Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

Op. 6: Satnight? No, Tonight is SADnight!

“Uh—” Kelopak mata Hyun Ae mengerjap, menyesuaikan cahaya yang masuk menembus retina matanya. Bau obat-obatan menusuk indra penciumannya. Hyun Ae menoleh ke samping dan mendapati Kyuhyun tengah duduk dengan kedua tangan yang menyilang di depan dada. “Oppa?”

Kyuhyun bangkit dari duduknya dan menatap Hyun Ae datar. “Aku senang kau sudah siuman, Ae-chan.”

Dahi Hyun Ae mengernyit bingung. “Siuman?”

“Kau pingsan—” jeda tiga detik, “—hampir enam jam.”

Manik hazel Hyun Ae membola. “A-aku pingsan? Selama itu?”

Kyuhyun mengangguk sebagai jawaban atas pertanyaan Hyun Ae.

Ah, kenyataannya Hyun Ae seharusnya sudah siuman sejak empat jam yang lalu. Obat bius yang diberikan oleh Kyuhyun lah yang membuat Hyun Ae tertidur lebih lama.

Dewi Fortuna tengah memihak pada Kyuhyun. Sepuluh menit setelah dirinya selesai dengan aktivitas laknat-nya pada tubuh suci Hyun Ae, Park Ssaem selaku guru kesehatan datang untuk memeriksa keadaan Hyun Ae. Dan untungnya—bagi Kyuhyun—, lelaki itu sudah merapikan kembali pakaiannya dan juga pakaian Hyun Ae. Jadi, Park Ssaem tidak curiga padanya.

Cerdik, ‘kan?

Hyun Ae mencoba untuk duduk, tetapi ditahan oleh Kyuhyun.

“Berbaringlah. Aku sudah bilang pada wali kelasmu kalau kau tidak bisa mengikuti pelajaran karena sakit.”

Hyun Ae menuruti perkataan Kyuhyun. Dia berbaring lagi. “Oppa, kenapa kepalaku rasanya pusing sekali?”

“Apa kau melupakan sarapanmu, Ae-chan?” Alih-alih menjawab pertanyaan Hyun Ae, Kyuhyun justru balik bertanya pada adiknya.

Hyun Ae menggeleng.

Sejujurnya, Hyun Ae memang melewatkan sarapan paginya. Dirinya sibuk menangis karena Kyuhyun berangkat sekolah duluan. Padahal para maid sudah meminta Hyun Ae untuk memakan sarapannya, tetapi ia mengabaikan itu semua.

Kyuhyun duduk di tepi ranjang dan menundukkan kepalanya. Kedua tangannya berada di samping kanan dan kiri kepala Hyun Ae.

“Kaupikir, kau bisa berbohong pada Oppa, hm?” Kyuhyun tersenyum menggoda.

Jika sudah begini, Hyun Ae tidak bisa berkutik lagi.

Mi-mianhae, Oppa. Pagi ini, aku memang tidak sarapan.” Tatapan mata Hyun Ae sayu.

“Kenapa?”

“I-Itu....”

Kyuhyun tersenyum miring. “Karena Ae-chan sibuk menangis. Dan penyebabnya adalah ... aku yang berangkat sekolah tanpamu, ‘kan?” tanya Kyuhyun, lebih ke sebuah pernyataan.

Wajah Hyun Ae memerah sempurna. Manik hazel-nya bergerak tak tentu arah. Dia sedang menghindari kontak mata dengan manik cokelat kakaknya.

“Tatap aku, Hyun Ae sayang.” Kyuhyun menjepit wajah Hyun Ae menggunakan tangan kanan agar adiknya itu mau menatapnya.

“Aku benar, ‘kan?”

Hyun Ae tidak menjawab.

“Ah, seharusnya aku tidak perlu bertanya. Apa yang aku katakan selalu benar. Karena aku absolut.” Kyuhyun membelai lembut pipi Hyun Ae.

Oppa....” Hyun Ae menahan dada bidang Kyuhyun karena lelaki itu hendak menindih tubuh mungilnya untuk ke sekian kali.

Kyuhyun tersenyum miring lalu melirik tangan Hyun Ae yang menahan dirinya agar tidak meniduri ... ralat, menindih tubuh Hyun Ae, lagi.

“Kenapa, Ae-chan? Bukankah Oppa sudah bilang semalam?” Kyuhyun mendekatkan wajahnya ke telinga Hyun Ae. “Kalau kita akan melanjutkan kegiatan yang semalam.”

“Ta-Tapi, Oppa ... i-ini salah.” Hyun Ae semakin menahan Kyuhyun karena lelaki itu terus saja berusaha menindihnya.

“Di mana letak kesalahannya, hm?” Kyuhyun sengaja menempelkan keningnya dengan kening Hyun Ae.

Hyun Ae menahan napas. Dapat dipastikan jika sekarang wajahnya sudah merah padam. Ia merasakan dengan jelas embusan napas Kyuhyun yang menerpa wajahnya. Aroma maskulin menyeruak dari tubuh Kyuhyun menyapa hidung Hyun Ae.

O-Oppa.” Hyun Ae semakin gelisah.

Bukannya aku tidak mau, hanya saja kita masih di sekolah! Bagaimana jika ada yang memergoki kita? Begitulah arti tatapan Hyun Ae yang diberikan pada kakaknya.

Hal itu justru membuat Kyuhyun tersenyum senang. “Hee ... jadi Ae-chan ingin kita melakukannya di rumah?”

“Melakukan apa?” Hyun Ae malah balik bertanya.

“Melakukan,” mata Kyuhyun melirik bibir Hyun Ae, “ini.”

CHUUU~~

Hyun Ae membulatkan matanya kala mendapatkan serangan mendadak dari Kyuhyun.

“Kyu sedang apa?”

Suara dengan nada malas menginterupsi kegiatan Kyuhyun. Hyun Ae langsung menarik selimut tipis untuk menutupi wajahnya, sedangkan Kyuhyun memasang wajah tanpa dosa.

“Apa yang kaulakukan di sini, Shin Dong?”

“Hee. Aku ingin menjenguk adikmu,” ucap beruang kutub ... ralat, Shin Dong Hee seraya memakan keripik kentang yang berada di tangannya.

“Yo, Kyu!” Lelaki berambut putih—dicat—muncul dari balik tubuh besar Shin Dong.

Lee Eunhyuk. Salah satu teman—budak—Kyuhyun di tim basket. Dia mengorek telinganya menggunakan jari kelingking dengan malas.

“Sore, Kyunnie!”

Lee Sungmin. Anggota tim basket yang juga merangkap sebagai model majalah porn—

—oke, ralat. Maksudnya, majalah remaja yang banyak digandrungi oleh remaja-remaja putri saat ini.

Tiga puluh detik kemudian, Han Kyung muncul dengan membawa buah apel merah. Jangan berpikir apel yang dibawa Han Kyung itu untuk Hyun Ae.

Bukan!

Apel merah itu adalah lucky item-nya untuk Hari Sabtu ini. Omong-omong, Han Kyung pecinta ramalan zodiak. Dinaikkannya kacamata di hidung mancungnya yang tidak merosot sedikit pun. Wajahnya memerah ketika otaknya secara refleks memutar ulang kejadian nista nan laknat yang disuguhkan Kyuhyun tadi pagi.

“Kau kenapa, Han Kyung?” Mata Kyuhyun memicing tajam.

Eopseoyo.”

Kyuhyun menatap Han Kyung curiga. Namun, manik cokelatnya teralihkan pada sosok Seo Ra yang bersembunyi di balik punggung Han Kyung, menatap Kyuhyun dengan raut wajah ketakutan.

“Di mana Donghae?” Kyuhyun yakin sekali jika Donghae juga datang bersama anggota tim basket yang lain. Akan tetapi—

“Donghae sudah pulang. Karena hari ini sekolah hanya setengah hari,” tutur Han Kyung.

—prediksi Kyuhyun salah.

“Begitu,” ucap Kyuhyun. Dia melirik Hyun Ae yang masih bersembunyi di balik selimut tipis.

“Kau tidak ingin menyapa mereka, Ae-chan?”

Mau tidak mau, Hyun Ae menyembulkan kepalanya. Sedikit demi sedikit, dibukanya selimut yang menutupi wajahnya. Gadis itu berusaha untuk duduk dengan menyandarkan punggungnya menggunakan bantal tanpa bantuan Kyuhyun.

Hyun Ae memberi senyuman tipis.

“Aku suka saat Hyunnie tersenyum!” Sungmin sudah dalam mode siap-siap-memeluk-Hyun Ae hanya saja ... sebuah gunting sudah terlebih dulu melayang ke arahnya. Untungnya, Sungmin langsung menghindar. Gunting tersebut menancap sempurna di pintu UKS.

“Kau benar-benar bosan hidup, Sungmin.”

Sungmin meneguk saliva dengan susah payah. Jika ada Kyuhyun, dia tidak leluasa mendekati Hyun Ae.

Hyun Ae terkikik geli melihat tingkah kakaknya bersama teman-teman Kyuhyun. Walaupun kepalanya masih sedikit nyeri.

Tentu saja! Efek obat bius itu tidak langsung hilang dalam sekejap.

Kikikan Hyun Ae terhenti saat matanya bertemu dengan manik hitam legam Seo Ra. Kedua perempuan itu sama-sama diam. Saling berkomunikasi lewat tatapan mata.

Siapa di antara mereka berempat yang merupakan kekasih Seo Ra Eonni? Itu pun jika Donghae Sunbae tidak berbohong padaku. Atau jangan-jangan ... Sungmin Sunbae? Ah, tapi tidak mungkin! Hyun Ae melirik Sungmin, membuat lelaki itu salah tingkah. Sungmin Sunbae orangnya terlalu berisik untuk Ra Eonni. Yang aku tahu, Ra Eonni tidak begitu suka orang yang berisik.

Tatapan Hyun Ae beralih pada Eunhyuk. Apa mungkin lelaki cungkring ini? Tapi, rasanya ... jauh lebih tidak mungkin.

Hyun Ae memerhatikan Shin Dong yang tengah memakan camilannya. Tidak! Tidak! Lelaki jelmaan beruang kutub ini tidak mungkin kekasih Ra Eonni. Mereka berdua bisa tiap hari bertengkar hanya karena memperebutkan camilan.

Lalu, tatapan Hyun Ae terhenti pada sosok Han Kyung. Kening Hyun Ae mengerut. Apa mungkin ... Han Kyung Sunbae? Dilihat dari mana pun, Han Kyung Sunbae adalah tipe ideal Ra Eonni. Bukankah salah satu kriteria lelaki idaman Ra Eonni adalah lelaki tampan nan pintar juga berkacamata?

“Jangan mencampuri urusan orang lain, Cho Hyun Ae.”

Hyun Ae mengerucutkan bibirnya.

“Kalian sudah selesai menjenguk Hyun Ae, ‘kan?” Kyuhyun menatap satu per satu anggota tim basketnya, tak terkecuali Seo Ra.

“Yaaah. Aku baru sebentar di sini,” sahut Shin Dong dengan nada malas.

“Padahal aku belum tahu ukuran dada adikmu.” Wah! Eunhyuk ingin cepat mati, sepertinya.

“Ulangi perkataanmu, Hyuk.”

Eunhyuk bungkam.

“Seo Ra.” Kyuhyun mendekati Seo Ra, tetapi gerakannya dicegah oleh Han Kyung.

“Mau apa?” Han Kyung berusaha melindungi kekasihnya.

Kyuhyun mendongak. “Aku hanya mengingatkan dia untuk datang ke rumahku malam ini. Jam tujuh malam.”

“Untuk apa?” tanya Han Kyung, lagi.

“Kalian juga harus datang ke rumahku malam ini. Aku akan memberitahukan kalian satu hal.”

“Apa?!”

***

Malam harinya di kediaman keluarga Cho.

Hyun Ae menatap pantulan dirinya di cermin. Senyum manis mengembang di wajahnya. Ia memutar tubuhnya ke kanan dan ke kiri.

“Hm. Sempurna!” Hyun Ae tersenyum bangga.

“Ae-chan.” Kyuhyun masuk ke kamar Hyun Ae tanpa mengetuk pintu terlebih dahulu.

Memang kebiasaan Kyuhyun.

Hyun Ae membalikkan tubuhnya karena dia berdiri membelakangi pintu. Untuk sesaat, fokus mata Hyun Ae terkunci pada sosok Kyuhyun. Gadis mungil itu bahkan tidak berkedip sedetik pun.

“Aku tahu, aku tampan. Aku tampan karena aku absolut.”

Kyu Oppa pasti baru selesai mandi. Sudah berapa lama dia tidak pergi ke tukang cukur?

“Apa kepalamu masih terasa sakit?” Kyuhyun duduk di tepi ranjang Hyun Ae. Manik cokelatnya menelisik setiap inci tubuh Hyun Ae.

“Kepalaku masih sedikit sakit, Oppa.” Hyun Ae berjalan menghampiri Kyuhyun, duduk di samping lelaki itu dan menempelkan kepalanya di lengan Kyuhyun. Karena bersandar di bahu Kyuhyun terlalu tinggi bagi Hyun Ae.

Kyuhyun tersenyum tipis. Namun, senyum itu mengandung banyak arti. “Kalau Ae-chan masih sakit, tidak perlu menemui mereka.” Tangannya bergerak bebas di udara kemudian mendarat di puncak kepala Hyun Ae, mengusapnya dengan sayang.

Hyun Ae memeluk tubuh Kyuhyun dari samping dengan posesif. Kelopak matanya terpejam, menikmati setiap usapan yang diberikan Kyuhyun.

“Kalau aku tidak ikut, aku tidak akan tahu apa yang akan Oppa bicarakan dengan teman-teman Oppa.” —Terutama apa yang akan Oppa lakukan pada Ra Eonni.

“Hmm,” Kyuhyun bergumam. “Ae-chan penasaran dengan hubunganku dan Seo Ra, ‘kan?” Kyuhyun melirik Hyun Ae.

Kelopak Hyun Ae langsung terbuka. Ia mendongak. Kedua netra mereka bersitatap beberapa saat.

Hyun Ae mengalihkan pandangannya. “Ya ... tidak juga,” ucap Hyun Ae lirih. “Aku benci Oppa! Hmph!” Hyun Ae memalingkan wajahnya kesal.

“Ae-chan ... benci Oppa, ya?”

Hyun Ae mengangguk, walau hatinya menyangkal.

“Padahal—” Hyun Ae menggantung kalimatnya.

“Padahal?” Hyun Ae menoleh ke arah Kyuhyun. Penasaran dengan kalimat lanjutannya.

“—aku mencintaimu, Hyun Ae.”

Deg!

Hyun Ae membeku. Perasaan aneh menelusup ke dalam hatinya.

Tok ... Tok ... Tok ...

“Nona Muda, Tuan Muda ... teman-teman Anda sudah datang.”

Kyuhyun melirik pintu kamar. “Bawa mereka ke taman belakang.”

“Baik, Tuan Muda.”

Kyuhyun berdiri dan menatap Hyun Ae. “Ayo, Ae-chan!” Dia berjalan keluar terlebih dulu.

Oppa, saranghae!”

Kyuhyun menoleh dan tersenyum, tipis. “Aku juga mencintaimu, Ae-chan.” —Bukan sekadar cinta kakak pada adiknya.

Hyun Ae tersenyum lebar. Dia setengah berlari menghampiri Kyuhyun, mengapit lengannya lalu berkata, “Ayo, Oppa! Kita temui mereka.”

Kyuhyun mengangguk.

Mereka berdua menuruni anak tangga dan berjalan menuju taman belakang. Di sana sudah ada Sungmin, Eunhyuk, Shin Dong, Han Kyung, dan Seo Ra.

“Malam!” teriak Sungmin.

“Oiy, Sungmin! Kau berisik sekali.”

“Hyukkie, jahat!”

“Kyu, mana makanannya?”

“Kau tidak sopan, Shin. Kita baru datang.”

“Di mana Donghae?”

Pertanyaan Kyuhyun berhasil menghentikan seluruh aktivitas mereka. Mereka saling melirik satu sama lain.

“Sungmin, kau sekelas dengannya, ’kan?” Kyuhyun menatap Sungmin.

“Aku memang sekelas dengannya. Tapi, aku tidak melihat Haennie setelah pulang sekolah,” tutur Sungmin.

“Dia tidak bisa dihubungi,” jelas Eunhyuk.

Baguslah, batin Kyuhyun.

Dua menit kemudian, empat orang maid datang membawa berbagai macam kudapan ringan. Mata Shin Dong berbinar-binar melihat banyak makanan tersaji di depannya.

Sunbaenim, silakan dinikmati!” Karena Kyuhyun tak kunjung memberikan perintah pada teman-temannya untuk memakan kudapan-kudapan itu, akhirnya Hyun Ae selaku tuan rumah yang lain berinisiatif memersilakan mereka untuk makan.

Tanpa menunggu lama, Shin Dong langsung mengambil berbagai macam makanan dan melahapnya.

“Kau belum cuci tangan.” Han Kyung melirik sinis Shin Dong seraya menuangkan cairan antiseptik ke telapak tangannya lalu menggosokannya pada dua tangannya.

“Kau cerewet sekali, Kyung,” celetuk Shin Dong.

Mwo?!” Tatapan kesal dilayangkan Han Kyung untuk Shin Dong.

Seo Ra yang sedari tadi diam, kini tertawa pelan melihat kelakuan Han Kyung dan Shin Dong yang tak pernah akur jika menyangkut tata krama dan kebersihan.

Semua menikmati makanan yang sudah disediakan oleh sang tuan rumah. Mereka mengadakan BBQ Party. Mereka tidak mengizinkan Seo Ra untuk memasak karena skill memasak kekasih Han Kyung itu di bawah rata-rata.

Tak terasa, dua jam sudah berlalu.

“Seo Ra Eonni,” panggil Hyun Ae.

Seo Ra menoleh. Pun dengan anggota basket yang lain.

Oppa.”

Kyuhyun melirik Hyun Ae yang masih menempel padanya. “Ya, Ae-chan?”

“Aku tahu kalau Seo Ra Eonni dan Kyu Oppa bertengkar tadi pagi.”

“Eh?” Seo Ra membulatkan matanya. Tak menyangka jika Hyun Ae akan membahas topik sensitif baginya.

Hyun Ae berjalan ke arah Seo Ra yang berada di samping Han Kyung. Ia menarik Seo Ra untuk mendekat pada Kyuhyun. Tangan kanan Hyun Ae menggenggam tangan kiri Seo Ra, sedangkan tangan kirinya menggenggam tangan kanan Kyuhyun.

Hyun Ae menatap Seo Ra dan Kyuhyun bergantian kemudian berkata, “Aku lebih senang melihat kalian berbaikan. Jadi ... jangan bertengkar, ya?”

Seo Ra kicep. Kyuhyun tersenyum miring, lebih tepatnya ... menyeringai tipis. Matanya melirik Han Kyung yang memalingkan wajah dan tangannya bergerak membetulkan letak kacamatanya yang tidak bergeser sedikit pun. Kyuhyun tahu, Han Kyung cemburu padanya.

“Tentu saja, Ae-chan.” Kyuhyun melepas genggaman Hyun Ae, lalu memegang kedua pundak Hyun Ae. Setelah itu, Kyuhyun merangkul tubuh Seo Ra untuk mendekat padanya. “Aku tidak akan bertengkar—lagi—dengan Seo Ra. Ya, ‘kan?” Kyuhyun tersenyum miring.

Sedangkan Seo Ra melirik Han Kyung yang wajahnya sudah merah karena menahan amarah. Kyung, ini bukan kemauanku, Seo Ra memelas. Akan tetapi, Han Kyung yang terlanjur cemburu—tak langsung—tidak menggubris Seo Ra.

Seo Ra berusaha menyingkirkan tangan Kyuhyun. Tetapi, lelaki itu justru semakin mengeratkan rangkulannya.

Hyun Ae tiba-tiba menjadi sangat kesal melihat kakaknya merangkul gadis lain, langsung memisahkan Kyuhyun dari Seo Ra. Membuat Seo Ra mengembuskan napas lega.

“Baikan sih baikan. Tapi, tidak perlu merangkul Seo Ra Eonni juga, ‘kan?” Hyun Ae menggembungkan pipinya kesal.

Tatapan Kyuhyun berubah datar. “Wae? Kenapa aku tidak boleh merangkul calon tunanganku sendiri, Hyun Ae?”

Hening.

“EH?!” Semua yang ada di sana—minus Han Kyung, Seo Ra, Hyun Ae dan Kyuhyun—menganga.

Hyun Ae diam membisu. Berusaha mencerna perkataan yang baru saja dilontarkan Kyuhyun beberapa detik yang lalu.

Mwo? Seo Ra Eonni calon tunangan Oppa? Tapi ... tapi ... kenapa aku tidak tahu? Hyun Ae menatap Kyuhyun dan Seo Ra dengan pandangan kosong.

Sudah kuduga jika Kyu akan mengatakan hal ini saat dia meminta yang lain untuk datang ke rumahnya juga. Seo Ra menunduk. Bukan karena malu, tapi karena merasa takut menatap Han Kyung.

Mau tahu bagaimana reaksi Han Kyung? Kedua tangannya mengepal erat hingga urat-uratnya terlihat. Apel merah yang merupakan lucky item-nya hari ini pun sudah hancur dalam genggamannya saking kesalnya. Bukan! Apa yang dirasakan Han Kyung lebih dari rasa kesal.

Dia marah.

Dia cemburu.

Dia merasa ingin membunuh orang saat itu juga.

“Tunggu! Kyunnie bilang kalau Seonnie calon tunangannya Kyunnie?” Sungmin berusaha mengklarifikasi ucapan Kyuhyun. Mana tahu, ‘kan, Kyuhyun hanya bergurau?

Tapi, dilihat dari raut wajah Kyuhyun yang serius dan tidak menampakkan gurauan sama sekali, ditambah kepribadian Kyuhyun yang kaku ... apa yang diucapkan Kyuhyun benar adanya.

“Bukankah Seo Ra kekasihnya Han Kyung?” Shin Dong masih sempat-sempatnya memakan kue cokelat disaat situasi tegang seperti sekarang.

Satu kejutan lagi untuk Hyun Ae!

“Lalu, jika Seo Ra kekasihnya Han Kyung ... apa ada masalah?”

Tidak ada yang menjawab.

“Kedua orang tua kami yang berencana menjodohkanku dengan Seo Ra. Hanya tinggal menunggu acara pertunangannya saja.”

Oppa!!”

Cukup!

Hyun Ae tidak bisa menahan laju air mata yang mengalir melalu sudut matanya.

Oppa pasti becanda, ‘kan? Hiks ... Oppa pasti sedang menjailiku karena aku nakal, ‘kan? Hiks ... katakan sesuatu, Oppa!!” Hyun Ae tak henti-hentinya memukul dada Kyuhyun.

Seo Ra meringis dalam hati. Ia merasa bersalah pada Hyun Ae yang sudah ia anggap sebagai adiknya sendiri. Karena Seo Ra tidak memiliki adik maupun kakak.

“Semua yang kukatakan benar, Hyun Ae. Aku tidak pernah salah.” Suara dingin milik Kyuhyun berhasil membuat tangis Hyun Ae semakin menjadi.

Oppa jahat!! Oppa bilang kalau Oppa mencintaiku. Tapi, kenapa ... hiks ... Oppa ... hiks ... bertunangan dengan Seo Ra Eonni?! Aku benci Oppa! Benciii!!!” Hyun Ae beralih menatap Seo Ra. “Bukankah Eonni sudah memiliki kekasih?! Hiks ... ta-tapi ... tapi kenapa ... hiks ... kenapa Eonni—

Grep!

Seo Ra memeluk Hyun Ae erat. “Ae-ya, aku pun tidak ingin bertunangan dengan Kyuhyun. Aku hanya menganggap Kyu sebagai sahabat, tidak lebih.”

“Bohong!”

“Aku tidak bohong! Aku hanya mencintai satu lelaki.” Seo Ra menatap Han Kyung sendu, sedangkan Han Kyung kembali mengalihkan pandangannya ke arah lain. Ia tak kuat melihat Seo Ra yang menatapnya seperti itu. “Aku benar-benar mencintai lelaki itu.” Ia melonggarkan pelukannya dan menatap manik Hyun Ae lamat-lamat. “Aku tidak memiliki perasaan apapun pada Kyuhyun. Percayalah padaku.”

“Sungguh?” tanya Hyun Ae yang masih sesenggukan.

Seo Ra tersenyum lembut lalu mengangguk. “Sungguh!” Kedua ainnya melirik Kyuhyun, lalu kembali menatap Hyun Ae. “Karena Kyuhyun hanya mencintai Hyun Ae.”

--------------------킅--------------------

CHAP. 6 DONE! XD

GAGAL SAD ㅠ.ㅠ HUHUHUHUHU...

YANG BERHARAP CHAP 6 ADA ADEGAN EHEMEHEM-NYA SIAPA? NGACUNG COBA? :"3

UDAH CUKUP YA EHEMEHEM-NYA DUA CHAPTER KEMARIN? H3H3H3~~

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro