Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

Part 43

Blue House.

situasi di ruang kerja presiden sedikit memanas pagi ini,karna sudah empat hari lamanya youngjae belum juga kembali bahkan jonghyun tidak pernah bisa menemuinya di kantor karna menurut karyawan di sana youngjae hanya kesana untuk memeriksa pekerjaannya dan langsung pergi secepatnya, menghubungi daehyun pun percuma karna yang menjawab panggilannya adalah youngjae, dan ketidak berdayaan jonghyun membuat presiden murka,dia sama sekali tidak menyangka bahwa youngjae berani melakukan hal itu terlebih lagi sebentar lagi akan di adakan pemilihan presiden yang baru dan youngjae sendiri telah menerima jadwal agenda kepresidenan yang akan di laksanakan tiga hari lagi dan sampai sekarang tidak ada yang tahu kemana youngjae pergi.




"kau sudah mengecek di semua hotel di seoul"



"tidak ada pendaftaran atas nama tuan muda presiden" jawab jonghyun meski dia sendiri belum mendatangi satupun hotel di seoul karna dia tahu bahwa youngjae bersama daehyun,tapi jika presiden tahu bahwa daehyun yang melarikan youngjae atau lebih tepatnya membantu youngjae melarikan diri mungkin daehyun akan mendapatkan masalah.




"apa jiyoung sudah tahu hal ini"



"saya rasa belum"



"jangan sampai dia tahu hal ini" ujar presiden yang terlihat frustasi, bagaimana tidak dia mengikut sertakan youngjae untuk kampanyenya kali ini dan semua orang juga sudah tahu,bagaimana jadinya jika youngjae tidak hadir dalam agenda tersebut apa yang akan publik katakan tentangnya,terlebih lagi nama youngjae sudah tercakup dalam daftar pebisnis yang paling di cari di seluruh korea selatan.



pintu tiba tiba terbuka dan menampakkan ibu youngjae dengan raut wajah seperti orang yang tengah marah,"dimana youngjae ku"ucapnya penuh penekanan sembari menghampiri presiden yang berdiri di dekat jendela.



"apa yang kau katakan,untuk apa kau mencari anak itu di blue house" ujar presiden acuh berpura pura tidak mengerti akan pertanyaan jiyoung.




"kenapa kau menutupinya dariku,berhenti menutupinya lagi dan katakan di mana anakku"


nada bicara jiyoung yang semakin meninggi membuat presiden kehilangan kesabarannya,"bagaimana aku bisa tahu di mana anak nakal itu,jika dia punya rasa tanggungjawab seharusnya dia tidak pergi di saat saat penting seperti ini"bentak presiden.



"tanggung jawab,tanggung jawab katamu,harusnya kalimat itu di tujukan padamu,youngjae pergi karnamu,youngjae terluka karna perlakuanmu,dia sudah cukup bersabar selama ini tapi kau selalu semena mena terhadap putramu sendiri,apa kau tidak sadar akan hal itu..."



"tutup mulutmu...." bentak presiden,keduanya saling menatap tajam dan jonghyun hanya bisa melihat keduanya tanpa bisa menengahi mereka berdua.





"berhenti mengganggu dan urus putramu yang tidak bisa di atur itu,sampai kapan dia akan bersikap seperti orang tidak tahu diri"





"apa katamu" ujar jiyoung seperti tengah putus asa,"apa yang baru saja kau katakan "jiyoung hendak berjalan mendekati presiden tapi tangan kekar jonghyun menghalanginya.




" sebaiknya nyonya tenangkan diri nyonya terlebih dulu"ujar jonghyun.



"apa maksudmu" jiyoung bertemu pandang dengan tatapan jonghyun yang seperti tengah memohon.




"sepertinya anda butuh istirahat" ujarnya lagi dan secara tidak rela jiyoung berbalik dan berjalan keluar meninggalkan ruang kerja presiden.





"saya akan berbicara pada nyonya" pamit jonghyun pada presiden dan menyusul jiyoung,saat keluar dari ruang presiden dia tidak sengaja berpapasan dengan hyukjae dan saling bertukar pandang sekilas.




"sepertinya anak itu membuat presiden sedikit kesusahan" ujar hyukjae sembari menutup pintu dari dalam.






"jiyoung -ah" panggil jonghyun dengan suara pelan takut jika ada yang mendengarnya,jiyoung yang hampir menjangkau pintu keluar berhenti dan berbalik.




"di mana youngjae" tanya jiyoung ketika jonghyun sudah berdiri di hadapnnya,"kau pasti tahu dimana dia,katakan padaku,aku ibunya aku harus tahu kondisinya "ujar jiyoung seakan menuntut.






" tenangkan dirimu,dia baik baik saja,kau tidak perlu khawatir"



"dimana dia"



"aku tidak tahu dimana pasti nya,tapi daehyun pergi bersamanya,jadi kau tidak perlu khawatir"


"daehyun?"jiyoung bertanya tanya dalam hati siapa yang jonghyun maksud,menyadari bahwa jiyoung tidak mengetahui daehyun jonghyun pun menjelaskan.





" dia adalah kepala keamanan youngjae yang tinggal bersamanya,usia mereka hanya terpaut satu tahun,kau masih ingat anak muda yang datang dengannya waktu ke blue house dulu"



jiyoung tampak mengingat ingat dan dalam ingatannya tertuju pada anak muda yang berada di samping youngjae saat ia berkunjung ke rumah youngjae beberapa hari yang lalu yang tidak lain adalah daehyun.




"apa mereka sangat dekat"



"dia akan menjaga youngjae, kau tidak perlu mengkhawatirkannya"




"bagaimana dengan sunhwa"


pertanyaan jiyoung membuat jonghyun tersentak,dan melihatnya dengan ekspresi yang tak bisa di jelaskan.




"bagaimana dengan sunhwa,apa dia belum bertemu dengan kihyun" tuntut jiyoung ketika melihat jonghyun begitu terbebani hanya untuk mengatakan ya atau tidak.


"jonghyun-ah...."


"sunhwa baik baik saja,pulanglah"



"bagaimana dengan kihyun,kau masih berfikir dia baik baik saja"





~BREAK OUR DESTINY~


langit seoul mulai menggelap lampu lampu jalanan mulai menyala,daehyun menuruni anak tangga menuju bawah dengan rambut yang masih basah dan juga handuk putih yang mengalung di lehernya, sekilas youngjae melihat ke arahnya dan kembali melihat ke arah sebelumnya sembari memakan cemilan ringan yang berada di tangannya,pandangannya lurus kedepan entah apa yang di lihatnya karna daehyun tidak memiliki tv di ruang tamu,daehyun kemudian duduk berhadapan dengan youngjae tapi youngjae bersikap seperti tidak melihatnya,dia bersandar dengan santai dan tetap memakan cemilannya,daehyun kemudian menoleh kebelakang sedikit merasa penasaran apa yang sebenarnya di lihat oleh youngjae,apa youngjae sudah mulai gila atau kemasukan sesuatu,daehyun kemudian bersikap acuh lagi pula youngjae orang yang sulit di tebak,sekarang dia begini belum tentu detik selanjutnya,
daehyun tidak sengaja melihat ke arah meja dan menemukan ponselnya yang sudah berpindah kepemilikan sejak dua hari terakhir,dia kemudian hendak mengambil ponselnya tapi saat dia sudah menggapainya youngjae tiba tiba melakukan pergerakan dan memukul tangan daehyun.



"apa yang kau lakukan" ujar youngjae,bukankah seharusnya dia yang bertanya.



"aku ingin melihat ponselku" ujar daehyun yang masih belum berpindah posisi,dia sedikit menunduk saat ingin mengambil ponselnya tadi.


"hanya melihatkan ya sudah lihat saja" ujar youngjae acuh sembari menaikkan kakinya ke atas meja,tidak sopan.

"kembalikan padaku,aku butuh privasi" ujar daehyun malas sembari menegakkan tubuhnya dan bersandar di sofa.




"privasi apanya,memangnya kau punya wanita di luar sana yang menunggu untuk kau kabari" youngjae kemudian mengambil ponsel daehyun dan mengotak atiknya.




"ahjussi,ahjussi,jonghyun ahjussi,ahjussi,jonghyun ahjussi, jonghyun ahjussi,jonghyun ahjussi, ahjussi" youngjae kemudian menurunkan ponsel daehyun dan menatap ke arah daehyun.



"apa ini yang kau sebut sebagai privasi,ahjussi,ahjussi kenapa hanya ada panggialn ahjussi yang masuk ke ponselmu,sebenarnya berapa banyak ahjussi yang berhubungan denganmu,apa kau sudah terbiasa berteman dengan ahjussi ahjussi, bukankah sudah pernah ku bilang sebelumnya berhenti mencari teman aneh seperti seungwoo ahjussi, kenapa kau tidak mendengarku"




daehyun menyandarkan kepalanya dan menghela nafas,apa yang salah dengan ahjussi, hatinya lah yang sedang bermasalah.





"ya' kenapa kau menghela nafas,berhenti melakukannya saat aku sedang bicara,kau ini benar benar"


daehyun hanya memandangnya dengan malas dan youngjae melemparkan ponsel daehyun di sampingnya dan kembali mengambil cemilannya yang sempat di telantarkannya tadi,daehyun kembali menyandarkan kepalanya dan tersenyum tidak percaya,tapi rupanya youngjae menangkap hal itu.




"wae,wae...kenapa kau tersenyum seperti itu,apa yang sedang kau fikirkan,apa kau memikirkan sesuatu yang buruk"




"buruk,sangat buruk" gumam daehyun tanpa merubah posisinya "




"ya', kau sudah gila,jangan memikirkan sesuatu yang buruk saat aku di dekat mu eoh..."



"fikiran burukku datang karnamu"



"m-mwo....kau sudah gila"



"ne.............,akan ku fikirkan lagi sejak kapan aku mulai gila"

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro