Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

VI. Halo, Orang Baru

"Kak Ejak, ayo bangun!"

Reza membuka matanya pelan, melihat siluet seseorang yang masih buram. Berkedip beberapa kali, baru dia menyadati siluet itu adalah adiknya.

"Rena ...? Sekarang jam berapa?"

Adiknya, Rena berkedip. "Um, kalau tidak salah ... jam delapan pagi!"

"Oh." Reza berkedip lagi dan mendudukkan dirinya. Dia melirik Rena yang berlari keluar kamarnya lalu mengambil ponselnya.

Semalam, dia berhasil mengajak Sarah, Endra dan tiga teman mereka untuk bergabung dengan kelompoknya. Sepertinya Mona dan salah satu trio jurusan bahasa itu juga berhasil meyakinkan teman mereka. Tapi Reza tertidur sebelum mereka masuk ke grup.

"Banyak sekali," gumam Reza. Sang pemuda mengklik grup itu dan mengscrollnya. Tidak benar-benar membaca pesan yang dikirim.

"Ah, jadi  sepuluh nanti ya." Reza mendengus. Moodnya saat pagi memang terkadang tidak karuan. "Harusnya aku bangun dari tadi. Ya sudahlah. Ngebut."

Pemuda itu berdiri dan pergi ke kamar mandi. Bersiap untuk kerja kelompok– yang dia yakin pasti akan belok dari tujuan awal mereka.

---

"Oh, ini ya."

Reza melihat taman di depannya. Jika orang lain kerja kelompok di cafe, mereka malah di taman. Yah, ini bukan kerja kelompok sih. Hanya bertemu dengan orang-orang yang baru bergabung ke kelompok mereka. Mengakrabkan diri, kata Aru tadi.

Sang pemuda melihat kamera ponselnya sekali lagi sebelum mencari teman-temannya. Dia mengenakan luaran denim dan sepatu converse hari ini. Ada Aru, jadi Reza harus menjaga imagenya– walau mungkin sudah dihancurkan Mona habis-habisan sekarang karena kedua gadis itu sampai duluan daripada dia.

"Oh, Ejak!"

Yang dipanggil menoleh, menangkap sosok teman-temannya di gazebo tak jauh dari gerbang masuk. Dia tersenyum dan menghampiri mereka.

Empat belas orang, yang berarti semua sudah datang sebelum dia. Dan entah Reza yang lama, atau karena auranya yang menenangkan. Tapi sebagian dari mereka menunjukkan wajah mengantuk.

"Hei. Maaf telat," ucap Reza melepas sepatunya dan naik ke gazebo.

"Gak apa-apa. By the way, nice outfit, Jak," ucap Mona. Pemakai blazer—yang Reza yakin gadis itu ambil dari lemari Rai—itu sedang tiduran, matanya bolak-balik dari ponselnya ke yang lain.

Tolong, jangan tiduran di gazebo umum.

"Makasih, orang yang make blazer sepupunya." Reza tersenyum mendengar protes dari Mona.

"Oke, karena Reza sudah sampai, kita kenalan lagi, yuk?"

Perhatian Reza langsung terfokus pada seorang gadis berambut hitam. Aru menguncir rambutnya setengah, gaya yang tidak pernah dia pakai di sekolah. Sang gadis memakai kemeja putih dengan luaran oversized sweater biru muda yang– astaga, sangat cocok dengannya.

'Oke, cukup, Reza Arvian! Jangan salah fokus dulu! Masih pagi! Masih pagii!' batin Reza berdehem. Dia mengangguk setuju.

Melihatnya, Aru tersenyum. "Pertama, aku Aru. Dan–"

"... daripada kita kenalan satu-satu lagi, kenapa nggak salah satu dari kita kenalin yang lain ke Reza?" saran Neo memotong perkataan Aru. Si pemakai hoodie mengerutkan alis ketika menyadari perhatian semua orang tertuju padanya.

"Ide bagus. Aku yang kenalin ya!" Adinda mengangkat tangan dari tempatnya di sebelah Neo. Melihat anggukan, pemakai kaos putih itu tersenyum dan memulai.

"Yang rambutnya diikat dua itu namanya Karin, anak IPA temannya Mona. Di sebelahnya Nana, anak IPA juga. Terus yang di sebelah kanan Rai namanya Endra, sebelahnya lagi Sarah, mereka anak IPS yang diculik Reza!" Reza memprotes, dan Adinda tertawa.

Dia melanjutkan. "Cowok kaca mata itu Alex, di kanannya Ayu, di kiri Alex namanya An. Triple A itu jurusan IPS temen Endra dan Sarah. Terus, yang di sebelah Neo namanya Nao, sepupu Neo. Di sebelah Nao itu Ena!"

Reza mengangguk-angguk mendengar penjelasan Adinda. Walau dia pasti tidak akan mengenal mereka semua langsung, dia selalu bermasalah untuk mengingat orang baru.

"Oke. Sekarang, kita ngapain?" Seorang gadis dengan jaket—eh, Nana?—bertanya.

"Oh, kata Aru tadi, kita hari ini mengakrabkan diri 'kan?" Aru menganggukkan kepalanya pada pertanyaan Mona. "Kalau begitu, kita ke arcade yuk!"

.
.
.

To Be Continue.

Makin lama kok makin pendek 🧍

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro