Bab 7
Cast : Sakura.H × Ikemen Prince
Genre : Kingdom And Romance
༶•┈┈⛧┈♛ ♛┈⛧┈┈•༶
Karna mimpi semalam aku hampir saja mati terbunuh di danau. Beruntung pangeran Yves menolongku.
Mimpi ini...
Tidak boleh di pikirkan dulu! Sekarang prioritas utama adalah ini.
Sakura duduk termenung di kursi berada di beranda kamarnya. Memerhatikan langit - langit sedang cerah ini.
Aku menyuruh Rio untuk mengecek rumah dan toko kita. Toko itu satu-satunya mata pencarianku di dunia ini. Kalau bukan dari toko itu, mungkin aku sudah sengsara di dunia aneh ini.
Beruntung dulu Ia pernah mempelajari bunga dari sahabatnya, Ino. Jadi Ia tahu tentang beberapa bunga, merawatnya dan bagaimana menjalankan toko bunga. Mengingat bunga Sakura jadi teringat dengan Ino.
Melihat sosok Pangeran Leon hendak keluar dari gerbang utama istana dengan berpakaian kemeja hitam celana hitam tanpa eksesoris pakaian kerajaan.
" PANGERAN LEON "
Teriakan Sakura begitu kencang membuat Leon kaget langsung menengok kearahnya.
Leon menatap Sakura berdiri melambai tangan dengan senyum lebar dia.
" Pangeran mau kemana! Boleh saya ikut?!" Sakura masih mengeraskan suaranya.
" Kemarilah! " Pangeran Leon balas mengeraskan suara.
Mata Leon dan beberapa pengawal disana terbelalak dengan aksi Sakura berdiri di atas beton pembatas beranda, beruntung gadis itu tidak memakai gaun melainkan pakaian dengan celana, itulah yang sempat di pikirkan pangeran ini.
Baju Sakura enggak ada jubah buntutnya ya.
Tanpa ragu Sakura melompat dari lantai tiga turun ke bawah, mendarat dengan mulus.
Mata Leon terus melihat kesosok Sakura yang belari kearahnya. Sesampai di hadapannya, gadis berambut aneh ini tersenyum dengan kedua tangan berada di balik punggung.
" Pangeran mau kemana. Boleh saya ikut? Saya bosan di sana tanpa melakukan apa-apa." Ujar Sakura dengan wajah cemberut.
Dan ya, pangeran pertama ini memerhatikannya.
" Aku akan berpatroli. Bukankah kau baru saja kemarin habis pulang menjalankan tugas bersama Pangeran Chevalier, Pangeran Clavis? " Ujar Leon. Keduanya berjalan beriringan keluar istana.
" Yah, tapi saya tetap bosan karna saya tidak bisa diam. Apa kita jalan kaki? Tidak pakai kuda? "
" Berbicaranya jangan formal, padahal kemarin kau berbicara non formal padaku. Tidak perlu pakai kuda, aku mau berpatroli sambil jalan-jalan, apa kau keberatan? " Di akhir kata bernada sinis.
" Untuk jaga sopan santun saya formal di depan umum, tapi kalau di izinkan ya saya bisa tidak formal pada pangeran, dan tentu saja aku tidak masalah karena aku sangat suka dengan jalan kaki." Berjalan paling depan, Sakura mengabaikan Leon yang berjalan di belakangnya.
" Apa kau tahu jalannya."
" Berarti Pangeran Leon harus mempercepat langkahmu."
Tanpa Leon tahu kalau dia mempercepat jalan dia sampai dia berjalan sedikit di depan Sakura, namun masih di samping gadis bernama Haruno Sakura ini.
Kemana pangeran Leon pergi maka Sakura juga mengikuti. Dari memerhatikan pembangunan, pegerakan warga, setiap di kota di perhatikan oleh pangeran pertama ini. Kalau Sakura tidak salah ingat, setiap pangeran memiliki pekerjaan masing-masing.
Pangeran Jin, Pangeran Leon, Pangeran Yves dan Pangeran Licht, mereka memegang pekerjaan Internal militer dan infrastruktur mengenai pelabuhan kerajaan Rhodolite.
Sedangkan untuk Pangeran Chevalier, Pangeran Clavis, Pangeran Nokto dan Pangeran Luke, mereka memegang pekerjaan menangani urusan negeri dengan Kerajaan lain dan perdangan dengan negara lain.
" Kak Leon, kau bersamanya? "
Dari balik badan Leon, Sakura memiringkan sedikit badannya - Menatap Pangeran Licht berdiri di depan Leon, sekarang juga menatap kearahnya.
Sakura beri senyum damai. Leon melirik sebentar lalu menatap Licht.
" Dia ikut, katanya bosan."
" Hn. Bukankah ini bagian kak Yves? Kenapa kak Leon turun tangan."
" Yves sedang membantu Nokto. Aku sedang tidak ada kerjaan jadi menawarkan diri saja."
" Sisanya sudah aku selesaikan, jadi tidak ada yang harus di cek lagi."
" Jadi kita kembali ke istana? "
" Tunggu dulu..! "
Leon dan Licht serentak menatap Sakura yang barusan menghentikan mereka kembali ke istana.
" Daripada bosan di istana lagi, bagaimana aku ajak kalian ke toko bunga milikku? Tidak jauh dari sini." Ucap Sakura.
Licht melirik Leon. Leon yang tahu kode dari Licht, menjawab. " Tidak masalah. Kita tidak ada urusan lain lagi kan." Mendengar pendapat kakak keempatnya, Licht mengangguk, menandakan dia juga ikut.
Sakura belari kecil mendahului kedua pangeran yang mengikutinya - membalikan badan, senyum Sakura melebar dan menyeruakan kata.
" Ayo pangeran. Aku tunjukan toko bunga milikku, kalian tidak akan menyesal." Dengan wajah berseri senang yang tidak sabaran.
Baik Leon atau Licht tidak bisa berkata. Mereka terdiam melihat ekspresi wajah Sakura menurut mereka .. Manis.
Sakura memimpin jalanan. Jalan menuju toko bunga Sakura tidak jauh dari tempat keramaian toko di kota. Memasuki gang, menuruni tangga, berbelok dan sampai di sebuah toko perbanduan cat merah muda, biru muda dan bunga-bunga depan toko mempermanis suasana toko.
Sakura membuka pintu. Pertama Sakura lihat sosok Rio dan satu perempuan berambut coklat susu.
" Nona Sakura " Sahut keduanya bersamaan.
" Rio, aku datang kesini bersama Pangeran Leon, Pangeran Licht, tadi cuma keliling kota sekalian saja mampir kesini." Ujar Sakura. Mendekati Rio di ikuti kedua pangeran.
Rio dan perempuan tadi membungkuk memberi hormat ala kerajaan.
" Salam kepada pangeran Kekaisaran Rhodolite, kejayaan menyertai pangeran."
Setelah itu, Sakura menyuruh Leon dan Licht untuk mengikutinya. Licht dan Leon mengikuti gadis berambut nyentrik ini, mereka melihat gimana Sakura memilih beberapa bunga - bunga.
Kondisi isi toko bunga ini sangat bersih, tataan bunga yang rapih dan berbagai bentuk bunga, bunga-bunga juga bermekaran sangat indah cantik dan wanginya semerbak isi toko.
Membalikan badan. Sakura kasih masing - masing bunga lily bewarna kuning.
" Bunga lily kuning melambangkan persahabatan baik. Yah, anggap saja lambang aku ingin berteman baik selama tinggal di istana."
Leon dan Licht belum mengambil bunga itu dari tangan Sakura. Mereka masih memerhatikan bunganya, Licht mendengus.
" Kau terlalu naif. Bagaimana bisa aku berteman baik dengan kau.." Ujar Licht.
Ujung alis Sakura berkedut.
" Jika pangeran Licht tidak menyukainya tidak masalah, tapi Pangeran Licht bisa ambil bunga ini dari seorang rakyat memberikan hadiah pada pangeran kerajaan Rhodolite tidak apa-apakan?"
Alis Licht ikut turun kebawah. Dia tampak tidak suka dengan nada sinis Sakura lontarkan barusan. Padahal dia duluan yang mulai..
" Aku ambil.." Licht dan Sakura menatap Leon mengambil bunga lily ini. " Aku menghargai pemberianmu." Leon tersenyum yang membuat perempuan manapun senang, tapi tidak untuk Sakura.
Licht melirik Sakura. Biasanya perempuan manapun pasti senang dan terpesona jika melihat senyuman dari Leon.
Sakura menatap Licht mengambil bunganya juga.
" Nona Sakura apakah mau kembali sekarang? " Tanya Rio yang baru datang.
" Aku ingin jalan-jalan mengelilingi kota lagi."
" Tapi aku masih ada pekerjaan di toko ini Nona." Ujar Rio, wajah dia menyesal.
" Tidak apa. Kau tahu aku sudah terbiasa jalan-jalan sendiri."
" Tidak perlu sendirian, aku dan Licht akan temani." Sahut Leon. Sakura dan Rio menatap kedua pangeran.
Sakura langsung tersenyum pada Rio yang di tanggapi anggukan kepala. Dengan senang Sakura berjalan keluar bersama kedua pangeran Rhodolite.
Rio terlihat tidak suka, namun dia kembali masuk kedalam toko.
༶•┈┈⛧┈♛
Memasuki perpustakaan kota. Sakura memerhatikan semua buku yang tertata rapih di dalam rak.
Tadinya dia masih bersama Pangeran Leon dan Licht, tapi Pangeran Licht tengah membeli kue sedangkan Pangeran Leon tengah berbicara pada salah satu penduduk yang memberi keluhan. Jadi Sakura datang kesini sendirian setelah minta izin pada Leon.
" Wahhh, bukunya bagus dan banyak sekali." Mata Sakura berbinar.
" Apakah anda menyukai bukunya? "
Langsung berbalik, sosok wanita cantik berambut coklat panjang dengan mata coklat madu yang lembut, badannya tinggi ramping, tinggi Sakura hanya mencapai cuping wanita ini.
Foto di atas contoh tinggi Sakura sama Emma, badan Sakura mungil ya 😊 maaf kalau gambar ada yang salah.
Begitu antusias Sakura menjawab dengan anggukan kepala. Wanita di depan Sakura langsung memasang wajah senang juga.
" Kalau begitu bolehkah saya merekomendasikan buku bagus pada anda."
" Boleh, aku ingin melihatnya."
Wanita ini mengantar Sakura ke sebuah rak buku bercerita novel. Banyak judul novel yang membuat Sakura tertarik, lihat mata emerald ini begitu berbinar melihat judul dan isi novel-novelnya.
Menentukan buku apa yang di pinjam, Sakura keluar dari toko di temani wanita tadi yang juga merupakan penjaga perpustakaan kota.
" Terimakasih sudah menunjukan buku ini. Namaku Sakura Haruno, panggil saja Sakura."
" Namaku Emma. Aku baru pertama kali mendengar nama Haruno Sakura?"
" Haha.. Haha.. Aku sudah diberi nama itu sejak kecil." Sakura tertawa canggung tapi berusaha agar tidak mencurigakan.
" Karna sudah tahu nama masing-masing, lain kali bersikap tanpa kata formal ya!" Kata Sakura yang di jawab." Baiklah " oleh Emma.
" Sampai jumpa Emma."
" Sampai jumpa Sakura." Emma membalas lambaian tangan Sakura.
Dia tersenyum senang sampai matanya menyipit. " Akhirnya aku punya teman di kota ini." Gumam Emma.
Baru mau masuk gedung perpustakaan, sebuah suara kembali menghentikan Emma.
" Tunggu.. "
Menatap sosok Leon baru datang. Mata Emma seketika terperanjat, wajah tampan Leon mungkin memengaruhi Emma.
" Apa kau lihat perempuan rambut pink nyentrik? "
" .. Ah! Maksud tuan, Sakura? Dia baru saja ke arah sana." Menunjuk sisi lain Emma dimana Sakura pergi tadi.
" ' Sakura? ' Kau kenal dia? "
" Itu, tadi kami sempat berkenalan di dalam perpustakaan ini."
Leon langsung menatap perpustakaannya. Dia kembali menatap Emma dan beri senyum alanya yang biasa dia umbar pada semua orang.
" Kalau begitu terimakasih Nona."
Emma memerhatikan punggung Leon yang pergi menjauh kejalan yang di tunjukan tadi.
.
.
.
.
.
.
Sakura memutari jalanan, lagi pula masih ada waktu sampai ia kembali ke tempat Leon tadi.
Air mancur di tengah jalan menarik perhatiannya. Sakura berjalan menuju air mancur itu, tapi dia menabrak seseorang.
" Maaf tuan, saya tidak sengaja." Ucap Sakura membungkuk badan.
" Kenapa kau disini, dimana kak Leon?"
Mengenali suaranya, Sakura mengangkat wajah, dia menatap Licht berdiri depannya. Di pandangi beberapa saat mata merah Licht.
" Ke-kenapa melihatku seperti itu! " Seru Licht bernada tak suka.
" Ma-maaf Pangeran. Aku tadi sudah minta izin Pangeran Leon mau ke perpustakaan kota, lalu jalan-jalan sebentar dan lihat air mancur itu, jadi aku mau kesana." Sakura menjelaskan.
" Biar aku temani. Bisa repot tamu istana kenapa-napa."
Tanpa menjawab lagi, Sakura biarin Licht ikut. Dia duduk di atas beton lingkaran air mancur, menatap sekeliling dengan senang. Licht juga duduk di samping Sakura.
Tak lama Leon datang mengagetkan mereka.
" Kau menghilang begitu saja! "
.
.
.
.
.
.
.
.
Leon Pov
" Tck! Gadis jambu itu susah sekali di cari. Kata Nona itu dia pergi kearah sini." Gerutu Leon yang sudah cari di jalanan kota namun Sakura belum kelihatan.
Rambutnya itu tidak biasa dan belum ada orang sini yang memiliki rambut itu, jadi seharusnya dia mudah di temukan, tapi kenapa susah sekali!
Leon memerhatikan kepala pink duduk di beton bundaran air mancur, gadis itu bersama Licht, aku menggeram kesal. Di hampiri.
" Kau menghilang begitu saja! " Seruku.
Aku menahan bibirku naik saat lihat wajah kaget Sakura karna kedatanganku yang tiba - tiba.
Lihat dia, dia mengembungkan satu pipi, tatapan mata hijau itu juga kesal.
Kenapa ada yang menggelitik di dadaku.
" Tadikan aku sudah minta izin sama pangeran Leon."
" Iya, tapi harus kembali ke tempat tadi, ini malah pergi ketempat lain." Ujarku, enak saja mau menyalahkanku seorang pangeran.
" Aku lihat air mancur ini, karna tertarik aku datang kesini bersama Pangeran Licht yang tidak sengaja bertemu di situ."
Kenapa aku kesal.
Kau harus bersikap biasa Leon!
Leon dengan wajahnya seperti biasa, dia mengembangkan senyum seringai.
" Apa kalian berkencan? " Ujar Leon.
" Itu tidak mungkin, kan aku bilang kami tidak sengaja bertemu." Sanggah Sakura.
Dan itu membuatku lega.
Tapi aku masih saja ada rasa kesal.
" Kenapa kalian tidak langsung ke tempat tadi, aku kan jadi harus mencari gadis ini." Ucap Leon.
" Aku berpikir menemani Sakura, jika terjadi sesuatu pada tamu istana nanti kita yang akan repot." Jawab Licht yang masuk akal bagi Leon.
" Ayo kita kembali saja. Lain kali jangan asal pergi, kau harus kembali ke tempat tadi setelah urusan selesai." Kataku juga melayangkan tatapan kesal.
Aku lihat wajah bingung dan menyesal gadis pink ini. Dia mengangguk dan mengatakan " Maaf, aku salah "
Leon Pov
" Maafkan aku Pangeran Leon, aku tidak akan melakukannya lagi." Ucap Sakura sadar kalau dia memang salah.
Seharusnya dia kembali ke tempat Leon bukan ke tempat lain dan buat Pangeran ini mencarinya.
" Yasudah. Kita kembali ke istana." Ucap Leon. Dia berjalan duluan.
Sakura mengikuti, Licht juga, berjalan agak jauh di sisi Sakura.
" Aku beli kue banyak. Kau suka kue manis?" Licht melirik Sakura.
" Aku suka sekali yang manis."
" Aku beri satu. Anggap saja balasan bunga tadi, kau ingin berhubungan baik dengan kami selama di istana kan."
" Iya, aku tidak mau bermusuhan dengan para Pangeran selama di istana." Licht beri kotak berisi kue dia beli. " Terimakasih Pangeran Licht." Sakura kasih senyum lebar sampai matanya menyipit.
Licht hanya bergumam, dia menatap kedepan lagi, ada semburat merah tipis di pipi lainnya.
" Cih "
Begitu pelan Leon berdecih. Dia melirik tajam ke belakang, ke Sakura dan Licht.
T. B. C
Ayo dong para reader's sekalian, vote cerita ini biar aku makin semangat aupdate nya 🤗
Kasih vote dan komentar kalian ya, dan ikuti akun ini supaya tidak ketinggalan aupdatetan chapter baru ceritanya.
Sampai jumpa lagi 🙋♀️
Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro