Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

An Accident?

.
.
.

Treasure In My Life
By: MonMonicaF

.
.
.

Happy Reading

Matahari mulai menampakkan diri dari arah timur. Menyebarkan cahayanya ke segala penjuru yang berada dalam jangkauannya. Suara burung berkicauan terdengar saling bersautan satu sama lain. Langit biru nampak membentang indah serta gumpalan kapas-kapas putih yang menghiasi. Semilir angin berhembus dengan lembut, menerbangkan baik dedaunan yang bertengger di akarnya maupun dedaunan yang telah gugur.

Alarm telah berbunyi memaksa dua orang itu untuk segera bangun dari mimpinya. Kelopak mata yang awalnya menutup, dibuka secara perlahan menampilkan manik crimson cerah miliknya. Sedikit memutar tubuh untuk melakukan peregangan, lelaki itu melirik pada kembarannya yang sedang mengulurkan tangan untuk mematikan alarm tersebut.

Menampilkan senyum pertamanya di pagi ini, si manik crimson menduselkan kepalanya pada sang kakak yang baru saja berbalik badan setelah mematikan jam yang berisik itu. "Ohayo Tenn-nii!"

"Ohayo Riku," balas si surai baby pink yang sudah terbiasa dengan tingkah Riku yang tiba-tiba itu.

"Tenn-nii bakal pulang malam kan?" tanya Riku menatap kakaknya.

"Begitulah. Jadwalku cukup padat hari ini," jawabnya melingkarkan satu tangannya memeluk tubuh adiknya.

"Aku akan mengantarmu ke dorm Idolish7 sebelum berangkat kerja. Karena kau pasti akan kesepian seorang diri," ucap Tenn.

Menyembunyikan wajah dengan cara menduselkannya pada dada bidang kakaknya, Riku membalas, "Aku bisa sendiri kok"

"Hm? Baiklah," Tenn-

"..."

Hening melanda selama beberapa menit hingga ketenangan keduanya terusik oleh bunyi bel yang menandakan jika mereka memiliki tamu. Dengan mendengus kecil, Tenn menyingkirkan selimut yang menutupi sebagian tubuhnya, dan bergegas untuk mencari tau siapa tamu mereka.

"Huh... Siapa sih yang datang pagi-pagi begini?!" omel Tenn melangkahkan kaki keluar kamar dibuntuti oleh Riku di belakang.

Gambar tampil di layar persegi empat yang terpampang, menampakkan sosok ossan hijau lumut bersama si bule Cocona lovers dan emaknya ainana juga si tiang biru muda pecandu ousama pudding di luar.

Tenn memasang wajah datar, seperti ini -_- saat melihat beberapa orang bertamu sepagi ini. Menghela nafas kasar ia segera membukakan pintu, membiarkan keempat orang beda panggilan itu untuk masuk ke dalam.

Ia memberikan tatapan dingin khas miliknya pada empat orang itu. "Apa yang kalian pikirkan sampai bertamu sepagi ini?"

"Ma-Maa... Jangan menatap kami begitu, Kujo..." balas si mata empat.

"Yes. Kami ingin menemui center tercinta kami desu," sahut Nagi.

"Rikkun, Rikkun kemarin aku memenangkan boneka ousama puding segedhe ini," ucap Tamaki sembari menggerakkan tangannya untuk membentuk boneka ousama pudding yang dimaksutkannya.

"Wah?! Itu bagus Tamaki!" respon Riku memberikan senyum khas miliknya.

"Dengan melihat Riku saja, aku serasa mendapatkan healing," ujar Yamato.

"A-haha.. Gomene Kujo, sebenarnya leader kami mengatakan jika memiliki firasat buruk sejak kemarin... dan itu..." jelas Mitsuki nampak ragu di akhir.

"Mungkin tertuju pada Riku?" lanjut Tenn yang diangguki oleh si surai jeruk.

"Ehhh akuuu?!" tanya Riku menunjuk dirinya sendiri.

"Itu hanya firasat Riku and maybe it's just our worrying too much," balas Nagi.

"Baguslah jika kalian datang. Kebetulan hari ini jadwalku sampai malam dan tidak ada yang menemani Riku di sini," ujar Tenn.

"Yeyy! Aku bisa bermain dengan Riku seharian!" sahut Tamaki bersemangat.

"Tama kurasa di umur kita sudah bukan waktunya untuk bermain," balas Yamato menggelengkan kepalanya.

"Kalo makustunya tua... kan yang tua Yama-san bukan aku," balas Tamaki entah kenapa perkataannya menohok si lumut bermata empat itu.

"O-onii-san belum tua!!" bantahnya.

"Ouh.. we are all young desu-," ucap Nagi.

"Kau benar Nagi! Tumben perkataanmu bagus juga," balas Yamato niatnya tersenyum lega sampai Nagi melanjutkan kalimatnya yang tersela.

"Except for Yamato," lanjut Nagi membuat ossan itu tertohok dua kali.

"Benar, umurku saja sudah berkepala dua berarti Yamato-san otw kepala 3 yang berarti termasuk tua," sahut Riku dengan wajah polosnya.

Yah... kasian sekali si lumut itu mendapat tohokan untuk ketiga kalinya dalam waktu 5 menit kurang. Ingin marah namun apa dayanya ketika melihat wajah tampak tak berdosa milik center imut nan manisnya itu. Terlebih pawangnya sangat menyeramkan. Pada akhirnya ia hanya bisa tertawa lesu meratapi nasibnya yang dibilang tua. Dalam hati ia membatin, 'Yang penting aku tidak setua Yuki-san,'
Aduh- bisa bahaya jika terdengar oleh oknum Y.

/ oke balik

Mitsuki tertawa canggung melihat kelakuan tiga orang yang sedang membuat Yamato menjadi pundung seketika. Perhatiannya lantas tertuju pada Tenn yang hanya menatap diam kelakuan member Idolish7 itu. "Kalau begitu Kujo, kami akan tinggal di sini sampai kau pulang," ujarnya dan mendapat anggukan sekali dari Tenn sebagai balasan atas ucapannya.

"Jangan biarkan Riku melakukan sesuatu yang berbahaya tau membiarkannya pergi seorang diri," ucap Tenn.

"Ha'i Ha'i. Bersiap-siaplah berangkat kerja sana," balas Yamato lantas ia berucap seperti ingin mengusir si pemilik kamar apartemen itu.

~~

Waktu terus berjalan hingga hari pun telah menjadi malam. Berniat mengganti kostum konser dengan baju yang dipakainya saat berangkat, Tenn melangkahkan kaki menuju ruang ganti. Namun ia menghentikan langkah ketika jalannya dihadang oleh seseorang.

Ia menekuk alisnya sehingga menciptakan kernyitan di dahi. "Ada urusan apa denganku?"

"Jangan menatapku seperti itu Tenn, bagaimana jika kita berbicara sebentar?" tawar pria paruh baya itu.

"Maaf, sayangnya aku tidak punya banyak waktu," balas Tenn ingin segera pergi dari sana.

"Kau yakin tidak ingin kembali padaku?" tanyanya tanpa mempedulikan perkataan Tenn barusan.

"Jawabanku tetap sama walau kau bertanya berkali-kali padaku," jawab Tenn.

"Apa menurutmu semua akan baik-baik saja jika kau menolakku?" tanya pria paruh baya itu dengan nada menyindir.

"Hah? Apa maksutmu?" balas Tenn bertanya.

"Mungkin saja akan ada sesuatu yang buruk terjadi pada kembaranmu...," ujarnya sambil memasang senyum di wajahnya membuat si surai baby pink menjadi tidak nyaman dengan situasi ini-- seperti ia merasakan ancaman.

"Hah?" Tenn-

Pria itu memajukan langkah dan berbisik di dekat center Trigger itu, "Bagaimana jika misalnya adik kesayanganmu itu berada dalam bahaya?"

Tenn menggigit ujung bibir bawahnya sendiri dengan mengepalkan kedua telapak tangannya dengan erat. Emosinya menjadi tidak stabil sesaat setelah mendengar perkataan yang keluar dari mulut Kujo Takamasa.

Melirik melalui sudut matanya Tenn memandang Takamasa dengan tajam. Berusaha menahan emosinya yang tidak teratur ia membalas, "Jika sesuatu sampai terjadi pada adikku, aku tidak akan mengampunimu"

"Entahlah~ Kira-kira apa yang akan terjadi kedepannya, tidak ada yang tau~" ucap Takamasa berjalan meninggalkan Tenn usai berbicara.

Memukul dinding di dekatnya dengan kepalan tangannya, Tenn berdecak. "Ck! Tidak akan kubiarkan,"

.
.

"Ayolah Tenn. Tidak akan terjadi apapun, di sana juga ada Yamato-kun kan jadi semua akan baik-baik saja. Jangan terlalu cemas," ujar Ryuu memegang sebelah pundak Tenn.

"Bersantai sebentar kan tidak masalah," sahut Gaku menyeruput minuman yang dipesannya.

"Iya iya," balas Tenn diakhiri dengusan kecil.

"Bocah kau bilang si Kujo seperti mengancamu dengan menggunakan Nanase kan? Hah.. orang itu, obsesinya sudah tidak normal," ujar Gaku.

Menghela nafas kecil Tenn mengangkat gelas berisi es jeruk itu menuju dekat dengan wajahnya sembari menggoyangkannya perlahan supaya cairan dalam gelas itu tidak tumpah.

'Tidak akan kubiarkan sesuatu yang buruk terjadi pada Riku, tidak akan' benak Tenn memegang erat gelas itu.

- Di sisi lain -

"Riku, Riku, kemarilah! Tamaki juga!" suruh si surai jeruk kepada dua orang yang dianggapnya sebagai adik.

"Ha'iiii!" balas si surai merah dengan senyum lebar menghampiri Mitsuki.

Duduk di tengah diapit oleh kedua orang yang dipanggilnya barusan, Mitsuki menggunakan tangannya untuk mengelus surai merah Riku serta tangan satunya membelai surai biru muda milik Tamaki.

"Ouwh Mitsuki watashi juga mau memberi love ke Riku and Tamaki desu!" sahut Nagi menarik Tamaki menjauh dari jangkauan Mitsuki.

"O-oi Nagi! Dasar!" Mitsuki-

"A-hahaha Nagicchi itu geli," ujar Tamaki ketika Nagi dengan jahilnya menggeletik tubuh bagian sampingnya.

Mengabaikan Nagi yang sedang menjahili Tamaki, si surai jeruk memeluk center kesayangannya dengan lembut sembari memanjakannya seperti biasa. Rasanya sudah lama sejak hari di mana center mereka dinyatakan meninggal. Ia sangat rindu momen di mana dirinya memanjakan Riku.

"Riku kau tetap imut seperti biasa, membuatku gemas!" ujar Mitsuki mengacak surai merah itu.

"Hahaha, begitukah? Tenn-nii juga berkata demikian," balas Riku.

"Tentu saja! Center Idolish7 kan dikenal dengan pesona imutnya," sahut Yamato.

Melihat ke arah jam yang menunjukkan pukul 7 malam, Tamaki teringat akan sesuatu. "Oh ya sebentar lagi Tenten akan pulang kan berarti kami harus segera pergi dong...," ucapnya cemberut.

"Ah iya, kalau mau kau bisa mampir lagi kok Tamaki ^^" balas Riku tersenyum ramah.

"Benarkah?" Tamaki-

"Tentu saja!" Riku-

- Kembali ke sisi Trigger -

Memundurkan kursi sedikit ke belakang, Tenn berdiri dari posisi duduknya. Tak lupa membawa tas kecil miliknya lantas berpamitan dengan dua member Trigger lainnya yang sepertinya akan berada di sana lebih lama. Karena hari sudah menjadi gelap si pemuda bersurai baby pink itu ingin segera pulang. Ia menaiki taksi untuk kembali menuju ke apartemennya.

Memandang sosok pemuda bersurai baby pink itu dari posisi duduknya, leader Trigger itu lantas mengalihkan pandangan ketika taksi yang mengantar centernya telah melesat pergi. "Orang itu begitu menginginkan Tenn demi obsesinya, egois sekali"

"Padahal ia membuang Tenn waktu itu dan kini ia ingin memperalatnya kembali?! Tidak bisa kuterima!" lanjut Ryuu memukul meja di hadapannya.

"Dan orang sialan itu menggunakan Nanase untuk memperdaya Tenn. Menyebalkan!" ujar Gaku menaruh gelas yang sudah kosong itu ke meja dengan keras.

Dan tak lama...

*Brak

Mendengar suara benturan yang cukup keras membuat kedua orang itu serempak berdiri. Dapat mereka lihat orang-orang di luar nampak berlari ke arah yang sama dengan membawa umm... camera?

Saling bertatap-tatapan selama beberapa detik. Tanpa banyak pikir mereka langsung ke luar dari cafe, mengikuti ke mana orang-orang pergi dan berkerumun.

Setelah mendengar suara seperti benturan tepatnya tabrakan, seketika perasaan Gaku dan Ryuu menjadi gelisah. Bulir keringat dingin keluar dari lubang pori-pori di wajahnya. Entah kenapa tubuh mereka seperti menjadi gemetaran, merinding? Tidak tau.

Oleh sebab itu mereka mencari tau.

Keduanya meneguk liur, berusaha menghilangkan rasa cemas dan gelisah yang semakin memuncak ketika sampai di tempat orang-orang berkerumun. Tidak jauh dari cafe dan bisa ditempuh dengan berlari kecil, nampak sebuah mobil taksi menabrak sebuah gedung.

"R-Ryuu..," panggil si surai uban itu dengan nada bergetar dan pandangan yang tidak lepas dari mobil yang terlihat mulai terbakar.

"Ta-taksi itu... taksi itu...," sementara member tertua Trigger hanya bisa mengucapkan kata sama yang berulang. Mulutnya terasa kaku ketika ingin berucap.

Padahal belum sampai 5 menit ketika dia berpamitan untuk kembali ke apartemen. Siapa yang menduga ini akan terjadi?

Tidak ingin memikirkan ini terlalu jauh, tidak ingin berpikir yang tidak-tidak, dengan mengepalkan kedua telapak tangannya dengan erat, leader Trigger itu berlari membelah paksa kerumunan disusul oleh Ryuu di belakangnya.

'TENN!'

.
.

-To be continued-

.
.

Astaga aku nulis apaan sih T__T Makin lama makin gaje aja nih story TwT mana ketikanku makin hari makin berkurang wordnya... mager juga... / cry
Utang menumpuk bak cucian baju... ^^
Lagi PAT juga watashi :D
Intinya mon maap chapternya nya makin ngadi² TwT
Votenya dong kawand! ^^
*ngilang

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro