Dream 🌧
.
.
.
Treasure In My Life
By: Monica F
.
.
.
Happy Reading
Seorang pemuda dengan surai blue space itu tengah memandangi keuwuan dari si kembar sembari meneguk secangkir teh. Meratapi nasib karena dirinya ditinggal begitu saja di kamar apartemen milik center Trigger itu. Itu sangat menyulitkan bagi Izumi Iori karena ia begitu tersiksa di sana karena harus menahan diri agar tidak berucap 'kawai'
Beralih pada si kembar yang menjadi tontonan Izumi Iori.
Si surai merah itu memegang tangan putih sang kakak dan membuat tangan itu menyentuh pipinya. Senyum khas milik Nanase Riku tersirat manis di bibirnya.
(Sc: twitter)
"Riku sayang Tenn-nii, hehe" Ujar Riku tertawa kecil.
Tenn menggunakan satu tangannya yang bebas untuk mengusap pipi gembul adiknya "Tenn-nii juga sayang Riku"
Lantas ia melirikkan mata melalui pucuk mata pada Iori yang sedari mengamati mereka. Seraya berucap melalui tatapan mata 'Jangan lihat!'
Mengetahui lirikan tajam yang berasal dari Tenn, Iori lebih memilih mengalihkan pandangan daripada kena hantam oleh Tenn.
~~
Kini Riku tengah duduk di tengah sofa sembari memeluk bantal kecil dengan kedua tangannya. Tersenyum manis ketika ia melihat sang kakak yang tampil di layar TV bersama dua member Trigger. Sebenarnya ia berniat untuk ikut namun tidak jadi karena takut keberadaannya disadari penggemar dan malah membuat suasana menjadi ricuh. Ia tidak ingin konser Trigger kacau hanya karena fans mengenalinya.
"Tenn-nii benar-benar hebat dan Trigger sangat keren!" Komentar Riku dengan mata berbinar-binar.
"Aku memang kesepian di saat Tenn-nii tidak ada. Tapi aku sangat menantikan menonton konser Trigger...meski hanya dari televisi" Monolog Riku yang pandangan matanya tertuju pada layar TV yang menampilkan center Trigger.
Setelah perbincangan singkat konser Trigger resmi dimulai. Riku melambaikan lighstick yang entah didapatnya dari mana sembari memanggil-manggil nama member Trigger terutama Tenn layaknya fans.
Sesuai dugaan konser Trigger benar benar luar biasa. Suara ketiga orang itu menggetarkan seisi panggung, dan Riku dapat merasakan getaran itu meski ia tidak hadir di gelanggang secara langsung.
Hingga akhirnya konser berjangkan 2 jam itu hampir selesai. Trigger akan menyanyikan satu lagu terakhir sebagai pemenuhan dari permintaan Encore.
Riku yang sedari tadi setia menatap live konser itu melalui layar kaca, memasang senyum lebar di wajahnya. Ia benar benar mengagumi sang kakak yang merupakan bintang pribadinya.
Riku tetap mempertahankan senyum lebar itu hingga ia melihat sesuatu yang terjadi selanjutnya. Dalam seperkian detik senyum lebar itu menghilang berubah menjadi teriakan histeris serta air mata yang langsung mengalir keluar.
Manik crimson itu membelalak dan bola matanya bergetar. Riku menatap ngeri pemadangan di layar TV. Dengan suara teriakan histeris dari para fans juga suara dari si surai uban dan brown sugar itu. Benar benar kacau.
Riku mematung di tempat, tatapan matanya tidak teralihkan sedikitpun. Tubuh Riku seketika berkeringat dingin.
"Te-Tenn-nii!!"
Nampak pada layar kaca itu saat lampu panggung tiba tiba jatuh tepat pada tempat center Trigger berdiri. Dan itu jatuh menimpa kepala Tenn secara langsung.
Selanjutnya tentu saja...
Teriakan histeris dari para fans ketika mendapati idol Trigger tergeletak di lantai panggung dengan cairan kental bewarna merah yang mengucur keluar dari kepala.
Karena merasa syok Riku menjadi terdiam pada posisinya. Riku sontak memegangi kepalanya yang terasa berdenyut kencang. Tiba tiba sebuah suara seperti komputer rusak berdengung keras di dalam kepalanya dan selipan kata per kata terdengar.
"Sesuatu"
"Yang"
"Terkabulkan"
"Pasti"
"Memiliki"
"Bayaran"
"Ini"
"Baru"
"Permulaan"
.....
*Riku! Riku!
Samar samar Riku dapat mendengar namanya dipanggil oleh seseorang. Suara familiar itu berhasil membuat Riku membuka lebar kelopak mata yang menutupi manik merahnya.
Nafasnya tersengal dan keringat dingin memenuhi seisi wajah serta tubuhnya. Nampak bulir bening bersarang di pucuk mata Riku.
"Riku" Tenn memegang lengan adiknya demi mendapat fokusnya "Riku ada apa?" Tanya Tenn khawatir.
Riku nampak terkejut saat memandang kakaknya sendiri. Segera mengubah posisi menjadi duduk, Riku langsung memeluk erat tubuh kurus Tenn.
"Riku? Riku bermimpi buruk ya?" Tebak Tenn berusaha menenangkan adiknya dengan menepuk pelan punggungnya.
"Te-Tenn-nii...hiks" Riku menyembunyikan wajahnya pada dada bidang Tenn. Dirinya bahkan meremas kuat baju yang dipakai oleh kakaknya.
"Daijobou... Daijobou Riku..." Tenang Tenn berganti mengelus punggung Riku naik turun.
"...Tenn-nii..." Riku hanya bisa mengucapkan nama Tenn berkali-kali disela isaknya.
"Itu hanya mimpi Riku" Ujar Tenn dengan nada lembut "Jangan takut Tenn-nii ada di sini" Kata Tenn membalas pelukan Riku.
'I-itu benar hanya sekadar mimpi kan?'
'Tidak! Itu memang mimpi. Hanya mimpi buruk!'
-To be Continued-
Waduh chap kali ini pendek banget TwT
Gomenee...
Saya lagi kehabisan ide dan mood sedang buruk, dakara... Gomen 🙏
Next chap bakal kuusahain agar lebih panjang =D
Arigatou~
Ja~ bye bye
Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro