PROLOG
Acha: Gue denger jelas banget, di menit 15:55. Kayak suara cewek nangis nggak, sih?
Dara: Demi apaaa, gue juga denger jelas banget!
Pagi itu di salah satu sudut lorong sekolah yang sepi, Kairo tengah memeriksa keributan yang terjadi di grup WhatsApp kelasnya sembari menunggu bel masuk berbunyi. Cowok itu menggulir layar ponselnya pelan-pelan agar tidak melewatkan satu pun obrolan teman-temannya yang sedang seru.
Bagong: Settingan ini mah!
Chika: Merinding banget! Untung gue dengerin pas udah pagi.
Ilham: Kalau settingan gue kecewa sih, gue penggemar berat Briska soalnya.
Sumber awalnya adalah Ilham, teman sekelas Kairo yang mengirim tautan sebuah kanal podcast berjudul Podcase. Kanal itu belakangan sedang terkenal di kalangan siswa SMA Lentera Victoria. Seorang Kairo Elyas, yang biasanya membuka grup WhatsApp kelas hanya untuk menghapus obrolan, kali ini jadi tertarik untuk menyimak.
Penyiar Podcase itu bernama Briska. Kanalnya digemari karena membawakan cerita-cerita misteri, horor, dan kasus-kasus kriminal dengan story telling yang baik. Briska memiliki suara lembut, pandai memainkan intonasi serta emosi ke dalam cerita, menjadikan kisah yang dia bawakan selalu seru untuk didengarkan.
Episode Podcase terbaru kali ini banyak menarik perhatian. Tidak hanya karena mengangkat tentang peristiwa kematian misterius seorang siswi bernama Sofia yang terjadi tujuh tahun silam, tetapi juga karena di episode ini terekam dengan sangat jelas suara bisikan seorang perempuan yang meminta tolong.
Leo: Kayaknya itu beneran suara Hantu Sofia, deh. Gosipnya kan dia sering gentayangan di sekolah kita.Acha: Berarti, Briska anak sekolah kita dong, kok dia tahu soal Sofia?
Obrolan di grup WhatsApp "Jam Kosong" kelas XI IPS 1 itu semakin deras. Perdebatan apakah konten itu setting-an atau tidak, tak bisa dihindari. Kairo yang penasaran mengambil earphone dari saku celana seragamnya dan segera mengecek. Cowok itu menekan play. Suara Briska, muncul di telinganya.
"... tubuh Sofia ditemukan tak bernyawa di belakang gedung sebuah sekolah, dalam keadaan kepala belakang pecah dan bersimbah darah. Tidak ada petunjuk apa pun, sehingga polisi dan pihak sekolah menutup kasus ini sebagai kasus bunuh diri ...."
Kemudian, "Tolooong ...."
Kairo menekan pause. Cowok itu mengernyit, kemudian mengulang bagian itu dan mendengarkan kembali dengan konsentrasi penuh. Ya, benar. Memang ada suara lain yang terdengar selain suara Briska. Suara rintihan meminta tolong. Suaranya memang tipis, seperti berbisik, tetapi terdengar sangat jelas.
Kairo mengulang sekali lagi. Kali ini, cowok itu sampai harus memastikan volume ponselnya sudah disetel maksimal. Earphone disumpalkan lebih rapat untuk memastikan bahwa pendengarannya berfungsi dengan baik. Dan, suara misterius itu benar-benar terdengar sangat jelas kali ini, membuat bulu halus di sekujur tangan cowok itu meremang.
"Hmmm, ini bukan setting-an," gumamnya pelan.
Kairo mendesah panjang sembari mengubah posisi duduknya karena tiba-tiba pundaknya terasa berat. Saat itu juga, hawa di sekitar Kairo berubah jadi dingin.
"Lagi dengerin apa?" tanya seorang cewek yang tiba-tiba muncul di samping Kairo.
Kairo bergeming. Cowok itu memejamkan mata dan kembali fokus mendengarkan lanjutan podcast tadi. Cewek berambut panjang itu melengos karena diabaikan. Namun, dia mencoba berpikir positif, mungkin volume yang terlalu kencang membuat Kairo tak bisa mendengar suaranya.
"Lagi dengerin lagu apa sih, Kai? Sampai segitu seriusnya muka lo," tanya cewek itu sekali lagi. Dia tetap mengoceh sendiri meskipun Kairo tak menggubrisnya.
Kairo melepas earphone dan memasukkannya ke saku celana. Cowok itu bangkit dari bangku panjang tempatnya duduk tanpa menghiraukan cewek itu. Dia bergegas pergi meninggalkan lorong dan menuju kelas karena tak lama lagi bel akan berbunyi.
Cewek itu semakin merengut karena sikap tak acuh Kairo yang malah pergi meninggalkannya. Cowok berekspresi datar itu bahkan tidak melirik ke arahnya sama sekali sejak tadi.
"Kok, lo cuekin gue terus, sih!" rengek cewek itu. Dia pun segera menyusul langkah Kairo yang panjang-panjang. Kairo tetap cuek meski cewek itu memanggil-manggil namanya.
"Kairo! Jangan berani-beraninya lo cuekin gue!" teriak cewek itu kesal.
Sampai di depan UKS yang sepi, Kairo akhirnya berhenti. Cowok itu memeriksa sekeliling, memastikan tidak ada siapa pun di sana selain dirinya dan cewek pengganggu itu. Ketika sudah yakin bahwa di sekitarnya tidak ada siapa pun, Kairo membalik badan untuk menghadap cewek itu.
Kairo menatap mata cewek itu dalam-dalam. Tatapan Kairo rupanya berhasil membuat cewek bermata sipit itu gugup hingga tak bisa berkata-kata.
"Jangan ganggu gue lagi, bisa?" tanya Kairo dengan suara pelan. Dia mencoba untuk tidak terdengar kasar, meskipun ada nada kesal dalam suaranya.
Cewek itu membelalak. Tangan kanannya refleks terangkat, menunjuk-nunjuk wajah Kairo. "Lo, lo bisa lihat gue?" serunya antusias.
Kairo tidak merespons. Dengan cuek dia berbalik dan kembali berjalan. Cewek itu berusaha menyusul dan menghalangi jalan Kairo, tetapi cowok itu melenggang dengan santai melewati tubuhnya.
Cewek itu masih belum menyerah. Dia terus mengikuti Kairo dan berusaha mengajak berbicara. "K-Kai, kalau memang lo bisa lihat gue, please bantu gue—"
"Pergi lo!" bentak Kairo. Cowok itu berhenti berjalan karena kesal terus-menerus diikuti.
Cewek pucat itu tersentak. Dia tidak siap dengan bentakan Kairo.
"Kai, gue nggak akan membahayakan lo. Gue cuma—"
"Pergi, atau lo mau gue baca-bacain doa biar hangus?!"
Kali ini Kairo terdengar serius hingga cewek itu terdiam dan tak berani melanjutkan kalimatnya. Tanpa menunggu lagi, cewek itu buru-buru lenyap dengan ekspresi ketakutan. Meski sekilas, Kairo sempat membaca nama yang tertera di bagian atas sebelah kiri seragam cewek itu sebelum dia menghilang.
Sofia Tanacawaya.
"Ck! Gitu aja takut!" ucap Kairo sambil tersenyum mengejek.
Kairo kembali melangkah dengan santai menuju kelas, seperti tak pernah terjadi apa-apa.
*** to be continue ***
Lia speaking~
Hai, semuanya. Halooo! Annyeonghaseyoooo...!
Kangen sekali aku dengan lapak ini :')
Sebelum berpanjang lebar, aku mau tau dong, apakah kamu Caser sejak awal Podcase tayang, atau baru bergabung?
Untuk yang baru bergabung membaca cerita ini, selamat datang ^^ Dan juga salam kenal dari aku. Aku Lia Nurida, penulis Podcase. Mamaknya Kairo, Berlin dan Sofia. Kalian bisa panggil aku Kak Lia, Kakli, Kali, Lia, Li atau apa aja biar akrab.
Kalau boleh tahu, kamu menemukan cerita ini via apa?
Dan untuk Caser atau pembaca yang sudah hadir sejak awal Podcase tayang bulan Februari lalu, kalian apa kabaaaar? Aku kangen banget sama kalian huhuuuu.
Sebelumnya aku minta maaf karena harus menghapus bab-bab Podcase yang lama untuk kepentingan penerbitan.
Maafkan aku juga karena menggantung kalian di bab terakhir waktu itu, huhu...
Sekarang, aku kembali lagi untuk mengupload bab-bab Podcase versi terbaru, yang sudah melewati proses edit. Yang pastinya jauh lebih rapi dan enak dibaca. Tapi juga nggak akan mengurangi keseruan seperti Podcase versi pertama yang kalian baca.
Malah, di versi edited ini dan versi cetak nanti, akan ada scene baru yang belum pernah kalian baca di versi kompetisi.
Untuk yang baru baca Podcase, gimana kesan kalian dengan prolog bab ini? Penasaran nggak dengan lanjutannya? Kasih tahu juseyoooo~
Oh ya, sudah tahu belum kalau pembaca Podcase, biasa dipanggil Caser. Ada grup Whatsapp-nya juga, lho! Mau bergabung? DM ke IG Podcase yuk >> podcasethenovel
Nah, Caserku sayang. Mulai hari ini, Podcase bakal nemenin hari-hari kamu lagi seperti dulu setiap hari Rabu dan Jumat, pukul 17.00 WIB. Untuk Caser lama, kalian bisa sekalian nostalgia dengan Kairo, Berlin dan Sofia sambil nunggu bukunya terbit. Masih ingat hashtag #KawalPodcaseSampaiTokoBuku kan?
Siapa yang masih nungguin Podcase terbit sampai hari ini?
Terima kasih banyak buat yang masih nungguin. Nggak lama lagi, kok.
Dan untuk Caser baru, selamat bergabung dengan petualangan mereka bertiga. Dijamin bakal seru banget! ^^
Oh, ya. Nggak hanya cerita aja yang bisa kamu baca, tapi kamu juga bisa dengerin langsung podcast PODCASE di Spotify! Ada Briska siaran di sana. Aku akan berusaha untuk update lagi cerita-cerita di sana. Caranya, buka Spotify, dan cari dengan kata kunci Podcase Novel.
Btw, aku masih ditemenin sama Anda, lho. Buat yang belum kenal, Anda adalah partner publisisku untuk novel Podcase ini. Tugas Anda adalah menemani kalian di Special Part setiap hari Minggu. Kalian nanti kenalan juga ya, sama Anda.
Baiklah, aku nggak mau panjang lebar dulu. Karena takut kalian capek bacanya :')
Kita bisa lanjut ngobrolnya di DM Instagramku: lianurida. Jangan sungkan untuk colek-colek aku di sana ya. Kita bisa bahas apa aja, mulai dari cerita, dunia nulis, kpop, kdrama, curhat, apa pun!
Kalau gitu, aku pamit dulu. Sampai jumpa lagi di bab selanjutnya di hari Jumat pukul 17.00 WIB
Jangan lupa jaga kesehatan. Sayang kalian semua!
Kasih cinta banyak-banyak buat Berlin, Sofia dan Kairo, ya!
Love you to the bone!
Lia Nurida
Instagram penulis : lianurida
Instagram publisis : beranda.cerita
Instagram Podcase : podcasethenovel
Spotify : Podcase
Sebelum benar-benar pamit, ini ada satu lagu rekomendasi dari aku buat kalian. Lagu ini adalah OST cerita Podcase. Listen up!
https://youtu.be/xXbGYCi5XHI
Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro