MUT (2)
Mut, anggap saja malam minggu ini malam senin. Artinya, kewajibanku datang untuk ngapel sudah terlewati. Dan aku tak perlu sibuk mengeringkan satu-satunya baju bagusku yang baru saja terendam banjir.
Mut, bukan tanpa usaha aku berharap seperti itu. Aku sudah mencoba memanggangnya di atas kompor, meski segera aku sudahi karena takut kebakar. Sudah pula aku setrika, namun sayang jadinya penguk.
Mut, anggap saja kita sudah malam mingguan. Sudah pegang-pegangan tangan, sekaligus cipokan.
Meski hanya di angan-angan, aku rasa sudah cukup menyenangkan. Minimal kita sudah terbebas dari rasa takut ketahuan Hansip atau ibu kos. Minimal kita masih punya angan-angan. Minimal, kita khilaf sebatas angan-angan. Karena kebaikan Tuhan terkadang datang hanya di angan-angan.
Malang, -
Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro