah Chen Yuzhi terasa akrab bagimu?" Zining bertanya. “Atau mungkin kau pernah melihatnya di suatu tempat."

Mata hitam Yuelou sangat intens seperti laser, dan ia melihat temannya bertanya-tanya melalui tatapan.

“Tidak. Rasanya belum pernah. Aku pernah bepergian ke berbagai kota tapi aku tidak ingat pernah melihatnya. Dia pemuda yang tampan. Rambut terpotong rapi, mata lembut yang menakjubkan. Dan ekspresi yang aneh dan polos sepanjang waktu. Bentuk dahi dan kerutannya sekilas mengesankan kalau ia sebenarnya mungkin pintar."

Menyadari bahwa ucapannya terdengar sangat terus terang dan penuh penghayatan, Yuelou terdiam sejenak. Tapi Zining menangkap emosi itu.

"Apa kau menyukainya?"

Yuelou menarik nafas dalam-dalam dan berkata dengan lebih tenang. "Kau mungkin bisa mengatakan bahwa aku menyukainya. Aku tidak selalu berhasil dengan wanita, tetapi dia dan aku tampaknya cocok."

"Kedengarannya tidak terlalu buruk," Zining melirik, tersenyum. “Kau tidak perlu lari dari perasaan itu.”

Yuelou tertawa singkat.

 "Aku? Kau tahu aku seorang pekerja serius. Aku tidak yakin bisa menjadi seorang kekasih yang baik."

“Itu tidak benar, Yuelou," Zining masih berkata lembut meski kali ini tanpa senyum.

"Bicaramu manis," kata Yuelou, mengangkat bahu. Dia menyesap teh, tapi itu sudah dingin.

"Pemuda itu," Zining melanjutkan. "Dimana dia sekarang?"

“Dia sedang tidur di lantai atas. Aku membiarkannya di tempat tidurku.”

“Bolehkah aku melihatnya?”

“Tentu, tapi cobalah untuk tidak membangunkannya. Aku khawatir dia mungkin takut menemukan orang asing di ruangan itu." Yuelou memperingatkan, entah bagaimana menjadi begitu cerewet terhadap hal-hal kecil.

Zining bangkit dan meninggalkan ruang makan. Yuelou tetap di tempatnya dalam kegelapan. Dia mendengarkan hentakan sepatu temannya di lorong dan merasakan pergeseran halus saat Zining naik ke atas. Tidak lama kemudian, langkah kaki mulai turun lagi, dan Zining kembali ke meja makan.

"Dia pemuda yang manis, bukan?" Yuelou tidak sabar ingin mendengar reaksi Zining. 

Wanita tampak berpikir sambil duduk. "Ya, agak tidak jelas karena ruangan gelap. Tetapi semua kesan yang kau gambarkan memang tampak di wajahnya. Kapan kau pertama kali melihatnya?"

“Tepat setelah tengah malam. Aku melihat dua petugas polisi tapi tidak mengenali mereka. Aku khawatir karena mereka mengeluarkan senjata. ”

"Apa kamu yakin akan hal itu?" Zining bertanya. “Itu gelap. Mungkin kau tidak melihat dengan jelas."

Yuelou menggelengkan kepalanya. “Ada bulan yang cerah. Aku melihatnya dengan jelas. Melihat senjata itu membuatku bertanya-tanya apakah mereka benar-benar polisi. Bagaimanapun, setelah mereka pergi, saat itulah aku melihat Chen Yuzhi di halaman. Aku pikir dia mungkin bersembunyi dari mereka. ”

"Apakah ada hal lain yang tidak biasa terjadi hari ini?"

Yuelou mengangkat bahu. 
“Maksudmu sebelum malam ini? Aku berada di rumah paman di Shanghai sepanjang hari, memasuki malam, aku tiba di kota ini."

Zinning nampak tidak puas dengan jawaban Yuelou, dia sepertinya ingin mendengar jawaban detail.
“Apakah kau ingat hal lain tentang hari itu? Ada sesuatu yang aneh?"

"Tidak," sergah Yuelou dengan keras kepala. "Dengar, aku tahu maksudmu, karena itu juga yang pertama kupikirkan. Aku pikir Yuzhi mengarang cerita, tapi  juga tidak berpikir dia datang ke sini secara khusus untuk menemukanku. Itu hanya keberuntungan bahwa dia berkeliaran di jalan dan menemukan villa ini."

"Keberuntungan?" Nada suara Zining lebih menggoda daripada serius.

“Yah, keberuntungan atau nasib atau apa pun yang kau ingin menyebutnya," Yuelou menggigit bagian dalam pipinya, tiba-tiba merasa lebih rumit.
"Lagi pula, pertanyaannya adalah, apa yang harus aku lakukan dengan dia? Pemuda itu ada di sini, dan dia sendirian. Aku tidak mengenalnya, tapi aku ingin membantunya. Aku merasa dia membutuhkan perlindungan.”

“Bagaimana kalau kita bicara dengan polisi bersama?" Zining menawarkan alternatif basi itu yang jelas tidak akan dilakukan Yuelou. Sepertinya dia juga cukup bingung dengan situasi ini.

Seperti yang sudah ditebak, Yuelou menggeleng. "Aku ingin mengetahui apa yang terjadi dan siapa yang terlibat. Sampai saat itu, aku pikir lebih baik tidak ada yang tahu dia ada di sini.”

"Bagaimana dengan pergi ke rumah sakit?" Zining bertanya. 

“Tentu, tetapi jika kita membawanya ke sana, mereka harus melaporkannya. Bahkan kupikir dia akan lari. Rumah sakit membuatnya takut karena suatu alasan. Dia berkata jika dia pergi ke sana, dia akan mati. Mengapa dia mengatakan itu? Apa yang terjadi padanya? Ada terlalu banyak misteri di sini. Aku ingin mendapatkan beberapa jawaban sebelum aku merasa nyaman menyerahkannya kepada orang lain.”

"Dan bagaimana kau berencana untuk melakukan itu?"

“Jujur, aku tidak tahu. Itu sebabnya aku meneleponmu. Aku tidak tahu harus berbuat apa lagi, dan aku tidak punya orang lain yang bisa membantuku.”

Zinning tersenyum tipis, “Yah, aku senang kau menelepon. Apa kau sudah menelepon pamanmu? Dia seorang komisaris polisi. Setidaknya dia bisa menjamin keamananmu dan pemuda itu."

Dengan wajah muram, Yuelou kembali menggelengkan kepalanya. “Itu bukan pilihan tepat. Paman memiliki banyak urusan."

Semenjak kehilangan orang tua, sebagai seorang anak, Yuelou memiliki kecurigaan pada setiap orang. Pamannya tidak luput dari keraguan itu. Guncangan psikologis pada masa awal masa remaja, membuat Yuelou merasa seluruh dunia adalah musuh yang patut dicurigai. Perlahan-lahan kecenderungan itu memudar, tapi setelah bertahun-tahun kemudian, keraguannya tidak pernah sepenuhnya hilang. Itu terkubur di bawah permukaan, tetapi tidak terlalu dalam sehingga ia terkadang merasa perlu melarikan diri.

Zining meneliti dengan sabar dan menunggu Yuelou menyusun rencananya. Temannya itu jarang sekali begitu antusias dan berempati sedalam ini pada orang asing. Mungkin dia merasakan keakraban yang sulit dijelaskan, atau dia benar-benar menyukai Chen Yuzhi. Mungkin juga ia tidak ingin kehilangan pemuda manis itu. Yuelou takut menghadapi kehilangan, dan sebagian orang akan memiliki kecemasan berlebihan. Tidak semuanya. Tetapi orang-orang menghadapi kehilangan dengan cara yang berbeda. Tidak selalu cara yang sehat. Terkadang terlalu banyak kesedihan dan seseorang bisa saja retak di dalam. 

"Tapi Yuelou, jika situasi tidak sebaik yang kau harapkan pada hari esok nanti, aku pikir kau harus memberi tahu pamanmu apa yang telah terjadi."

Yuelou membayangkan wajah pamannya di kepala, dan meringis, seolah-olah dia merasa itu akan mendatangkan masalah lebih banyak. Dia tidak ingin melibatkan pamannya. Tidak sekarang. Tidak ketika dia mengkhawatirkan pemuda asing yang belum jelas identitasnya. 

Dia bangkit dan pergi ke dapur menuangkan segelas air dingin untuk dirinya sendiri, dan kemudian dia kembali, menatap ke luar jendela pada kegelapan yang kosong. “Tidak ada yang bisa dilakukan paman untukku. Ini masalah sederhana."

Temannya menghela nafas pasrah. "Baiklah."

“Maafkan aku, Zining. Itulah yang aku pikirkan.”

“Aku tahu, dan aku tidak menyalahkanmu untuk itu. Aku hanya mencoba membantu.”

Yuelou menoleh dan memberikan sekilas senyum tampan miliknya yang langka.

Zining bangkit dari meja. “Lihat, sebentar lagi pagi. Aku harus kembali. Akan ada pekerjaan sibuk sepanjang siang tapi aku akan meneleponmu dan melihat apakah aku dapat menemukan cara terbaik untuk mengatasi situasi ini. Sementara itu, kenapa kau tidak istirahat saja. Lagipula kau sedang dalam masa cuti. Hal terbaik yang harus dilakukan adalah tetap di rumah dan tidak terlihat oleh siapa pun.”

Yuelou menyadari bahwa Zining benar. Tidak ada yang bisa dilakukan sementara ini. Terlebih di pagi hari, setengah mual, dan mata kabur karena kelelahan, serta kepala pusing.

"Baiklah, aku akan mengantarmu ke halaman." Yuelou mendekati Zining dan menepuk lengannya dengan lembut.

Dia bisa merasakan Zining ragu-ragu untuk keluar rumah, dia merasa agak cemas, dia tidak pernah melihat Yuelou tidak bisa menangani ekspresi dan emosi sebaik biasanya. 

"Aku tidak tahu apa yang akan kau lakukan," ujarnya pada Yuelou.
"Berhati-hatilah."

Pria tampan itu menanggapi dengan senyum kosong. “Aku akan segera berbicara denganmu lagi.”

Zinning mengangguk. Dia berjalan menuju halaman saat Yuelou meraih tangannya dan menahannya sebelum dia pergi. “Zining, satu hal lagi.”

"Apa?"

“Jangan terlalu banyak bicara kepada orang lain tentang apa yang sedang terjadi. Aku tahu kau mungkin berpikir aku berlebihan. Tetapi aku benar-benar tidak tahu siapa yang bisa kupercayai.”

Ekspresi Yuelou tenggelam, dan saat Zining menatap genggaman tangannya, ia memiliki perasaan aneh bahwa ada sesuatu yang akan mengancam, atau mungkin mengawasi gerakan mereka. Menyaksikan sorot mata Yuelou yang sama muramnya dengan langit dini hari, Zining menjadi sama tegangnya.

"Aku pergi dulu," akhirnya ia berbisik. Khawatir bahwa angin pun akan mendengarkan.

✨✨✨

To be continued
Please vote💙

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro